Warga Dapat Menikmati Kebun Binatang secara Daring
Masyarakat dapat menyaksikan koleksi beraneka jenis satwa yang dipelihara di lembaga konservasi di Bali walaupun sedang berada di rumah masing-masing melalui siaran langsung di media sosial.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Masyarakat dapat menyaksikan koleksi beraneka jenis satwa yang dipelihara di lembaga konservasi di Bali walaupun sedang berada di rumah masing-masing melalui siaran langsung di media sosial Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali. Tayangan itu juga merupakan pemantauan untuk memastikan kondisi satwa tetap terawat dan terjaga di tengah pandemi Covid-19.
”Kami menjadwalkan penayangannya setiap hari melalui live Instagram. Sebagai langkah awal, kami akan melakukan live Instagram ini selama sembilan hari mulai Kamis,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali R Agus Budi Santosa, Kamis (23/4/2020).
Tayangan bertajuk ”Satwa Kami Baik-baik Saja” itu bisa diikuti di akun Instagram BKSDA Bali, yakni @balaiksda_bali, dan lini media sosial lainnya, seperti Facebook dan Twitter.
Pemantauan tim BKSDA Bali pada Kamis dilangsungkan di Bali Zoo, kebun binatang di kawasan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Program ”Satwa Kami Baik-baik Saja” di Bali Zoo itu dipandu Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Gianyar BKSDA Bali Sulistyo Widodo.
Bali Zoo adalah satu dari sembilan lembaga konservasi yang juga kebun binatang yang sudah dijadwalkan dipantau tim BKSDA Bali. Hewan koleksi Bali Zoo antara lain harimau sumatera, orangutan, beruang, dan gajah.
Pihaknya menerapkan protokol pencegahan penyakit Covid-19 bagi seluruh staf Bali Zoo, termasuk tim dokter hingga pihak pemasok pakan.
Agus mengatakan, kegiatan pemantauan yang ditayangkan secara langsung itu juga menjadi upaya BKSDA Bali memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi hewan di lembaga konservasi yang merupakan tempat wisata di Bali itu.
Adapun bagi pengelola lembaga konservasi, BKSDA Bali berharap pihak pengelola lembaga konservasi tetap memelihara dan menjaga kondisi satwanya sesuai kaidah kesejahteraan hewan meskipun pengoperasian kebun binatang sedang dihentikan sementara akibat pandemi Covid-19.
Penanggung jawab harian di Bali Zoo, Dewa Made Purnama Yasa, menyatakan kunjungan ke Bali Zoo ditutup sejak 19 Maret 2020. Penutupan sementara kebun binatang itu mengikuti imbauan pemerintah terkait upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit Covid-19.
”Kami tetap menjaga kondisi hewan yang dipelihara di Bali Zoo. Staf, seluruh keeper (penjaga kandang), dan pawang tetap bekerja, tetapi bergiliran,” kata Yasa. ”Tim dokter hewan juga tetap bertugas,” ujarnya.
Dokter hewan di Bali Zoo, Dewa Atmaja, menambahkan, kesehatan satwa di kebun binatang itu tetap mendapat perhatian, terlebih di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya menerapkan protokol pencegahan penyakit Covid-19 bagi seluruh staf Bali Zoo, termasuk tim dokter hingga pihak pemasok pakan hewan, demi menjaga kesehatan manusia dan satwa di Bali Zoo.
Tim BKSDA Bali, wartawan, dan juga perwakilan Bali Zoo yang akan masuk ke kompleks kebun binatang itu, Kamis, diwajibkan membersihkan tangan dengan semprotan cairan pembersih tangan terlebih dahulu, kemudian diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas keamanan. Petugas lainnya menyemprotkan disinfektan ke badan dan kaki setiap orang sebelum memasuki kompleks kebun binatang. Yasa menyatakan, prosedur itu wajib dijalani setiap orang yang akan memasuki kawasan Bali Zoo.
Sulistyo mengatakan, BKSDA berkewajiban memantau dan mengawasi kondisi koleksi di lembaga konservasi yang ada. Sebelum penyakit Covid-19 mewabah, tim BKSDA Bali rutin mengawasi langsung ke lembaga-lembaga konservasi itu.
”Dalam kondisi sekarang ini, kami justru meningkatkan pengawasannya meskipun kami harus membatasi aktivitas ke lokasi. Kami sudah meminta semua lembaga konservasi agar rutin melaporkan kondisi satwanya,” ujar Sulistyo seusai memandu program ”Satwa Kami Baik-baik Saja” di Bali Zoo, Gianyar.