Ratusan Ribu Pelajar di Papua Tak Bisa Belajar secara Daring
Ratusan ribu pelajar di Papua tidak dapat mengikuti kegiatan belajar secara daring ataupun melalui siaran media elektronik di rumahnya.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dari pendataan Pemerintah Provinsi Papua, 54 persen dari 608.000 pelajar di provinsi itu tak dapat menerapkan belajar di rumah melalui media daring ataupun elektronik. Kondisi ini akibat minimnya prasarana jaringan internet, televisi, ataupun radio.
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait, di Jayapura, Minggu (3/5/2020), mengatakan, para pelajar yang tidak dapat mengikuti kegiatan belajar, baik secara daring maupun melalui siaran RRI dan TVRI itu, berada di daerah pedalaman. Mereka adalah pelajar dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan.
”Dari hasil temuan kami, pelajar yang masih dapat menerima materi belajar di rumahnya bermukim di pusat perkotaan. Sementara, pelajar di daerah pinggiran hingga pedalaman terkendala belajar di rumah dalam beberapa bulan terakhir,” ungkap Christian.
Ia mengatakan, Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua telah menyiapkan sejumlah strategi agar para pelajar di 28 kabupaten dan 1 kota di Papua tetap bisa mendapatkan materi pelajaran. Hal itu meliputi meningkatkan kegiatan belajar secara daring bagi daerah yang memiliki jaringan internet dan meningkatkan cakupan program belajar melalui siaran RRI dan TVRI.
Selain itu juga menyiapkan buku pelajaran yang dibagikan secara gratis dan menggerakkan guru untuk mengajar di komunitas dengan menerapkan protokol kesehatan. ”Kami telah bekerja sama dengan Unicef untuk mencetak 10.000 buku bagi siswa sekolah dasar. Kami telah mendistribusikan puluhan ribu buku ini kepada pelajar di daerah pedalaman,” kata Christian.
Ia berharap pemerintah pusat dapat memberikan bantuan buku pelajaran dan meningkatkan jangkauan jaringan radio bagi pelajar di Papua yang belum dapat mengikuti kegiatan belajar secara daring.
”Kami juga menginginkan pemerintah pusat segera mengaktifkan layanan Palapa Ring di Papua. Tujuannya agar layanan internet dapat menjangkau seluruh wilayah Papua dengan memadai sehingga para pelajar dapat mengikuti kegiatan belajar di rumahnya masing-masing,” kata Christian.
Christian menambahkan, pihaknya sedang melatih para guru via media daring. Hal itu agar mereka dapat memberikan pelajaran sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua.
Ketua Harian Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua Welliam Manderi mengatakan, pihaknya akan melaporkan kendala yang dialami ratusan ribu pelajar di Papua ke pemerintah pusat. ”Kami akan mengupayakan adanya bantuan buku-buku pelajaran bagi para pelajar di daerah yang belum terjangkau layanan internet,” ujarnya.
Aktivis pendidikan dari Komunitas Literasi For Everyone Papua, Kurnia Patma, mengatakan, 200 anak didiknya di tiga kampung di pedalaman Kabupaten Keerom tidak dapat belajar secara daring di rumah. Hal itu karena jaringan internet belum menjangkau ketiga daerah tersebut.
”Kami tidak dapat mengunjungi mereka untuk mencegah penyebaran virus korona. Sayangnya, anak-anak ini tidak lagi mendapatkan materi belajar dari komunitas kami. Mudah-mudahan pemerintah bisa menyiapkan buku pelajaran bagi mereka selama berada di rumah,” kata Kurnia.