Seorang PDP dari Banjarmasin Meninggal di Kota Magelang
Seorang pasien dalam pengawasan asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meninggal di Kota Magelang, Jawa Tengah. Dia meninggal saat berkunjung dan menginap di rumah salah seorang kerabatnya.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Seorang pasien dalam pengawasan yang datang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meninggal di Kota Magelang, Jawa Tengah. Dia meninggal saat berkunjung dan menginap di rumah salah seorang kerabatnya di Kecamatan Magelang Tengah.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang dr Majid Rohmawanto mengatakan, yang bersangkutan diketahui tiba di Kota Magelang pada 20 April lalu. ”Sebelumnya, dia masuk dan dirawat di rumah sakit dengan gejala diare. Namun, kondisinya memburuk dan dari hasil foto rontgen, diketahui yang bersangkutan mengalami bronkopneumonia,” ujarnya, Selasa (5/5/2020).
Gejala diare mulai dialami PDP tersebut sejak 26 April. Tanggal 1 Mei 2020, dia sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidar, tetapi karena kondisi kamar penuh, dia kemudian dirawat inap di RSJ Prof dr Soerojo.
Pasien tersebut sudah diambil usap tenggoroknya. Namun, hingga kini hasil pemeriksaannya belum diterima. Kendati demikian, pemakaman sudah dilakukan sesuai standar protokol sebagai pasien positif Covid-19. PDP tersebut diketahui warga asli Kabupaten Temanggung, tetapi lama tinggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Dengan meninggalnya PDP tersebut, semua anggota keluarga di Kecamatan Magelang Tengah diminta melakukan isolasi mandiri. Majid mengatakan, pihaknya tidak bisa melakukan tes cepat karena kehabisan alat tes. Adapun tes reaksi rantai polimerase (PCR) untuk anggota keluarga diputuskan baru akan dilakukan ketika hasil pemeriksaan atas usap tenggorokan menyatakan bahwa PDP tersebut meninggal karena Covid-19.
Satu PDP meninggal tersebut menambah jumlah PDP meninggal di Kota Magelang menjadi enam orang. Adapun warga terkonfirmasi positif Covid-19 terdata 19 orang, dan jumlah PDP terdata sebanyak 29 orang. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) terdata 245 orang dan jumlah orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 299 orang.
Pihaknya tidak bisa melakukan tes cepat karena kehabisan alat tes.
Tenaga kesehatan
Sementara itu, terkait dengan adanya tenaga kesehatan di RSUD Tidar yang terkonfirmasi positif Covid-19, Majid mengatakan, pihaknya sudah menindaklanjutinya dengan melakukan pengambilan usap tenggorokan dari 27 pegawai di RSUD Tidar, kemudian mengirimkannya ke Balai Besar Teknik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Yogyakarta. Saat ini Dinas Kesehatan Kota Magelang masih menunggu hasil pemeriksaan.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Septi Milna Soelistyani mengatakan, pengambilan usap tenggorokan saat ini belum bisa dilanjutkan karena pihaknya kehabisan virus transport media (VTM) atau tempat untuk membawa usap tenggorokan pasien.
Seperti diberitakan sebelumnya, tenaga kesehatan tersebut tertular Covid-19 dari pasien yang dirawatnya di bangsal umum. Selain 27 orang yang sudah diambil usap tenggorokannya, tenaga kesehatan dan pasien tersebut diketahui telah melakukan kontak dengan 60 pegawai RSUD Tidar. Namun, karena tidak memiliki gejala sakit apa pun, sebanyak 60 orang tersebut tetap bekerja dan beraktivitas seperti biasa.