Kombinasi Sanksi Tegas dan Tes Masif di PSBB Bandung Raya
Penegakan aturan disiplin tegas dan penerapan uji cepat serta reaksi rantai polimerase akan menjadi kombinasi utama melanjutkan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar di Jawa Barat.
Oleh
cornelius helmy
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Penegakan aturan disiplin tegas dan penerapan uji cepat serta reaksi rantai polimerase akan menjadi kombinasi utama melanjutkan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Jawa Barat. Harapannya, tidak sekadar memutus penularan, PSBB bisa merawat dan mengobati penderita Covid-19.
Hal itu dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil menanggapi evaluasi dan rencana PSBB di Jabar. Saat ini, ada lima daerah yang sudah melakukan PSBB. Daerah itu adalah Kota/Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota/Kabupaten Bekasi (Bodebek).
Lima daerah lain yang akan melakukan PSBB adalah Kota/Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang (Bandung Raya). PSBB Bandung Raya akan berlangsung 22 April 2020 hingga 14 hari ke depan.
Berkaca dari evaluasi di Bodebek, Kamil mengatakan, polisi dan TNI sudah menyiapkan puluhan titik pengamanan. Penegakan disiplin tegas akan diberikan kepada pelanggar lewat surat tilang dan blanko teguran. Bantuan sosial juga telah disalurkan supaya dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi Covid-19 bisa tertangani.
”Bandung Raya belajar dari Jakarta, belajar dari evaluasi Bodebek, sehingga menghasilkan PSBB terbaik,” ucapnya.
Selain sanksi tegas, Emil mengatakan, PSBB Bandung Raya akan disertai tes uji cepat masif. Tujuannya, menghasilkan peta persebaran yang bisa dikendalikan.
Tidak hanya itu, sebagai tindak lanjut hasil tes cepat, Pemprov Jabar akan menggelar tes melalui pemeriksaan dengan teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) bagi warga terindikasi positif Covid-19. Saat ini, kapasitas pemeriksaan sampel di Jabar hingga 2.000 sampel per hari.
”PSBB harus diikuti tes masif. Tanpa itu, kita sama saja membiarkan virus berkeliaran. Contohnya, selama 14 hari ke depan, warga Kota Bandung wajib melakukan tes masif 0,6 persen dari jumlah penduduk. Kalau jumlah penduduk 2,5 juta, jadi kurang lebih 15.000 warga (dites),” tuturnya.
”Kami juga diperkuat banyak rumah sakit rujukan. Kini, ada 105 rumah sakit rujukan di seluruh Jabar. Selain itu, sejumlah pemerintah kabupaten/kota di Jabar mengalihfungsikan gedung dan stadion sebagai ruang isolasi. Salah satunya, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jabar di Cimahi dan Bekasi,” lanjutnya.
PSBB harus diikuti tes masif. Tanpa itu, kita sama saja membiarkan virus berkeliaran.
Wali Kota Bandung Oded M Danial menyatakan, tes masif bakal dilaksanakan selama PSBB. Tanpa tes, PSBB kurang efektif. Namun, di luar itu, Oded mengimbau seluruh warga Kota Bandung berkontribusi dengan tetap berdiam di rumah.
”Mudah-mudahan wabah ini cepat selesai. Mari kita lakukan bersama-sama,” ucapnya.