Stok Lama, Harga Gula di Padang Bertahan Rp 19.000 Per Kilogram
Harga gula pasir di pasar-pasar Kota Padang, Sumatera Barat, bertahan Rp 19.000 per kilogram. Padahal, kini sudah ada stok gula di Bulog Sumbar.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Harga gula pasir di pasar-pasar Kota Padang, Sumatera Barat, bertahan Rp 19.000 per kilogram meskipun sudah ada stok gula di Bulog Sumbar. Para pedagang mengaku gula yang dijual adalah stok lama dengan harga modal lebih mahal.
Di Pasar Raya Padang dan Pasar Alai, Jumat (24/4/2020), misalnya, harga gula pasir dijual sekitar Rp 19.000 per kg. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan Rp 12.500 per kg. Menurut para pedagang, harga tersebut sudah berlangsung sekitar dua bulan terakhir.
Men (57), pedagang di Pasar Raya Padang, mengatakan, harga gula tinggi karena harga di tingkat distributor mahal. Stok gula sekarang dibeli dua minggu lalu dengan modal Rp 900.000 per karung isi 50 kg atau Rp 18.000 per kg.
”Ketika ditanya ke distributor kenapa harga gula mahal, jawabannya macam-macam. Mulai dari jalan rusak hingga korona. Namun, stok mereka selalu ada berapa pun saya minta,” kata Men.
Menurut Men, naiknya harga gula sudah berlangsung berbulan-bulan silam. Pada kondisi normal, harga gula di tingkat distributor hanya Rp 580.000-Rp 600.000 per karung isi 50 kg. Harga jual gula di pasar berkisar Rp 12.500-Rp 13.000 per kg.
Men menambahkan, saat ini stok gula miliknya ada sepuluh karung isi 50 kg. Biasanya, stok tersebut habis selama seminggu hingga sepuluh hari. Namun, dengan kondisi daya beli rendah, baik karena harga mahal maupun adanya Covid-19, stok itu diperkirakan habis 20 hari.
Pengakuan senada disampaikan Feri (67), pedagang di Pasar Alai. Mahalnya harga gula sudah terjadi di tingkat distributor. Stok gula yang dijual sekarang ia beli minggu lalu Rp 875.000 per karung isi 50 kg.
”Harga gula sekarang Rp 19.000 per kg. Seminggu sebelumnya bahkan sampai Rp 20.000 per kg selama dua-tiga hari,” kata Feri.
Feri berharap harga gula bisa terkendali. Sebab, harga gula tinggi berisiko merugikan pedagang, apalagi jika harga gula turun signifikan, sedangkan stok gula pedagang masih dengan harga lama yang lebih mahal.
Sementara itu, daya beli lesu, bukan hanya karena harga gula tinggi, melainkan juga karena warga tidak keluar rumah sejak adanya Covid-19. Menurut Feri, sejak adanya kasus Covid-19 di Sumbar pada 26 Maret lalu, omzet toko berkurang hingga 60 persen.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, Jumat (24/4/2020), kenaikan harga gula di Pasar Raya Padang, pasar terbesar di Kota Padang, berlangsung sejak Januari 2020. Harga gula pasir lokal yang awalnya Rp 13.000 per kg pada Oktober-Desember 2019, naik menjadi Rp 14.300 per kg pada Januari 2020.
Harganya terus naik seiring kosongnya stok gula di Bulog Sumbar. Harga gula pasir lokal naik menjadi Rp 14.800 per kg pada Februari, Rp 17.500 per kg pada Maret, dan Rp 19.550 per kg pada April.
Sejak adanya kasus Covid-19 di Sumbar pada 26 Maret lalu, omzet toko berkurang hingga 60 persen.
Daring
Kepala Bulog Sumbar Tommy Despalingga mengatakan, stok gula di gudang Bulog Sumbar sekarang sudah ada.
”Sekitar 13 April lalu, sudah masuk gula sekitar 200 ton,” kata Tommy.
Sebelumnya, stok gula di gudang Bulog Sumbar sempat kosong sehingga operasi pasar untuk pengendalian harga tidak dapat dilakukan.
Menurut Tommy, operasi pasar sudah mulai dilakukan, tetapi melalui daring karena adanya larangan kegiatan keramaian untuk mencegah penularan Covid-19. Gula disalurkan ke masyarakat melalui Rumah Pangan Kita (RPK), Toko Tani Indonesia Centre (TTIC), ataupun aplikasi daring lainnya.
Tommy menjelaskan, stok gula 200 ton itu setidaknya bertahan untuk minggu-minggu pertama Ramadan ini. Selanjutnya, pada minggu pertama Mei 2020, akan tiba lagi pasokan 350 ton gula dari Jakarta yang diperkirakan cukup untuk stok hingga Lebaran.
”Stok 200 ton ini kami upayakan agar harganya pada awal-awal Ramadhan jangan sampai naik lagi. Yang penting kami memberikan sinyal kepada masyarakat bahwa di Bulog Sumbar ada gula dengan harga Rp 12.500 per kg. Bisa membeli melalui RPK, TTIC, atau melalui aplikasi daring yang sudah bekerja sama dengan kami,” ujar Tommy.
Terkait harga yang masih tinggi, menurut Tommy, stok 200 ton gula memang sulit untuk segera menurunkan harga. Namun, dengan adanya sinyal itu, setidaknya distributor tidak akan berani berspekulasi menaikkan harga lagi.
Menurut Tommy, saat rapat secara daring dengan dinas perdagangan di Sumbar, beberapa distributor sudah berkomitmen menjual gula Rp 12.500 per kg. Ia menunggu komitmen dari para distributor.
”Sekarang, pabrik gula swasta diberi izin impor sudah mulai giling. Diperkirakan dalam minggu ini stok mereka sudah keluar untuk membanjiri pasar sehingga berangsur turun. Jadi, ketika distributor tidak menurunkan harga, sementara stoknya banyak, mereka akan merugi,” ujar Tommy.