Pembangunan Sirkuit Mandalika Terus Berlanjut di Tengah Pandemi Covid-19
Meskipun kasus positif Covid-19 di NTB, termasuk di Lombok Tengah masih tinggi, pembangunan Sirkuit Mandalika di Kuta, Lombok Tengah, tetap berjalan. Pembangunan yang ditargetkan selesai pada akhir 2020.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PUJUT, KOMPAS — Meskipun kasus positif Covid-19 di Nusa Tenggara Barat, termasuk di Lombok Tengah, masih tinggi, pembangunan Sirkuit Mandalika di Kuta, Lombok Tengah, tetap berjalan. Pembangunan yang ditargetkan selesai pada akhir 2020 itu menunjukkan perkembangan yang positif.
Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer melalui siaran resminya, Selasa (5/5/2020), mengatakan, pembangunan sirkuit jalan raya pertama di dunia untuk MotoGP itu masih fokus pada pekerjaan tanah atau ground work.
Abdulbar mengatakan, pekerjaan tanah menunjukkan progres positif. Itu dilihat dari kegiatan pembersihan lahan (land clearing) yang sudah mencapai 428.125 meter persegi atau 81,57 persen dan pemasangan pagar beton pracetak (precast) keliling telah mencapai 5.327 meter atau 85,23 persen.
Pelaksanaan pekerjaan dasar juga dilakukan sangat detail dan teliti untuk memenuhi standar yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis. Kegiatan pemadatan dan tes ini penting dilakukan guna memastikan bahwa daya dukung pekerjaan timbunan dan kepadatan telah memenuhi persyaratan teknis sebelum memasuki tahap pengaspalan. (Albdulbar Mansoer)
Pekerjaan tanah lain seperti galian tanah track juga telah mencapai 191.623 meter kubik atau 84,47 persen. Sementara pekerjaan timbunan tanah mencapai 106.171 meter kubik atau 29,25 persen. Pada Maret lalu, capaian timbunan tanah baru 69.206 meter kubik atau 18,34 persen.
Abdulbar menambahkan, saat ini juga dilakukan kegiatan penimbunan dan pemadatan pada area track, lokasi akses road outter dan inner (jalan lingkar luar dan dalam), termasuk pitlane (jalur yang menghubungkan lintasan utama dengan pit stop dan padok).
Pekerjaan penimbunan, kata Abdulbar, dilakukan lapis demi lapis sesuai dengan elevasi (ketinggian) yang telah ditentukan dalam metode pelaksanaan.
”Pelaksanaan pekerjaan dasar juga dilakukan sangat detail dan teliti untuk memenuhi standar yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis. Kegiatan pemadatan dan tes ini penting dilakukan guna memastikan bahwa daya dukung pekerjaan timbunan dan kepadatan telah memenuhi persyaratan teknis sebelum memasuki tahap pengaspalan,” kata Albdulbar.
Menurut Abdulbar, pekerjaan tanah merupakan salah satu bagian penting dari konstruksi Sirkuit Mandalika. Dengan demikian, pekerjaan itu harus dilakukan dengan tingkat ketelitian dan detail yang tinggi agar sesuai regulasi dan standar dari Federasi Balap Motor Internasional (FIM).
Secara keseluruhan, pembangunan Sirkuit Mandalika masih berjalan sesuai jadwal dan target yang telah ditetapkan. ”Komitmen kami untuk menyelesaikan proyek nasional ini sesuai dengan arahan Presiden, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang meminta agar pelaku pariwisata terus menyiapkan dan meningkatkan kualitas destinasi dan atraksi wisata yang dimiliki,” kata Abdulbar.
Berdasarkan pembicaraan Mandalika Grand Prix Association (MGPA), unit usaha ITDC yang menangani persiapan dan penyelenggaraan MotoGP di Indonesia, bersama Dorna SL selaku pemegang lisensi MotoGP di dunia, penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika yang akan dimulai pada 2021 ini tidak mengalami perubahan. Bahkan, kontrak akan diperpanjang sampai 10 tahun.
”Di tengah terdampaknya sektor pariwisata nasional akibat pandemi global Covid-19, penyelenggaraan atraksi kelas dunia MotoGP di Indonesia mulai 2021 merupakan harapan yang positif. Kami meyakini penyelenggaraan MotoGP di Mandalika akan menjadi salah satu motor utama untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata Indonesia pascapandemi Covid-19, dan khususnya untuk NTB,” papar Abdulbar.
Penanganan Covid-19
Meski mengejar target, Abdulbar memastikan bahwa seluruh kegiataan yang saat ini dilakukan oleh KSO Wijaya Karya (Persero) Tbk-Bunga Raya Lestari (WIKA-BRL) sebagai kontraktor, dilaksanakan dengan selalu mematuhi protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
”Standar itu meliputi menjaga sanitasi dan tingkat kebersihan lingkungan, penyemprotan disinfektan di barak dan gedung setiap satu minggu sekali, pemeriksaan suhu tubuh dan menggunakan hand sanitizer sebelum masuk area kerja, membiasakan mencuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, serta penerapan jarak jarak,” kata Abdulbar.
Terkait Covid-19, kata Abdulbar, ITDC merupakan koordinator Satuan Tugas Tanggap Covid-19 Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Wilayah NTB. Dalam penanganan Covid-19, ITDC bersinergi dengan 33 BUMN lain yang tergabung dalam satgas dan menyalurkan total lebih dari 4.700 alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dan masyarakat di sejumlah wilayah di NTB sejak 18 April 2020.
Bantuan APD tersebut terdiri dari 880 baju hazmat, 730 masker N95, 120 kotak masker medis, 1.730 sarung tangan, 258 kacamata pelindung, 218 face shield standar, dan 283 sepatu bot yang ditujukan bagi tenaga medis, serta 700 masker kain yang ditujukan bagi masyarakat.
Sebagian besar bantuan bagi tenaga medis tersebut telah diserahkan ke rumah-rumah sakit rujukan Covid-19 di NTB, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB di Mataram, RSUD Bima, RSUD Dr R Soedjono Selong di Lombok Timur, dan RS H L Manambai Abdulkadir di Kabupaten Sumbawa.
Sementara, menurut Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Lalu Gita Ariadi, hingga Selasa sore, jumlah kasus positif Covid-19 di NTB mencapai 275 orang. Dari jumlah itu, 47 orang dinyatakan sembuh, lima orang meninggal, dan 223 orang masih dirawat.
Dari seluruh kasus, terbanyak berada di Kota Mataram dengan 74 orang positif Covid-19, kemudian Dompu dengan 37 orang positif, dan Lombok Barat dengan 32 orang positif. Sementara di Lombok Tengah sebanyak 16 kasus positif.