Penularan Covid-19 masih terus terjadi di Sumatera Utara dengan jumlah kasus positif 111 orang. Sumatera Utara pun menyiapkan anggaran Rp 1,5 triliun untuk menangani dampak kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyiapkan anggaran hingga Rp 1,5 triliun untuk menangani dampak kesehatan, ekonomi, dan sosial pandemi virus korona dari realokasi APBD Sumut 2020. Hingga kini penularan masih terjadi di Sumatera Utara dengan jumlah kasus positif berdasarkan uji reaksi rantai polimerase atau PCR mencapai 111 kasus.
”Untuk masa tanggap darurat ini, kami berfokus menangani dampak kesehatan. Kita memang rugi dari segi logistik, tetapi kesehatan yang paling penting,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Medan, Senin (27/4/2020).
Edy mengatakan, realokasi anggaran tersebut sudah dibicarakan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumut dan nantinya akan dibahas bersama-sama. Untuk tahap awal, pada April hingga Juni, Pemprov Sumut akan melakukan realokasi Rp 502 miliar. Anggaran itu untuk menangani dampak kesehatan Rp 302 miliar, jaring pengaman sosial Rp 150 miliar, dan dampak ekonomi Rp 50 miliar.
Untuk tahap kedua dan ketiga, yakni pada Juli-Agustus dan September-Desember, Sumut akan mengalokasikan masing-masing Rp 500 miliar. Jika dampak kesehatan sudah bisa diatasi pada tahap pertama, pemerintah akan berfokus menangani dampak ekonomi pada tahap kedua dan ketiga.
Jika dampak kesehatan sudah bisa diatasi pada tahap pertama, pemerintah akan berfokus menangani dampak ekonomi pada tahap kedua dan ketiga.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Mayor (kes) dr Whiko Irwan mengatakan, penanganan dampak kesehatan dilakukan dengan menyediakan rumah sakit rujukan yang memadai, laboratorium, menelusuri rantai penyebaran, dan melakukan pembatasan sosial.
Menurut Whiko, saat ini jumlah pasien positif Covid-19 dengan pemeriksaan PCR di Sumut mencapai 111 orang, dengan 12 orang di antaranya meninggal. Pasien dalam pengawasan yang dirawat di rumah sakit kini mencapai 153 orang.
”Dengan adanya penderita baru Covid-19, berarti pandemi ini akan terus memanjang penularannya. Penderita baru akan menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya. Karena itu, kami meminta agar masyarakat terus disiplin menerapkan pembatasan sosial,” tutur Whiko.
Sumut pun kini sudah menerima 46.000 alat tes cepat yang diharapkan bisa menemukan kasus baru dan dengan cepat bisa menelusuri rantai penyebarannya.
Whiko mengatakan, pembatasan sosial di Sumut dilakukan dengan meminta masyarakat di rumah saja, memakai masker jika terpaksa keluar, meliburkan sekolah, menjaga jarak, disiplin mencuci tangan, tidak bepergian ke luar daerah, dan tidak mudik.
Whiko menambahkan, pihaknya juga kini berfokus menerapkan larangan mudik yang telah diumumkan pemerintah pusat. Sebagai wilayah dengan kategori zona merah, larangan mudik di Sumut, antara lain, sudah diterapkan dengan pemeriksaan kendaraan yang hendak masuk atau keluar dari Medan.
Selain itu, penerbangan domestik dari dan menuju Bandara Kualanamu, Deli Serdang, pun kini ditutup. ”Semua penerbangan domestik sudah dihentikan. Hanya ada 1-2 penerbangan internasional dalam sehari di Bandara Kualanamu,” kata Yuliana Balqis dari Humas Bandara Kualanamu.