Bantuan Bahan Pangan di Kota Tegal Dibagikan Tiga Kali
Bantuan bahan makanan bagi masyarakat miskin dan terdampak Covid-19 di Kota Tegal, selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan dilakukan tiga kali. Di Tegal, PSBB mulai 23 April-23 Mei akan dibagi dua tahap.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS -- Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah mulai mendistribusikan bantuan paket bahan makanan kepada warga miskin dan terdampak pandemi Covid-19, Senin (20/4/2020). Bantuan diberikan sebanyak tiga kali yakni, sebelum, selama, dan sesudah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Tiga hari jelang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemkot Tegal mulai membagikan paket bahan makanan kepada masyarakat miskin dan terdampak Covid-19. Paket makanan yang dibagikan berisi terdiri dari lima kilogram beras, enam bungkus mi instan, satu kaleng sarden, satu kaleng susu kental manis, satu bungkus teh, dan satu botol kecap. Satu paket bantuan senilai Rp 100.000.
Paket bahan makanan tersebut akan disalurkan kepada masyarakat sebanyak tiga kali yakni, sebelum, selama, dan sesudah penerapan PSBB. Pemkot Tegal berencana menerapkan PSBB selama dua tahap. Setiap tahap berlangsung 14 hari ditambah satu hari masa persiapan. Tahap pertama akan berlangsung 23 April-8 Mei 2020 dan tahap kedua pada 9 Mei-23 Mei 2020.
"Rencananya, nanti ada tiga kali pembagian bantuan makanan kepada warga miskin dan terdampak pandemi Covid-19. Bantuan pertama disalurkan sebelum PSBB, bantuan kedua disalurkan di tengah-tengah masa PSBB, dan ketiga akan dibagikan setelah PSBB selesai," kata Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi di Kelurahan Pesurungan Lor, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Senin petang.
Jumadi mengatakan, Pemkot Tegal bekerja sama dengan sedikitnya 54 sopir angkutan kota dan 27 tukang becak untuk membagikan paket makanan kepada masyarakat. Dalam satu kali perjalanan pengantaran sembako, mereka akan mendapatkan upah Rp 20.000. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan sopir angkot dan tukang becak yang menurun selama pandemi Covid-19.
Dalam satu kali perjalanan pengantaran sembako, mereka akan diupah Rp 20.000. Hal itu untuk meningkatkan pendapatan sopir angkot dan tukang becak yang menurun selama pandemi Covid-19.
Meski demikian, banyak warga mengeluhkan pembagian bantuan kurang merata. Wiwid (31), warga Slerok, Kecamatan Tegal Timur mengatakan, keluarganya tidak tercatat sebagai penerima bantuan. Padahal, menurut dia, keluarganya layak mendapatkan bantuan.
"Saya tidak kerja, suami saya kerjanya sebagai pedagang. Selama wabah Covid-19, dagangan suami saya tidak laku karena orang-orang takut keluar rumah dan jajan di luar. Jadi, pemasukan keluarga kami minim," ujar Wiwid.
Menurut Wiwid, pembagian bantuan paket makanan di daerahnya belum merata. Wiwid berharap, keluarganya bisa mendapatkan bantuan seperti keluarga lainnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Sosial Kota Tegal Dyah Kemala Shinta mengatakan, data warga miskin dan terdampak Covid-19 di Kota Tegal terus bertambah. Pada penyaluran bantuan pertama, jumlah penerima bantuan sebanyak 16.365 keluarga.
Pemkot Tegal berharap, bantuan lain dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat juga bisa cair sebelum PSBB diberlakukan.
"Data ini terus bergerak, menurut laporan terbaru ada sekitar 20.000 warga yang terdampak. Kami akan memverifikasi data tersebut," tutur Dyah.
Dyah menuturkan, data yang sudah diverifikasi tersebut akan menjadi data acuan Pemkot Tegal untuk menyalurkan bantuan pada pertengahan masa PSBB mendatang. Pemkot Tegal berharap, bantuan lain dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat juga bisa cair sebelum PSBB diberlakukan. Dengan begitu, masyarakat Kota Tegal bisa menjalankan PSBB dengan tenang.