Persaudaraan sejati akan menyatukan bangsa dalam keutuhan, pada saat bangsa diberkahi kebahagiaan ataupun dirundung penderitaan. Selamat Hari Trisuci Waisak 2564/2020. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Oleh
Bhikkhu Sri Subhapannyo, Mahathera Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia
·4 menit baca
Hari Trisuci Waisak mengingatkan tiga peristiwa suci: kelahiran, pencerahan sempurna, dan kemangkatan Buddha Gautama. Tiga peristiwa itu terjadi pada hari yang sama, hari purnama raya, bulan Waisak.
Kelahiran calon Buddha tahun 623 Sebelum Masehi (SM) di Taman Lumbini, Kapilavasthu, Nepal. Pencerahan Sempurna Buddha tahun 588 SM, di bawah pohon Bodhi, Bodhgaya, India. Kemangkatan Buddha Gautama tahun 543 SM pada usia 80 tahun di Kusinara, India.
Hari Trisuci Waisak 2564 jatuh pada 7 Mei 2020. Umat Buddha seluruh dunia merayakan hari Tri Suci Waisak untuk merenungkan dan menghayati ajaran kebenaran Dhamma, sumber pencerahan batin.
Persaudaraan sejati
Hidup bermasyarakat memiliki bermacam adat istiadat, tradisi, agama, dan kepercayaan. Meski demikian, sebenarnya kita mempunyai satu rasa, sebagai saudara sebangsa, setanah air, bahkan saudara sebagai sesama manusia.
Hak hidup perlu diterapkan menjadi sikap persaudaraan ketika hak hidup itu bertemu dan bersama dengan sesama.
Bhinneka Tunggal Ika adalah sesanti Buddhis yang diungkapkan pujangga Mpu Tantular untuk menjembatani perbedaan-perbedaan yang timbul pada masa kejayaan Majapahit di Jawa Timur.
Meskipun di tengah-tengah keragaman perbedaan, sebenarnya bisa saja kita hidup bersatu padu. Tanpa harus membuang ciri asal-usul, bahkan ciri budayanya, karena masing-masing manusia mempunyai hak hidup. Hak hidup perlu diterapkan menjadi sikap persaudaraan ketika hak hidup itu bertemu dan bersama dengan sesama.
Persaudaraan muncul karena adanya cinta kasih dan kasih sayang, ingin hidup bersama sebagai sahabat karib, serta ingin sama-sama hidup dengan saling meringankan dan melenyapkan derita. Persaudaraan tidak ingin meniadakan satu sama lain dan tak ingin membiarkan yang lain hidup menderita.
Bersaudara ditandai dengan kerukunan sebagai wujud dari toleransi, saling menghormati, dan saling membantu. Persaudaraan akan sulit terjadi apabila manusia saling membenci dan bermusuhan. Buddha mengatakan, kebencian tidak akan berakhir apabila dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan berakhir apabila dibalas dengan tidak membenci, inilah satu hukum abadi.
Mereka yang bijaksana memahami permusuhan tidak akan pernah berakhir apabila sikap saling memusuhi dan saling membenci terus berlanjut. Orang bijaksana memahami meskipun ditipu, dihina, ataupun disakiti, ia tidak membalasnya. Bahkan, tidak pernah berpikir mengharap orang lain celaka.
Dasar keutuhan bangsa
Keutuhan kehidupan bermasyarakat sepenuhnya tergantung pada sikap saling memercayai, bukan saling mencurigai, kuncinya adalah kejujuran. Memiliki kejujuran pada diri sendiri, demikian juga terhadap orang lain. Kejujuran itu berasal dari kewajaran yang sebenarnya, bukan sikap berpura-pura, berbohong, apalagi oportunis.
Kejujuran merupakan sebuah sikap dasar bagi mereka yang menginginkan suasana saling menghargai, saling menghormati, dan hal-hal itulah yang menimbulkan saling kedekatan atau keutuhan sebagai suatu komunitas bangsa.
Ajaran agama memengaruhi kondisi psikologis manusia ke dalam kondisi emosional yang paling dalam. Kondisi emosional keagamaan yang tidak tepat sesuai ajaran agama kerap digunakan sebagai alat penentu kebenaran bagi orang yang mempunyai kepentingan sesaat dan yang merasa ada di jalan paling benar.
Sementara orang lain dianggap salah, padahal realitasnya, kebenaran bukanlah milik segelintir orang. Sebab, ada kebenaran yang bersifat universal terdapat dalam ajaran agama. Penerapan kejujuran dan kebenaran universal sesuai ajaran agama akan membangun sebuah keutuhan bangsa.
Hendaklah kita memiliki cinta kasih dan kasih sayang untuk mengembangkan sifat kemanusiaan. Melalui kesadaran seperti itu tumbuh semangat persaudaraan hidup. Selain persaudaraan, perlu juga dibangun kepercayaan ataupun kejujuran di tengah-tengah masyarakat untuk menjaga keutuhan.
Kepercayaan adalah asas kerja sama dalam masyarakat. Saling tolong-menolong dan saling percaya diterapkan sebagai perilaku gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Gotong royong saat bahagia dan susah.
Tatkala kita bersama menghadapi musibah, baik musibah bencana alam maupun musibah lain, seperti wabah penyakit menular, marilah kita bergotong royong satu padu menghadapi dan mengatasi musibah itu. Janganlah kita merasa senang tatkala orang lain susah dan merasa susah tatkala orang lain senang.
Jangan mengambil keuntungan pada saat orang lain menderita, sebaliknya marilah kita menolong orang lain yang sedang menderita. Buddha mengatakan, apabila dalam pengembaraanmu engkau dapat menemukan sahabat yang berkelakuan baik, pandai, dan bijaksana, hendaknya engkau berjalan bersamanya dengan senang hati dan penuh kesadaran untuk mengatasi semua bahaya.
Sahabat baik dalam kehidupan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap kebahagiaan bersama. Dengan mengecilkan kepentingan individu dan sebaliknya mendukung kepentingan bersama, kita dapat hidup dalam kebersamaan yang utuh. Kita perlu jaga keutuhan bangsa sebagai modal dasar perjuangan mencapai cita-cita bersama, kehidupan sosial yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Marilah kita mengembangkan cinta kasih dan kasih sayang serta kejujuran agar bangsa Indonesia dapat hidup dalam persaudaraan sejati yang kokoh. Persaudaraan sejati akan menyatukan bangsa dalam keutuhan, pada saat bangsa diberkahi kebahagiaan ataupun dirundung penderitaan.
Persatuan Indonesia sebagai modal dasar bagi perjuangan menuju kehidupan bangsa yang berkembang maju. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, selalu melindungi. Selamat Hari Trisuci Waisak 2564/2020. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.