Sejumlah Kluster Teridentifikasi, Penelusuran Kasus Covid-19 di Kalsel Digencarkan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan telah mengidentifikasi beberapa kluster penyebaran Covid-19. Penelusuran terhadap orang-orang yang terkait dengan kluster itu makin digencarkan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan telah mengidentifikasi beberapa kluster penyebaran Covid-19 di Kalimantan Selatan. Untuk itu, penelusuran terhadap orang-orang yang melakukan kontak atau terkait dengan kluster tersebut dilakukan semakin gencar.
Berdasarkan rekapitulasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel hingga Senin (4/5/2020) sore, di Kalsel ada 1.213 orang dalam pemantauan (ODP), 42 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 199 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dari kasus positif itu, ada yang dirawat di rumah sakit (32 kasus), karantina khusus atau isolasi mandiri (124), sembuh (31), dan meninggal (12).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim, yang juga juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, di Banjarbaru, Senin (4/5/2020), mengatakan, kasus positif di Kalsel saat ini teridentifikasi dari beberapa kluster dan kontak atau transmisi lokal.
Sebanyak 137 kasus atau 68,84 persen berasal dari kluster perjalanan ke Gowa, Sulawesi Selatan. Kluster perjalanan ke Kalimantan Tengah berkontribusi pada kasus positif sebesar 4,02 persen, perjalanan ke Jawa Barat dengan kontribusi 2,51 persen, dan kluster Pasar Sentra Antasari di Banjarmasin sebesar 1,51 persen.
Kontak 1 atau kontak dengan kasus Covid-19 pertama di Kalsel berkontribusi sebesar 2,51 persen. Selebihnya, 20,60 persen merupakan kluster perjalanan ke sejumlah tempat di luar daerah dan juga sebagian kontak atau transmisi lokal yang masih perlu diidentifikasi.
”Saat ini, kami dari gugus tugas provinsi dan kabupaten/kota sedang giat melakukan upaya penelusuran dan pengetesan terhadap orang-orang yang terkait dengan kontak yang dicurigai ataupun kluster-kluster yang ada,” katanya.
Untuk itu, sebanyak 6.980 alat tes cepat atau rapid test telah didistribusikan ke 13 kabupaten/kota. Sampai Senin sore, sebanyak 4.180 orang dilaporkan menjalani tes cepat, hasilnya 634 orang reaktif atau 15,17 persen. Menurut Muslim, hasil reaktif itu langsung ditindaklanjuti dengan pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) atau swab di Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru.
”Kami mengedepankan dan lebih memasifkan upaya pemeriksaan sehingga kasus Covid-19 dapat terkonfirmasi lebih cepat dalam konteks tata kelola untuk memutus mata rantai penularan,” ujarnya.
Kami mengedepankan dan lebih memasifkan upaya pemeriksaan sehingga kasus Covid-19 dapat terkonfirmasi lebih cepat dalam konteks tata kelola untuk memutus mata rantai penularan.
Kepala BBTKLPP Banjarbaru Slamet Mulsiswanto mengatakan, hasil pemeriksaan swab di Laboratorium BBTKLPP bisa diketahui dalam waktu 2-3 hari. Dengan begitu, konfirmasi kasus Covid-19 bisa diketahui lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya saat pemeriksaan harus dilakukan di Jakarta ataupun Surabaya.
”Ketika kasus Covid-19 diketahui lebih cepat, pencegahan bisa ditangani secepat mungkin. Penelusuran juga bisa lebih cepat sehingga penanganan dengan isolasi mandiri ataupun perawatan di rumah sakit bisa tertangani dengan baik dan cepat,” katanya.
Menurut Slamet, pemeriksaan swab di Laboratorium BBTKLPP Banjarbaru dilakukan sejak 4 April 2020. Spesimen swab yang diperiksa tidak hanya dari Kalsel, tetapi juga dari Kalteng. Spesimen swab yang telah diperiksa sampai saat ini berjumlah 1.298 spesimen, dengan rincian 1.145 spesimen dari Kalsel dan 153 spesimen dari Kalteng. ”Sebanyak 312 spesimen dinyatakan positif,” ujarnya.