Kompetisi Terhenti, Barito Putera Sepakati Pemotongan Gaji hingga 75 Persen
Klub sepak bola Barito Putera menyepakati besaran pemotongan gaji periode Maret-Juni 2020 menyusul terhentinya gelaran kompetisi Shopee Liga 1 2020 akibat pandemi Covid-19. Besaran pemotongan gaji hingga 75 persen.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Klub sepak bola PS Barito Putera menyepakati besaran pemotongan gaji periode Maret hingga Juni 2020 menyusul terhentinya gelaran kompetisi Shopee Liga 1 2020 akibat pandemi Covid-19. Besaran pemotongan gaji pelatih, pemain, dan ofisial klub asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu hingga 75 persen.
Chief Executive Officer (CEO) PS Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman mengatakan, manajemen klub bersama pelatih, pemain, dan ofisial telah menyepakati besaran pemotongan gaji dengan mengacu pada Surat Keputusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nomor 48 tertanggal 27 Maret 2020.
Dalam keputusan PSSI tersebut, antara lain ada klausa perihal opsi perubahan kontrak kerja yang sebelumnya sudah disepakati antara manajemen klub dan pelatih, pemain dan ofisial. ”Klub hanya diwajibkan membayarkan maksimal 25 persen dari nilai yang tertera di dalam kontrak kerja untuk periode Maret sampai Juni,” katanya di Banjarmasin, Rabu (15/4/2020).
Menurut Hasnuryadi, pemotongan gaji hingga 75 persen itu bisa dimaklumi oleh pelatih, pemain, dan ofisial ”Laskar Antasari”, julukan PS Barito Putera, yang didirikan di Banjarmasin pada 21 April 1988. Sejak pertengahan Maret lalu, tim juga sudah diliburkan karena situasi yang dihadapi saat ini memang sangat berat.
”Kondisi yang dihadapi saat ini sekaligus menjadi ujian bagi keluarga besar PS Barito Putera untuk bertahan sekuat tenaga menghadapinya. Kami harus tetap memegang nilai-nilai dasar yang selalu diingatkan pendiri PS Barito Putera, mendiang Haji Abdussamad Sulaiman HB, yakni kekeluargaan dan kebersamaan,” tuturnya.
Pelatih Kepala PS Barito Putera Djadjang Nurdjaman mengutarakan, ia tidak begitu mempersoalkan pemotongan gaji dalam situasi sulit akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. ”Tidak masalah apabila dalam keadaan kahar atau force majeure seperti ini manajemen akhirnya mengurangi gaji personel tim,” katanya.
Hal senada disampaikan perwakilan pemain PS Barito Putera, yakni kapten tim Rizky Rizaldi Pora dan wakil kapten tim Bayu Pradana. Keduanya mendukung penuh kebijakan yang ditempuh pihak manajemen klub dalam situasi sekarang ini.
”Langkah tersebut setidaknya dapat membantu meringankan beban yang harus dihadapi klub pada situasi terhentinya kompetisi. Apalagi, tidak bisa dipastikan kondisi seperti ini sampai kapan bakal berakhir,” kata Rizky Pora.
Situasi yang dialami kali ini, menurut Hasnuryadi, memang berat. Tidak ada yang menginginkan kondisi ini terjadi. Namun, sekarang semua sudah dan sedang terjadi. Tak ada yang bisa memastikan kapan situasi seperti ini akan berakhir.
Menurut dia, hanya dengan pertolongan Allah SWT serta dibarengi semangat kekeluargaan dan kebersamaan, Barito Putera tetap mampu bertahan. ”Saya juga memohon doa dari semua pihak, khususnya para pencinta PS Barito Putera agar situasi sulit ini cepat berlalu dan kompetisi Liga 1 bisa segera bergulir lagi,” kata Hasnuryadi.
Kompetisi Shopee Liga 1 2020 terhenti pada pekan ketiga. Sampai pekan ketiga tersebut, Barito Putera bercokol di papan bawah klasemen sementara dengan menempati peringkat ke-17 atau nomor dua dari bawah. Dalam tiga pertandingan, Barito Putera hanya mengemas 1 poin dari satu hasil imbang dan dua kekalahan.