Istri Tertular Suami yang Meninggal karena Covid-19
Pasien positif Covid-19 di Banyuwangi bertambah menjadi empat orang. Pasien ini tertular karena kontak erat dengan pasien 02 yang merupakan suaminya sendiri.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pasien positif Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bertambah satu menjadi empat orang. Pasien ini tertular karena kontak erat dengan pasien 02, yang merupakan suaminya sendiri.
Penambahan pasien positif Covid-19 ini terjadi setelah dua minggu jumlah pasien positif tidak bertambah dari tiga orang. Dari empat pasien positif itu, 1 pasien telah sembuh, 1 pasien meninggal, dan 2 pasien dalam perawatan.
Kabar bertambahnya pasien positif Covid-19 disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, di Banyuwangi, Rabu (6/5/2020). ”Barusan kami dapat info bahwa pasien positif Covid-19 di Banyuwangi bertambah satu orang, jadi total empat orang. Jadi tolonglah, kita sama-sama menjaga diri dan keluarga. Jangan sampai bertambah lagi,” ujarnya.
Anas menjelaskan, kabar itu ia dapat dari Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono. Informasi tersebut disampaikan setelah hasil swab (usap tenggorok) keluar. Pasien 04 ini, lanjut Anas, merupakan istri dari pasien 02 yang meninggal karena Covid-19.
Pasien 02 meninggal saat masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Saat meninggal, hasil swab pasien 02 belum keluar. Kendati demikian, jenazah pasien dimakamkan dengan standar Covid-19.
Beruntung ibu ini dalam kondisi sehat dan disiplin mengisolasi diri di rumah secara mandiri.
Selang dua hari setelah dimakamkan, hasil swab milik pasien 02 keluar dan dinyatakan positif Covid-19. Sesuai prosedur, orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien harus dilakukan pemeriksaan tes cepat.
Hasil tes itu menunjukkan istri pasien 02 positif Covid-19. Pemeriksaan lantas dilanjutkan dengan usap tenggorok. Hasilnya pun positif Covid-19.
”Beruntung ibu ini dalam kondisi sehat dan disiplin mengisolasi diri di rumah secara mandiri. Kami berharap keluarga pasangan pasien 04 dan pasien 02 tetap sabar. Sekarang, kita fokus pada perawatan ibu yang menjadi pasien 04 di Banyuwangi ini,” kata Anas.
Pasien 02 tercatat sempat melakukan perjalanan ke Jember dan Lumajang sebelum mengeluhkan demam, pilek, dan sesak napas. Hasil foto toraks yang bersangkutan juga menunjukkan adanya radang paru-paru. Pasien 02 meninggal pada 9 April 2020 setelah sempat dirawat beberapa hari di RSUD Genteng, Banyuwangi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono menyampaikan, seorang PDP juga meninggal. PDP ini meninggal sebelum sempat dilakukan tes usap tenggorok.
”PDP yang meninggal memiliki riwayat perjalanan dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Ia juga memiliki penyakit bawaan diabetes melitus. Kami memang belum sempat melakukan swab tenggorok. Namun, dari hasil rapid test, pasien ini non-reaktif,” ujarnya.
Respons warga
Hingga saat ini, tercatat sudah dua orang PDP yang meninggal di Banyuwangi. Adapun total PDP di Banyuwangi mencapai 14 orang, dengan dua orang masih dirawat.
Bertambahnya kasus positif dan jumlah PDP yang meninggal ditanggapi berbeda oleh masyarakat Banyuwangi. Andi Wibowo (28) mengaku tidak terlalu khawatir pada kondisi tersebut. ”Saya saat ini sehat, tidak dari bepergian ke luar kota. Saya juga terus menggunakan masker saat berpergian ke luar rumah,” ujar mahasiswa salah satu universitas swasta di Banyuwangi itu.
Sementara, warga lain, Ulil Albab (32), mengaku khawatir dengan terus bertambahnya jumlah kasus positif dan PDP yang meninggal. Ia menilai ketidakdisiplinan warga menjadi sumber masalah.
”Saya sudah mati-matian menahan bosan di rumah, tapi ternyata masih banyak warga yang keluyuran untuk hal-hal tidak penting. Kalau semakin banyak yang tertular, kami yang selama ini jaga diri tetap saja khawatir,” ucapnya.