Wali Kota Palangkaraya Positif Korona, Jejak Kontak Fisik Ditelusuri
Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Palangkaraya menelusuri jejak kontak fisik Fairid dan akan melakukan tes cepat.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin positif terinfeksi virus korona baru penyebab Covid-19 meskipun tanpa gejala. Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Palangkaraya pun menelusuri jejak kontak fisik Fairid dan akan melakukan tes cepat serta uji tenggorokan terhadap mereka.
Fairid Naparin mengungkapkan, ia sudah melakukan dua kali pemeriksan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dengan mengambil spesimen swab. Hasilnya, pemeriksaan pertama negatif, lalu diuji kembali beberapa minggu lalu dengan hasil positif.
”Saya sendiri heran mengapa, tetapi saya tidak memiliki gejala penyakit apa pun. Saya baru mendapatkan kabarnya setelah shalat Maghrib tadi malam,” kata Fairid saat dihubngi melalui layanan pesan di Palangkaraya, Selasa (28/4/2020).
Faired menjelaskan, saat ini dirinya masih melakukan pemeriksaan kesehatan dan isolasi mandiri di rumahnya. ”Saya sedih karena seharusnya di masa seperti ini Palangkaraya membutuhkan perhatian dari saya, tetapi kondisinya malah begini,” katanya.
Sebelum Fairid, setidaknya terdapat dua pejabat di pemerintahan Kota Palangkaraya yang juga terinfeksi, yakni Sekretaris Kota Palangkaraya Hera Nugrahayu dan salah satu kepala dinas yang namanya tidak disebutkan.
”Doakan saja agar saya dan yang lainnya bisa sembuh cepat dan bekerja maksimal lagi. Ini mungkin suruhan untuk banyak berdoa dan istirahat di masa Ramadhan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya Andjar Hari Purnomo mengungkapkan, sejak hasil swab Wali Kota Palangkaraya keluar dengan hasil negatif, tim langsung menelusuri jejak jaringan kontak fisik untuk dilakukan tes cepat atau rapid test.
”Setelah rapid test, kami akan lanjutkan dengan pengambilan sampel swab bagi yang hasilnya reaktif pada rapid test,” kata Andjar.
Andjar menuturkan, mekanisme penelusuran sudah dilakukan sejak pasien positif pertama di Kota Palangkaraya ada. Apalagi saat ini Palangkaraya diklaim sebagai satu-satunya wilayah yang memiliki transmisi lokal.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng H Haris Sadikin mengungkapkan, petugas kesehatan harus segera memeriksa puluhan wartawan yang sehari sebelum hasil uji swab keluar melakukan wawancara dengan wali kota. Menurut dia, hal itu harus segera dilakukan karena masih banyak wartawan yang masih harus bertugas di lapangan.
”Kami juga sudah mengimbau kawan-kawan wartawan untuk sebisa mungkin bekerja dari rumah karena data dan informasi bisa didapatkan dengan berbagai macam media,” ungkap Haris.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalteng Tantawi Jauhari. Menurut dia, jurnalis adalah profesi paling rentan terinfeksi wabah mematikan tersebut setelah petugas kesehatan.
”Kami, kan, punya tanggung jawab untuk memberikan informasi, khususnya soal covid-19 ini. Pasti masih banyak yang berada di lapangan, apalagi yang mewawancara wali kota itu banyak sekali, baik cetak maupun televisi,” kata Tantawi.