Penanganan Covid-19 di Maluku, Kematian Nol dan Kesembuhan 59 Persen
Penanganan pasien terinfeksi virus korona baru di Provinsi Maluku membangkitkan harapan masyarakat. Dari 17 pasien yang ditangani, 10 orang di antaranya dinyatakan sembuh atau 59 persen. Angka kematian nihil.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Penanganan pasien terinfeksi virus korona baru penyebab Covid-19 di Provinsi Maluku membangkitkan harapan masyarakat. Dari 17 pasien yang ditangani, 10 orang di antaranya dinyatakan sembuh atau 59 persen. Sejauh ini tak ada pasien yang meninggal. Kerja tenaga medis diapresiasi. Meski demikian, masyarakat diharapkan mematuhi anjuran pemerintah demi memutus rantai penyebaran Covid-19 di daerah itu.
Hingga Selasa (21/4/2020), tujuh pasien yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Ambon juga menunjukkan tanda kesembuhan. ”Sebagian besar dari mereka menunjukkan kondisi stabil dan semakin membaik. Angka kesembuhan yang semakin banyak ini memberikan harapan buat kita semua,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Kasrul Selang.
Ia mengatakan, kerja medis saat ini berjalan dengan lancar karena ketersediaan fasilitas dan alat pelindung diri yang masih tercukupi. Dikhawatirkan, jika terjadi ledakan pasien, perlu penambahan. Pemerintah daerah telah mengajukan penambahan alat pelindung diri dan alat babtu pernapasan (ventilator) ke tingkat pusat. Ventilator di Maluku tidak lebih dari 20 unit. Jumlah itu tidak lebih dari 10 persen dari kebutuhan.
Sebagian besar dari mereka menunjukkan kondisi stabil dan semakin membaik. Angka kesembuhan yang semakin banyak ini memberikan harapan buat kita semua. (Kasrul Selang)
Saat ini, total kasus positif Covid-19 di Maluku 17 dan 10 orang di antaranya sudah sembuh serta diperbolehkan pulang ke rumah. Semua pasien positif Covid-19 dirawat di sejumlah rumah sakit di Ambon. Adapun pasien dalam pengawasan 15 orang dan orang dalam pemantauan 87. Sebagian besar dari mereka adalah pelaku perjalanan.
Kasrul mengajak masyarakat agar bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19 yang kini sudah mengalami transmisi lokal di Maluku. Virus itu dibawa oleh pelaku perjalanan dari luar Maluku, kemudian menyebar ke keluarga, rekan kerja, dan kerabat. Hampir semua korban terinfeksi itu satu keluarga dengan pelaku perjalanan. Pencegahan dimaksud dengan cara menjaga kebersihan diri, mengenakan masker, menghindari kerumunan, dan tidak bepergian.
Menurut dia, pemerintah juga berupaya menangani arus masuk pelaku perjalanan. Sejauh ini, kapal dilarang angkut penumpang, sedangkan pesawat masih membawa penumpang. Pemerintah mengefektifkan pemeriksaan di bandara. Bagi penumpang yang merupakan warga Maluku diminta mengisolasi diri di rumah, sementara warga non-Maluku dikarantina di mes pemerintah.
Novensky Manuhutu (25), pasien Covid-19 yang dinyatakan sudah sembuh, kepada sejumlah awak media di Rumah Sakit TNI AL FX Suhardjo, menyampaikan terima kasih kepada petugas medis yang merawat dirinya selama lebih dari dua minggu. Ia dan dua saudaranya serta kedua orangtuanya dinyatakan positif Covid-19. Kini, tinggal kedua orangtuanya yang masih dirawat. Orangtua merupakan pelaku perjalanan.
”Kami diperlakukan dengan sangat baik oleh petugas medis, baik lewat pengobatan, makanan, maupun motivasi agar kami selalu kuat melawan virus korona. Mereka memperlakukan kami seperti keluarga mereka sendiri. Mereka sangat baik. Terima kasih untuk semuanya,” kata Novensky.
Ia berpesan kepada masyarakat agar tidak memberkan penilaian buruk terhadap pasien Covid-19. Mereka adalah korban dari keganasan virus ini. ”Kalau bisa memilih, kami tidak akan memilih jadi pasien. Mungkin ini jalan takdir kami. Mari jaga diri dan keluarga masing-masing,” katanya.
Ketua Komnas HAM Provinsi Maluku Benediktus Sarkol mengapresiasi kerja tenaga medis. ”Kerja tenaga medis ini memberikan harapan kepada publik. Ini kabar gembira di tengah kecemasan. Yang ditunggu publik saat ini adalah penanganan dampak sosial dan ekonomi,” ujar Benediktus.