Para petani jagung di Banyuwangi segera memulai masa panen raya pada April dan berpuncak pada Mei. Bulan ini saja, panen jagung diproyeksi mampu mencapai 37.052 ton jagung pipilan.
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Para petani jagung di Banyuwangi akan segera memulai panen raya pada April hingga puncaknya pada Mei. Bulan ini, panen jagung diproyeksi mampu mencapai 37.052 ton jagung pipilan.
Proyeksi panen jagung pada April 2020 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, harga jagung di tingkat petani justru anjlok hingga Rp 3.200 per kilogram jagung pipilan.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi mencatat, total luas ladang jagung di Banyuwangi pada 2019 mencapai 26.191 hektar. Tahun lalu, total produksi jagung selama setahun mencapai 177.341 ton jagung pipilan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi Ahmad Khoiri, di Banyuwangi, Rabu (16/4/2020), mengatakan, petani jagung sedang bersiap panen. Pada bulan ini, ada 5.469 hektar kebun jagung yang siap panen.
Khoiri mengatakan, produktivitas jagung di Banyuwangi tahun ini mencapai 67,75 kuintal per hektar. Dengan produktivitas tersebut, produksi jagung pada April 2020 diprediksi dapat mencapai 37.052 ton jagung pipilan.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun lalu. Pada April 2019, lahan yang dipanen hanya 476 hektar. Kendati produktivitasnya lebih tinggi hingga 71,96 kuintal per hektar, total produksi jagung saat itu hanya 3.425 ton.
”Ada pergeseran masa panen raya. Tahun lalu, puncak panen raya terjadi pada bulan Maret sehingga panen bulan April merupakan sisa panen raya. Tahun ini, panen raya terjadi di akhir April hingga pertengahan Mei. Pergeseran ini murni karena faktor cuaca,” tutur Khoiri.
Ketua Kelompok Tani Murni, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Ahmad Jamali mengatakan, jagung yang siap panen ialah yang ditanam di ladang tadah hujan. Adapun tanaman di ladang irigasi normalnya baru berusia tanam 1 bulan.
Salah satu kendala yang dihadapi petani jagung saat ini ialah harga jual jagung di tingkat petani. ”Saat ini, harga jagung pipilan di tingkat petani hanya Rp 3.200 per kg. Kami khawatir, saat puncak panen raya, harga jagung bisa benar-benar anjlok di bawah Rp 4.000 per kg,” ujarnya.
Ahmad mengatakan, harga jagung pipilan normalnya Rp 4.000 per kg. Ia masih ingat betul, tahun lalu di bulan yang sama, harga jagung pipilan di tingkat petani bisa mencapai Rp 4.200 per kg.
Saat ini, harga jagung pipilan di tingkat petani hanya Rp 3.200 per kg. Kami khawatir, saat puncak panen raya, harga jagung bisa benar-benar anjlok di bawah Rp 4.000 per kg
Anjloknya harga jagung pipilan lanjut Ahmad, diakibatkan kelebihan produksi. Menurut dia, cuaca di masa tanam awal tahun 2020 sangat cocok bagi tanaman jagung. Gagal panen para petani cabai di ujung 2019 juga membuat banyak petani cabai beralih menanam jagung.
”Saat ini memang kelebihan produksi. Ditambah lagi sulitnya logistik saat ini karena Covid-19, pengiriman ke Surabaya dan Bali sedikit tersendat,” tutur Ahmad.