Jelang Puncak Panen Raya, Kabupaten Malang Surplus Beras 3.240 Ton
Kabupaten Malang masih surplus beras 3.240 ton. Jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk di masa pandemi Covid-19.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kabupaten Malang, Jawa Timur, saat ini masih surplus beras 3.240 ton. Jumlah itu cukup memenuhi kebutuhan pangan di masa pandemi Covid-19. Jumlah cadangan beras segera bertambah pada April-Juni setelah panen raya.
Berdasarkan pengamatan di beberapa daerah penghasil padi, seperti Kecamatan Singosari, Karangploso, Pakis, Pakisaji, dan Kepanjen, dalam beberapa hari terakhir, umur tanaman padi tidak seragam. Ada yang baru panen, sebagian lainnya mulai siap untuk dipanen, dan sisanya justru baru memulai tanam.
Puncak panen raya di Kabupaten Malang tahun ini sedikit bergeser dibandingkan dengan tahun lalu akibat dampak mundurnya musim hujan. Jika tahun lalu puncak panen terjadi pada Maret-Mei, saat ini mundur satu bulan menjadi April-Juni.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang Budiar Anwar, Kamis (16/4/2020), mengatakan, pergeseran masa panen ini hanya berpengaruh pada perbedaan luasan panen. Jika tahun lalu, hingga akhir Maret, luas panen mencapai 17.074 hektar (ha), pada periode yang sama tahun ini baru mencapai 11.241 ha.
Artinya, jika dihitung dengan produktivitas rata-rata 7,9 ton per ha, produksi padi di Kabupaten Malang hingga akhir Maret 2020 baru mencapai 88.803 ton gabah kering giling (GKG). Sementara periode yang sama tahun 2019 sebanyak 134.884 ton GKG.
Budiar optimistis selisih produksi ini akan tertutupi oleh panen April-Juni. Hal ini terlihat dari kondisi tanaman di lapangan yang baik dan cuaca yang kondusif. Sementara itu, dampak penyebaran Covid-19 tidak banyak berpengaruh terhadap aktivitas petani di wilayahnya.
”Pengaruh Covid-19 terhadap pertanian hanya ke hortikultura dan sebagian perkebunan. Harga beberapa komoditas hortikultura turun akibat banyak usaha kecil libur, sedangkan untuk beras aman,” ucapnya.
Berdasarkan catatan Kompas, produksi padi di Kabupaten Malang tahun 2019 sebanyak 510.091 ton GKG. Angka ini lebih besar dibandingkan 2018 yang hanya 498.154 ton GKG. Luas lahan sawah di kabupaten ini 45.888 ha, dengan 28.393 ha di antaranya mendapatkan irigasi teknis. Sisanya semiteknis dan irigasi sederhana.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang Nasri Abdul Wahid berharap cadangan beras di wilayahnya terus stabil. Selain angka surplus yang mencapai 3.240 ton, saat ini juga masih ada stok beras di Gudang Badan Urusan Logistik sebanyak 27.800 ton sehingga kondisi pangan aman.
Menurut Nasri, tahun 2020 surplus beras diperkirakan bisa mencapai 77.000-78.000 ton lantaran pengaruh kondisi kemarau yang basah. Pada 2019, Kabupaten Malang surplus beras 85.864 ton dan 2018 surplus sebanyak 79.669 ton.
Pengaruh Covid-19 terhadap pertanian hanya ke hortikultura dan sebagian perkebunan.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kecamatan Kepanjen Sunaryo mengatakan, jelang panen kali ini harga gabah di Malang cenderung stabil meski di daerah lain ada yang turun cukup drastis. Harga gabah di Malang hanya turun Rp 200 per kg GKG.
”Di beberapa daerah ada penurunan harga gabah, tetapi di Malang tidak begitu besar. Jika semua harga gabah Rp 5.200 per kg GKG, saat ini jadi Rp 5.000 per kg. Kalau di Kabupaten Jombang, Lamongan, dan Ponorogo hanya Rp 4.500 sampai Rp 4.200 per kg,” ucapnya. Menurut Sunaryo ada beberapa penyebab turunnya harga gabah, yakni faktor cuaca, proses distribusi, dan kondisi ekonomi lokal.
Sementara itu, kondisi berbeda terjadi di luar komoditas padi. Menurut Budiar, luas tanaman jagung di wilayahnya tahun ini berkurang akibat curah dan hari hujan, pada awal musim hujan lalu, yang kurang mendukung. Seperti diketahui, jagung lebih banyak dibudidayakan di daerah kering.
”Musim hujan terlambat dan curah hujan kurang memadahi. Maka, panen kali ini, sampai akhir Juni, diperkirakan hanya sekitar 32.921 ha. Adapun periode yang sama tahun lalu 37.089 hektar,” ucapnya. Sebagai gambaran, produksi jagung pada 2018 di Kabupaten Malang mencapai 272.000 ton.