Sebanyak 26 Tenaga Kesehatan di Boven Digul Diisolasi
Sebanyak 26 tenaga kesehatan di Kabupaten Boven Digoel, Papua, harus diisolasi karena kontak langsung dengan warga yang reaktif tes cepat. Padahal, jumlah tenaga kesehatan di wilayah selatan Papua ini sangat terbatas.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 26 tenaga kesehatan di Kabupaten Boven Digul. Papua, diisolasi sejak beberapa hari lalu. Mereka diisolasi setelah memeriksa seorang warga yang terlambat memberi tahu telah kontak dengan pasien positif Covid-19.
Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Boven Digoel Syahib saat dihubungi Jayapura, Jumat (8/5/2020), memaparkan, tenaga kesehatan yang diisolasi adalah 2 dokter dan 25 perawat. Mereka bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Boven Digoel.
Warga yang kontak dengan 26 tenaga kesehatan ini telah menjalani tes cepat dan hasilnya reaktif. Saat ini, warga tersebut telah diisolasi di RSUD Boven Digoel. Total pasien positif Covid-19 di Boven Digoel sebanyak tiga orang.
”Perawat diisolasi di ruang khusus. Sedangkan dua dokter menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing sebab keduanya hanya tinggal sendiri di rumah,” papar Syahib.
Ke depan, ia meminta warga jujur menyampaikan riwayat kontraknya saat menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Tujuannya, agar tidak memicu penularan baru Covid-19.
”Kami juga meminta warga menghubungi pusat informasi Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Boven Digoel apabila merasakan gejala. Kami telah memublikasikan nomor pusat informasi di sejumlah ruas jalan umum,” tutur Syahib.
Ia menambahkan, tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Boven Digoel akan mengambil sampel swab 26 tenaga kesehatan tersebut. ”Kami akan mengirim 26 sampel untuk diperiksa menggunakan metode PCR di Jayapura,” ujarnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Papua Donald Aronggear menyesalkan penularan Covid-19 pada 26 tenaga kesehatan di Boven Digoel. Warga seharusnya menghubungi pusat informasi penanganan Covid-19 sebelum memeriksakan diri. Tujuannya, agar petugas kesehatan dapat secara langsung menjemput warga tersebut dengan menggunakan alat pelindung diri lengkap.
Kami akan mengirim 26 sampel untuk diperiksa menggunakan metode PCR di Jayapura.
”Perbuatan yang tidak jujur bisa menyebabkan tenaga kesehatan terus tertular. Padahal, jumlah tenaga kesehatan di Papua sangat terbatas,” tutur Donald.
Ia berharap pemerintah daerah dapat menyiapkan alat pelindung diri yang sesuai standar. Tenaga kesehatan juga tidak boleh lengah dalam menerapkan protokol kesehatan.
”Kami berharap tenaga kesehatan harus selalu menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standar dari tes cepat hingga perawatan di ruang isolasi,” ucap Donald.
Berdasarkan data Dinas Sosial, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Provinsi Papua, jumlah penduduk pada akhir tahun 2019 mencapai 4.349.343 jiwa. Di lain sisi, jumlah dokter IDI Papua tahun 2020 sebanyak 1.163 orang.
Dengan jumlah perbandingan itu, rata-rata seorang dokter di Papua harus melayani 3.817 orang. Padahal, menurut standar WHO, 1 dokter idealnya melayani 2.5000 orang.