Jawa Tengah Tambah Laboratorium Pengujian Covid-19
Mulai Selasa (14/4/2020), laboratorium di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bisa memeriksa sampel Covid-19. RSUD Dr Moewardi, RSUP Dr Kariadi, RS Undip, dan RS Pertamina Cilacap juga disiapkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Guna memperbanyak dan mempercepat pengujian sampel Covid-19, Jawa Tengah menambah laboratorium uji. Setelah Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, kini pengujian bisa dilakukan di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Solo.
”Mulai Selasa (14/4/2020), laboratorium di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bisa memeriksa sampel Covid-19. Laboratorium itu mampu melakukan 40 tes per hari,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, melalui tanya-jawab melalui tayangan video, Rabu (15/4/2020).
Sebelumnya, Jateng mengandalkan tiga lembaga untuk pengujian sampel dengan polymerase chain reaction (PCR), yakni Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta, Balai Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta, dan Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, selain di RS UNS, tempat pengujian sampel Covid-19 juga tengah disiapkan di tempat lain di Jateng, antara lain RS Moewardi Solo, RS Dr Kariadi Semarang, RS Universitas Diponegoro Semarang, dan RS Pertamina Cilacap.
”Pemeriksaan PCR ini memerlukan waktu setidaknya 6-8 jam. Diukur juga dengan kuantitas sampel yang mesti masuk. Apabila Salatiga, Solo, Semarang, dan Cilacap ada, ditambah dukungan Yogyakarta, mudah-mudahan akan lebih optimal cakupan pengujiannya,” kata Ganjar.
Pelaksanaan rapid diagnostic test (RDT) atau tes cepat juga dilakukan di Jateng. Tes itu untuk penapisan dan pendeteksian awal Covid-19. Yulianto menuturkan, pihaknya sudah mendistribusikan total sekitar 25.000 alat tes cepat ke kabupaten/kota di Jateng. Namun, belum semua hasil dilaporkan ke Dinkes Jateng.
Menurut data Pemprov Jateng pada Rabu (15/4) pukul 10.08, tercatat ada 211 kasus positif Covid-19 di Jateng, dengan rincian 143 dirawat, 32 sembuh, dan 36 meninggal. Juga terdapat 644 pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat dan 644 orang dalam pemantauan (ODP).
Antisipasi pemudik
Guna mengantisipasi penyebaran virus korona baru, Polrestabes Semarang dan Pemerintah Kota Semarang menerapkan wajib lapor bagi setiap warga yang masuk ke kota itu. Pendataan dengan memindai barcode melalui aplikasi dengan nama SIDATANG (Sistem Pendataan Pendatang).
Kepala Polrestabes Semarang Komisaris Besar Auliansyah Lubis menuturkan, barcode yang harus dipindai masyarakat tersedia di pelabuhan, bandara, stasiun kereta api, dan terminal bus. ”Yang masih dievaluasi adalah letak penempatannya, agar para penumpang tak menumpuk,” ujarnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, program SIDATANG membuat pendataan lebih efektif, efisien, dan cepat. Dengan demikian, data pendatang yang tersaji bisa lebih merinci.
”Apalagi, basis datanya juga langsung tersambung secara real time ke server pemkot dan polrestabes sehingga begitu ada data masuk, bisa dilakukan klarifikasi. Puskesmas di Kota Semarang selanjutnya akan memantau hingga melakukan karantina,” ucap Hendrar.