Puskesmas di Sumut Tetap Buka, Protokol Kesehatan Ditingkatkan
Penerapan protokol kesehatan di fasilitas kesehatan diperketat untuk meminimalisasi penularan Covid-19 kepada tenaga kesehatan ataupun pasien. Di Sumatera Utara, dua kluster terkait dengan puskesmas.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penerapan protokol kesehatan di fasilitas kesehatan di beberapa daerah di Sumatera Utara diperketat. Tujuannya, meminimalisasi penularan Covid-19 kepada tenaga kesehatan ataupun pasien.
Di Sumatera Utara, dua kluster besar terkait dengan puskesmas. Selain itu, sebanyak 48 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung, Tapanuli Utara, reaktif tes cepat Covid-19 setelah merawat pasien positif.
Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan Edwin Effendi, Kamis (7/5/2020), mengatakan, pihaknya tetap membuka layanan kesehatan di semua puskesmas dan rumah sakit di Kota Medan, tetapi menerapkan protokol kesehatan yang ketat. ”Saat kondisi darurat kesehatan, fasilitas kesehatan justru harus tetap melayani masyarakat,” katanya.
Edwin mengatakan, Puskesmas Selayang II yang menjadi salah satu kluster penularan terbesar di Medan juga masih tetap buka. Penularan di kluster itu awalnya diketahui setelah ada tenaga kesehatan positif Covid-19, pertengahan April. Kini, penularan lokal ke masyarakat di sekitar puskesmas pun sudah terjadi di kluster itu.
Edwin mengatakan, mereka melakukan sterilisasi di semua puskesmas secara rutin. Semua petugas juga menggunakan alat pelindung diri yang disesuaikan dengan tingkat risiko masing-masing.
Di ruang konsultasi rawat jalan, misalnya, petugas kesehatan memakai masker bedah, pelindung wajah, pelindung kepala, gaun, sarung tangan, dan sepatu pelindung. Sementara itu, di ruang perawatan harus ada tambahan pelindung mata.
Layanan yang diberikan juga disesuaikan di semua puskesmas. Poliklinik gigi dan mulut di semua puskesmas ditutup karena risiko penularan sangat tinggi. Edwin mengatakan, hingga kini sejumlah dokter dan perawat di Medan positif Covid-19 dan beberapa di antaranya meninggal.
Kepala Dinkes Deli Serdang Ade Budi Krista mengatakan, pihaknya masih membuka semua layanan puskesmas. Di sana, Puskesmas Tanjungmorawa menjadi satu kluster yang menyebabkan transmisi lokal setelah merawat pasien yang belakangan diketahui positif Covid-19.
”Kami juga melakukan penyesuaian layanan kesehatan di puskesmas, seperti menutup semua layanan poliklinik gigi dan mulut,” kata Ade.
Direktur RSUD Tarutung Janri Nababan mengatakan, sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 untuk beberapa kabupaten di sekitarnya, mereka meningkatkan protokol kesehatan, baik untuk tenaga kesehatan maupun pasien. Mereka pun sempat merawat satu pasien positif Covid-19 dan kini sudah dirujuk ke Medan.
Setelah menelusuri kontaknya, sebanyak 48 tenaga kesehatan menunjukkan hasil reaktif tes cepat Covid-19. ”Mereka pun langsung kami karantina dan menjalani pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Kami masih menunggu hasilnya,” kata Janri.
Mereka menjalani pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Kami masih menunggu hasilnya.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Mayor (kes) dr Whiko Irwan mengatakan, tenaga kesehatan menjadi kelompok rentan terpapar Covid-19. Karena itu, mereka terus memasok alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan. Mereka juga meminta agar protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin.
Alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan pun sudah didatangkan dalam lima tahap. Total ada 37.300 pasang APD dan 41.000 masker. Alat itu didistribusikan ke semua puskesmas, rumah sakit, dan dinkes di Sumut sesuai kebutuhannya.
Whiko mengatakan, penularan Covid-19 masih terus terjadi di Sumut dengan jumlah kasus positif 142 orang, bertambah satu kasus dibandingkan dengan hari sebelumnya. Jumlah pasien dalam pengawasan yang dirawat di rumah sakit pun 146 orang dan orang dalam pemantauan 1.471 orang.