Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, ditetapkan sebagai zona merah Covid-19. Ini menjadi daerah ketiga setelah Kota Prabumulih dan Palembang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kabupaten Ogan Komering Ulu ditetapkan sebagai kawasan zona merah Covid-19 di Sumatera Selatan. Ini merupakan daerah zona merah ketiga di Sumsel setelah Kota Palembang dan Kota Prabumulih.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel, per Selasa (28/4/2020), Ogan Komering Ulu (OKU) ditetapkan sebagai kawasan zona merah. Hal ini dilakukan karena di kabupaten tersebut sudah ditemukan beberapa kasus transmisi lokal.
Di daerah itu terdapat sepuluh warga yang sudah terkonfirmasi terjangkit Covid-19. Namun, jumlah ini masih lebih kecil dibandingkan Kota Prabumulih yang memiliki 12 pasien positif atau Kota Palembang yang sudah memiliki 76 kasus positif Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel, Zen Ahmad, menerangkan, meski ketiga daerah itu sudah menjadi zona merah, belum satu pun yang ditetapkan untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). ”Keputusan untuk PSBB adalah pertimbangan dari gugus tugas penanganan Covid- 19 di setiap kabupaten/kota,” ujarnya.
Kasus Covid-19 di Kabupaten OKU diketahui dari beberapa orang yang pulang dari Palembang. Di OKU, mereka diketahui terjangkit virus korona jenis baru itu dan menularkannya kepada orang lain saat berinteraksi.
Kasus transmisi lokal memang sudah terjadi di beberapa kawasan di Sumsel, terutama di Palembang. Pada Selasa (28/4/2020), dari 13 kasus konfirmasi Covid-19 di Sumsel, setidaknya delapan kasus merupakan transmisi lokal yang semuanya berasal dari Kota Palembang. Sampai saat ini, ungkap Zen, total kasus terkonfirmasi di Sumsel mencapai 153 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 22 orang dinyatakan sembuh dan empat lainnya meninggal. Satu kasus pasien meninggal adalah seorang perempuan berasal dari Kabupaten Banyuasin. Dia meninggal saat masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) pada Sabtu (25/4/2020).
”Hanya saja, baru hari ini pasien tersebut terkonfimasi positif Covid-19,” kata Zen. Pasien tersebut diketahui meninggal dengan adanya penyakit penyerta, yakni ginjal. ”Kebetulan saya yang merawat pasien itu,” kata Zen.
Zen mengungkapkan, melihat masih merebaknya kasus Covid-19 di Sumsel, dia mengimbau masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Saat ini, ketika berpuasa, banyak orang yang pergi ke pasar untuk membeli hidangan berbuka. Kondisi itu memunculkan risiko penularan yang besar.
Untuk itu, ujar Zen, warga pun diminta tetap jaga jarak fisik dan menggunakan masker. ”Jangan sampai kita tertular atau bahkan menularkan kepada orang lain. Sebab, kita tidak tahu apakah kita telah terjangkit atau belum,” kata Zen.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel Yusri mengungkapkan, dari hasil penelusuran, sekitar 70 persen warga yang terjangkit Covid-19 di Sumsel merupakan orang tanpa gejala. Untuk itu, kewaspadaan penting demi memutus rantai penularan Covid-19.