Alat pelindung diri bukan jaminan terhindar dari penularan virus SARS-CoV-2. Kedisiplinan masyarakat di luar fasilitas kesehatan juga sangat penting menekan risiko transmisi lokal Covid-19.
Oleh
TIM KOMPAS
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Mengikuti protokol Covid-19 tak membuat tenaga kesehatan terlindungi sepenuhnya. Penularan Covid-19 pada tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan masih terus terjadi.
Di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 bertambah empat, menjadi delapan orang. Mereka diduga tertular dari pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang berobat ke puskesmas untuk penyakit lain. ”Empat kasus terbaru itu semuanya tenaga kesehatan di Puskesmas Baso,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam Indra Rusli, dihubungi dari Padang, Kamis (7/5/2020).
Kluster Puskesmas Baso diduga bermula dari pasien AG yang berobat hipertensi. AG adalah pasien tetap di puskesmas itu. Belakangan baru diketahui ia positif Covid-19 tanpa gejala. Penelusuran dan pemeriksaan kontak erat AG, hingga Kamis, hasilnya ada 10 orang yang diduga terpapar Covid-19 dari AG. Dua di antaranya petugas laboratorium Puskesmas Lubuk Basung (yang mengambil sampel swab AG) dan bidan desa di Jorong Sungai Cubadak, Kecamatan Baso.
Empat kasus terbaru itu semuanya tenaga kesehatan di Puskesmas Baso.
Kasus lain di Padang Panjang. RSUD di sana masih tutup hingga Kamis. Penutupan karena transmisi lokal Covid-19. ”RSUD Padang Panjang masih ditutup, sekitar 15 hari sejak temuan kasus (30 April),” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Nuryanuwar. Selain itu, Puskesmas Gunung di Padang Panjang Timur juga tutup sementara.
Satu tenaga kesehatan di puskesmas itu positif Covid-19, diduga tertular salah satu tenaga kesehatan di RSUD Padang Panjang karena satu rumah. Hingga Kamis, total kasus positif Covid-19 di Padang Panjang ada 19 orang. Rinciannya 14 tenaga kesehatan/pegawai RSUD, 1 tenaga kesehatan Puskesmas Gunung, 3 anggota keluarga, dan 1 pelaku perjalanan dari Jakarta.
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang, Defriman Djafri, mengatakan, hasil kajian bersama dua rekan, hingga 4 Mei 2020, tenaga kesehatan/orang yang bekerja di instansi kesehatan penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di Sumbar. Namun, data tersebut bersifat dinamis.
”Dari 203 kasus hingga 4 Mei, 24,14 persen kasus adalah tenaga kesehatan atau orang yang bekerja di instansi kesehatan. Tertinggi dari semua kategori. Kedua tertinggi, ibu rumah tangga 14,78 persen,” kata Defriman yang juga Dekan FKM Unand.
Di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, satu perawat di RSUD Indramayu diduga tertular Covid-19 dari luar rumah sakit. Laki-laki berusia 40 tahun itu anggota tim isolasi 1.
”Di dalam rumah sakit, perawat memakai alat pelindung diri level 3 dengan sistem perlindungan ketat di ruangan isolasi. Di luar, potensi penularan Covid-19 lebih mengerikan,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indramayu Deden Bonni Koswara.
Tetap buka
Di Sumatera Utara, dua kluster besar terkait puskesmas. Sebanyak 48 tenaga kesehatan di RSUD Tarutung, Tapanuli Utara, reaktif tes cepat Covid-19 setelah merawat pasien positif.
Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan Edwin Effendi mengatakan, pihaknya tetap membuka layanan kesehatan di semua puskesmas dan rumah sakit di Kota Medan, tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. ”Saat kondisi darurat kesehatan, fasilitas kesehatan justru harus tetap melayani,” katanya.
Puskesmas Selayang II, salah satu kluster penularan terbesar di Medan, juga tetap buka. Penularan di kluster itu diketahui setelah ada tenaga kesehatan positif Covid-19, pertengahan April. Kini, penularan lokal ke masyarakat di sekitar puskesmas pun sudah terjadi.
Kepala Dinas Kesehatan Deli Serdang Ade Budi Krista mengatakan, pihaknya juga masih membuka semua layanan puskesmas. Puskesmas Tanjungmorawa di daerahnya menjadi satu kluster transmisi lokal setelah merawat pasien yang belakangan diketahui positif.
”Kami juga melakukan penyesuaian layanan kesehatan di puskesmas, seperti menutup semua layanan poliklinik gigi dan mulut,” kata Ade.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Mayor (Kes) dr Whiko Irwan mengatakan, tenaga kesehatan menjadi kelompok rentan terpapar Covid-19. Karena itu, mereka terus memasok alat pelindung diri. Mereka juga meminta agar protokol kesehatan diterapkan.
Di Kalimantan Timur, perbedaan menafsir hasil tes cepat di Kabupaten Paser membuat dua puskesmas ditutup sementara. Sebelumnya, semua tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Long Kali dan Puskesmas Kecamatan Long Ikis menjalani tes cepat karena menangani pasien positif Covid-19.
Karantina mandiri
Meski hasil tes cepat tak bisa dijadikan rujukan utama mendeteksi seseorang terjangkit Covid-19, Dinas Kesehatan Kabupaten Paser memutuskan menutup sementara dua puskesmas. Dua puskesmas itu sudah beroperasi kembali sejak Selasa (5/5/2020). Namun, mayoritas tenaga kesehatan di sana masih harus menjalani karantina mandiri hingga 14 Mei 2020. Mereka juga perlu mengikuti tes cepat kedua.
Tenaga kesehatan yang bekerja di Kecamatan Long Ikis saat ini hanya 18 orang dari total 85 orang. Sementara tenaga kesehatan di Puskesmas Long Kali yang bekerja hanya 12 orang dari total 40 orang. Di Karawang, Jabar, 14 tenaga kesehatan yang sebelumnya positif Covid-19 berdasarkan tes cepat, kemudian dinyatakan negatif.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Karawang Fitra Hergyana mengatakan, meski dinyatakan negatif, mereka tetap harus menjalani isolasi mandiri selama dua minggu.
Di Semarang, Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jateng Edy Wuryanto mengatakan, penapisan pasien di pintu utama rumah sakit dan fasilitas kesehatan menjadi kunci agar pertahanan tenaga kesehatan tidak jebol.
Di Jateng, kabar terbaru menyebutkan 13 tenaga kesehatan RS Mardi Rahayu, Kabupaten Kudus, tertular Covid-19. Direktur Utama RS Mardi Rahayu, Pujianto, menuturkan, penapisan telah dilakukan sejak awal sebagai pencegahan. ”Sejak tes cepat, kami langsung menelusuri yang kontak erat, termasuk keluarga. Namun, idealnya memang di-swab dan kami utamakan bagi tenaga kesehatan,” katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta tes usap metode PCR pada tenaga kesehatan RS Mardi Rahayu diprioritaskan. Sebelumnya, 34 tenaga kesehatan di RS Dr Kariadi Semarang juga positif Covid-19. (JOL/NSA/IKI/MEL/CIP/DIT)