Pukulan Sektor Pariwisata di Bali Berimbas pada Bidang Lain
BPS Provinsi Bali mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada Maret 2020 anjlok 56,89 persen dibandingkan Februari. Tekanan terhadap pariwisata Bali juga ditunjukkan dari okupansi kamar hotel.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Jumlah wisatawan mancanegara ke Pulau Bali selama Maret 2020 anjlok hingga 56,89 persen dari 363.937 orang pada Februari menjadi 156.876 orang. Bahkan, sebagai sektor penggerak ekonomi, dampak anjloknya sektor pariwisata juga memukul sejumlah bidang lain, termasuk pertanian.
Kondisi pariwisata Bali yang tertekan itu juga ditunjukkan dari tingkat hunian kamar hotel berbintang di Bali selama Maret 2020, yang tercatat sebesar 25,41 persen. Kondini ini juga anjlok jika dibandingkan kondisi pada Februari sebesar 45,98 persen.
”Jumlah kumulatif kedatangan wisatawan mancanegara langsung ke Bali periode Januari sampai Maret 2020 tercatat 1.049.696 kunjungan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin (4/5/2020). Adapun jumlah kumulatif kedatangan wisman ke Bali pada periode Januari hingga Maret 2019 tercatat 1.342.595 kunjungan.
Dari pencatatan BPS Bali, penurunan tajam jumlah kedatangan wisman yang langsung ke Bali berasal dari China. Sepanjang Januari hingga Maret 2020, wisman asal China berkurang drastis, yakni hingga 64,24 persen, dibandingkan periode sama 2019. Selama periode Januari-Maret 2020, jumlah wisman asal China ke Bali 111.034 orang. Adapun pada periode Januari-Maret 2019, jumlahnya mencapai 327.312 orang.
Adi menyatakan, selain dari China, penurunan kedatangan wisman ke Bali juga terjadi dari hampir seluruh kawasan, termasuk negara-negara ASEAN, Amerika Serikat, dan Australia. Selama Maret, kedatangan wisman asal Australia sebanyak 37.390 kunjungan. Padahal pada Februari 2020, jumlah kedatangan wisman asal Australia mencapai 81.874 kunjungan.
Kondisi penurunan itu diperkirakan dipengaruhi kebijakan pembatasan penerbangan sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 secara global. Termasuk di dalamnya kebijakan Pemerintah Indonesia menutup sementara penerbangan langsung dari dan ke China daratan mulai 2 Februari 2020 dan pembatasan penerbangan dari dan ke sejumlah negara lain, di antaranya Italia dan Korea Selatan, mulai 5 Maret 2020.
Sebagai penggerak utama perekonomian di Bali, pariwisata banyak menyerap produk pertanian lokal.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa mengakui pariwisata Bali sedang mengalami tekanan berat. ”Kunjungan wisman ke Bali sudah sangat jauh berkurang. Tingkat penghunian kamar hotel di Bali juga sudah rendah. Boleh dikatakan, pariwisata saat ini sedang menyepi selama pandemi Covid-19,” kata Astawa kepada Kompas, Senin.
Astawa menilai kondisi tekanan yang sedang dialami sektor pariwisata Bali itu memengaruhi hampir seluruh sektor usaha di Bali, termasuk pertanian. Menurut dia, sebagai penggerak utama perekonomian di Bali, pariwisata banyak menyerap produk pertanian lokal. ”Kondisi ini juga memengaruhi pendapatan asli daerah di Bali, khususnya di daerah yang mengandalkan pariwisata,” kata Astawa.
Sementara itu, dalam konferensi pers di Gedung Jayasabha, Denpasar, Senin petang, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan, Bali masih mengalami penambahan kasus positif Covid-19. Hingga Senin (4/5/2020), jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Bali sebanyak 271 kasus. Terdapat tambahan sembilan kasus baru hingga Senin. Adapun jumlah pasien yang masih dirawat sebanyak 108 orang dan jumlah keseluruhan pasien yang sembuh sebanyak 159 orang.
Terkait kondisi tersebut, Koster menilai pengendalian pandemi penyakit Covid-19 di Bali termasuk sudah baik. ”Meskipun tidak menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar), Bali masih dapat mengendalikan laju pertambahan kasus Covid-19,” ujar Koster.
Ia menyebutkan, rata-rata penambahan kasus Covid-19 di Bali sekitar tujuh kasus per hari. Di sisi lain, jumlah kumulatif kesembuhan pasien penyakit Covid-19 di Bali hingga Senin 159 orang, atau mencapai 58,67 persen dari jumlah keseluruhan pasien penyakit Covid-19. Adapun jumlah pasien Covid-19 yang meninggal sebanyak empat orang.
”Rata-rata lama perawatan pasien positif Covid-19 sampai sembuh selama 13 hari, masa perawatan paling cepat selama 3 hari, dan paling lama 39 hari,” kata Koster.
Kondisi Bali itu, menurut Koster, mendapat perhatian dari Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, yang juga sudah melapor ke Presiden. Koster menyatakan, peranan desa adat dan desa di Bali dalam menjaga wilayah serta mencegah penyebaran penyakit Covid-19 di Bali mendapat apresiasi positif dari pemerintah.
”Beliau memberikan arahan dan menugaskan saya sebagai Gubernur Bali dan Ketua Gugus Tugas Provinsi Bali agar penanganan Covid-19 di Bali semakin baik dan terus ditingkatkan,” ujar Koster.
Terkait upaya menangani penambahan kasus penyakit Covid-19 akibat transmisi lokal, Koster mengaku sudah mengimbau bupati dan wali kota agar membatasi operasional pasar tradisional dan pasar modern. Beberapa aturan teknis yang mesti diterapkan antara lain kewajiban menggunakan masker, menjaga jarak, mengurangi kerumunan, dan mengikuti perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Koster juga menyatakan sudah meminta bupati dan wali kota di Bali agar berani bertindak tegas, antara lain dengan mengetatkan pergerakan masyarakat di wilayahnya.