Kerja Sama Antardaerah Saat PSBB Diyakini Bisa Tekan Penularan Covid-19
Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar antardaerah di Sulawesi Selatan diharapkan saling mendukung memberikan hasil baik mencegah penularan Covid-19. Tanpa kerja sama antarpihak, program itu tidak akan maksimal.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar antardaerah di Sulawesi Selatan diharapkan saling mendukung untuk memberikan hasil baik mencegah penularan Covid-19. Tanpa kerja sama antarpihak, program itu tidak akan membuahkan hasil maksimal.
Hal itu dikatakan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menanggapi pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Gowa pada hari pertama, Senin (4/5/2020). Sebelumnya, pelaksanaan PSBB ditunda dari semula Rabu, 29 April, menjadi Senin, 4 Mei.
Penundaan dilakukan karena Pemerintah Kabupaten Gowa ingin menuntaskan distribusi bantuan sosial sebelum pelaksanaan PSBB. Saat bersamaan, PSBB telah berlangsung selama 11 hari di Kota Makassar dan hasilnya belum maksimal.
Pantuan di beberapa perbatasan yang menghubungkan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa sepanjang Senin menunjukkan terjadinya kemacetan parah. Petugas gabungan terlihat mencegah warga Makassar masuk ke Gowa. Hanya warga ber-KTP Gowa atau bekerja di Gowa dengan surat keterangan yang bisa melintas.
Bahkan, warga yang berdiam di Gowa tetapi ber-KTP Makassar juga tidak leluasa. Mereka harus menunjukkan surat keterangan domisili yang dikeluarkan pemerintah atau manajemen kompleks perumahan.
Pemeriksaan ketat di perbatasan yang dilakukan petugas gabungan TNI, polisi, satpol PP, dan instansi lain membuat pengendara yang tak bisa menunjukkan surat keterangan diminta berbalik arah ke Makassar. Adapun warga Kabupaten Takalar yang ingin ke Makassar diminta melalui Barombong yang langsung ke Makassar.
”Dengan ketegasan Pemkab Gowa, kami berharap ada dampaknya ke Makassar. Karena itu, kami akan terus mendukung upaya ini, di antaranya dengan membantu kebutuhan logistik selama PSBB agar hasilnya lebih berdampak dan bisa turut memutus mata rantai penyebaran virus,” kata Nurdin.
Bupati Gowa Adnan Purictha Ichsan berharap semua pihak memahami ketegasan yang dijalankan pemerintah terkait PSBB. ”Pasti ada yang senang, ada yang protes. Tapi, kami harus melakukan ini untuk kepentingan bersama semua pihak,” ujarnya.
Adnan mengatakan, dalam tiga hari, kasus terkait Covid-19 terus meningkat. Kasus positif meningkat dari 29 menjadi 38 kasus. ”Orang dalam pemantauan lebih dari 400 kasus dan pasien dalam pengawasan lebih dari 300 kasus. Kami ingin menekan kasus ini, karena itu kami berharap kerja sama semua pihak,” katanya.
Pasti ada yang senang, ada yang protes. Tapi, kami harus melakukan ini untuk kepentingan bersama semua pihak.
Di Makassar, hingga hari ke-11 pelaksanaan PSBB, sebagian warga terus berkeliaran. Jalan-jalan di dalam kota nyaris tak pernah sepi dari pengendara. Sejumlah toko yang tak seharusnya buka malah beroperasi. Tim gabungan dari satpol PP, TNI, dan polisi tak berhenti berkeliling mengingatkan dan menindak pemilik tempat usaha.
”Saya merasa putus asa melihat orang-orang berkeliaran ramai di jalan, bahkan tak pakai masker. Sementara saya sudah berusaha diam di rumah mengikuti arahan pemerintah. Jika begini, PSBB Makassar sia-sia,” tutur Abdul Haris (53), warga Kecamatan Rappocini, Makassar.
Di Sulsel, berdasarkan data tim Gugus Pengendalian Covid-19, jumlah positif mencapai 607 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 252 orang dirawat, 212 orang sembuh, dan 43 orang meninggal.