Dana Kemanusiaan ”Kompas” untuk Mereka yang Kehilangan Pekerjaan
Dana Kemanusiaan ”Kompas” menyalurkan bantuan untuk para disabilitas yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur. Bantuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Dana Kemanusiaan Kompas atau DKK disalurkan untuk kaum disabilitas yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur. Bantuan berupa sembako tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-sehari sementara mereka.
Sebanyak 10 paket sembako berisi beras, telur, minyak, mi instan, dan gula pasir, dengan masing-masing nilai paket Rp 150.000, itu disalurkan pada Selasa (28/4/2020) kepada Komunitas Rumah Sahabat di Bandulan, Kota Malang. Komunitas Rumah Sahabat adalah sekelompok disabilitas yang tinggal menjadi satu di dalam satu rumah kontrakan. Di antara mereka adalah para disabilitas netra dan daksa. Satu rumah dihuni sekitar 10 orang.
Mereka adalah para disabilitas yang memiliki kesamaan visi dan misi, yaitu menjalani hidup dengan berkarya dan tidak menunggu belas kasih orang. Sehari-hari, di antara mereka ada yang berjualan kerupuk keliling, bermusik (grup musik), dan ada yang menjadi tukang pijat.
Akibat pandemi Covid-19, praktis mereka hanya bergantung hidup dari berjualan kerupuk. Sebab, panti pijat tutup serta order bermusik pun tidak ada (karena tidak ada yang boleh menggelar kegiatan yang mengundang kerumunan orang, seperti pentas musik atau pesta pernikahan). Dalam berjualan kerupuk, mereka akan berjalan kaki hingga 60 kilometer sampai ke luar kota selama beberapa hari.
”Sekarang, ya, tidak ada pemasukan dari pijat. Panti pijatnya tutup entah sampai kapan,” kata Suranto (35), salah seorang disabilitas netra yang saat itu turut tinggal di sana. Suranto sebenarnya sehari-hari tinggal di panti pijat tempatnya bekerja. Namun, karena panti pijat tutup, ia ditampung teman-temannya di Komunitas Rumah Sahabat.
Akhiles Alokako, pendiri Komunitas Rumah Sahabat, mengatakan bahwa siapa pun terdampak Covid-19. Namun, mereka tidak patah semangat untuk terus bekerja.
Sekarang, ya, tidak ada pemasukan dari pijat. Panti pijatnya tutup entah sampai kapan.
”Kami yang masih bisa kerja, ya, tetap kerja. Hari ini Agung dan Yudi juga masih jalan untuk jualan kerupuk. Hasil yang kami dapatkan setiap hari akan kami kumpulkan dan kami gunakan bersama-sama,” kata Akhiles.
Agung dan Yudi adalah sepasang penyandang disabilitas daksa dan netra yang bersahabat. Keduanya pergi berjualan kerupuk bersama-sama dan saling antar pergi ke tempat ibadah masing-masing.
Menurut Akhiles, mereka saat ini berusaha bekerja keras menabung untuk bisa membeli perangkat sound system dan beberapa perangkat bermusik yang selama ini masih sewa. ”Kami berterima kasih dengan Dana Kemanusiaan Kompas atas bantuannya, atas liputannya. Ini akan sangat membantu kami untuk lebih mudah menjalani hari-hari selama pandemi Covid-19 ini,” katanya.