Sulteng Makin Percaya Diri Hadapi Covid-19 dengan Alat PCR Baru
Alat ”swab” dengan sistem reaksi berantai polimerase atau PCR untuk mendeteksi Covid-19 mulai dioperasikan di Palu, Sulawesi Tengah. Keberadaan alat itu sangat vital untuk memetakan dan memutus penularan kasus Covid-19.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Alat swab dengan sistem reaksi berantai polimerase atau PCR untuk mendeteksi Covid-19 mulai dioperasikan di Palu, Sulawesi Tengah. Keberadaan alat itu sangat vital untuk memetakan dan memutus penularan kasus Covid-19 baru. Sulteng kini kian percaya diri menghadapi pandemi.
Didatangkan Pemerintah Provinsi Sulteng akhir April lalu, alat itu ditempatkan di Laboratorium Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Sulteng. Harganya mencapai Rp 3 miliar. ”Saat ini ada 16 sampel usap yang diperiksa. Hasilnya bisa diketahui dalam enam jam,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulteng Jumriani Yunus di Palu, Selasa (5/5/2020).
Kecepatan waktu pemeriksaan ini menjadi keunggulan menghadapi cepatnya penyebaran wabah Covid-19. Sebelumnya, sampel usap pasien dalam pengawasan (PDP) di Sulteng harus diperiksa di Laboratorium Kementerian Kesehatan Regional Makassar di Sulawesi Selatan. Akibatnya, butuh lima hari untuk mengetahui hasil pemeriksaan.
Jumriani menyatakan, cepatnya hasil pemeriksaan sampel PDP berguna untuk mempercepat pelacakan kontak erat pasien. Hal itu bisa mempersempit atau mengunci potensi penularan penyakit. Pelacakan yang cepat makin mendesak dilakukan karena karakter penularan penyakitnya sudah terjadi dari orang ke orang secara lokal (transmisi lokal), seperti di Kota Palu dan Kabupaten Buol.
Di Kabupaten Buol, kasus positif Covid-19 terus bertambah. Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel usap yang diterima tim gugus tugas Covid-19, ada tambahan 10 orang positif Covid-19, Selasa ini. Dengan demikian, jumlah orang terinfeksi Covid-19 menjadi 29 orang. Jumlah tersebut tertinggi di Sulteng. Total kasus di Sulteng mencapai 69 kasus.
Menilik dari kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Buol bakal mengusulkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Bupati Buol Amiruddin Rauf telah mengirimkan usulan itu kepada Kementerian Kesehatan melalui Gubernur Sulteng.
”Terjadi peningkatan kasus yang cukup tajam. Penularannya juga sudah dari orang ke orang di Buol yang awalnya dari orang yang melakukan perjalanan dari luar. Jadi, sudah transmisi lokal,” katanya.
Dengan PSBB, lanjut Amiruddin, kedisiplinan warga terhadap berbagai aturan terkait penanganan Covid-19, seperti pembatasan sosial dan pelacakan kontak erat pasien positif, bisa ditingkatkan.
Terjadi peningkatan kasus yang cukup tajam. Penularannya juga sudah dari orang ke orang di Buol yang awalnya dari orang yang melakukan perjalanan dari luar. Jadi, sudah transmisi lokal.
Tak menyebutkan persis jumlah jumlah anggaran dan penerima bantuan jika PSBB diterapkan nanti, Amiruddin menyebutkan, pihaknya siap menyediakan jaring pengaman sosial. Sumber dananya dari Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Sulteng, alokasi dana desa dan kelurahan, serta APBD Buol.
Kabupaten Buol berjarak sekitar 350 kilometer arah utara Palu, ibu kota Sulteng. Kabupaten itu berbatasan dengan Provinsi Gorontalo dan berhadapan dengan Laut Sulawesi. Jumlah penduduknya sekitar 130.000 jiwa dengan jumlah orang miskin 36.000 jiwa.
Gorontalo sudah melakukan PSBB mulai Senin (4/5/2020) hingga 14 hari ke depan untuk mencegah penularan Covid-19. Tiga hari pertama akan dimanfaatkan untuk menyosialisasikan PSBB, dilanjutkan pemberlakuan penuh pada Kamis (7/5/2020).