Pandemi Covid-19 turut berpengaruh pada sejumlah proyek strategis, khususnya menyangkut nasib sebagian pekerja yang dirumahkan untuk mengantisipasi penyebaran virus.
KENDARI, KOMPAS — Sejumlah pekerja megaproyek pengolahan nikel kawasan Virtue Dragon Nickel Industrial Park, Sulawesi Tenggara, dirumahkan sejak dua bulan terakhir. Langkah ini ditempuh untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lokasi kerja. Meski tetap mendapat gaji pokok, para pekerja cemas terjadi pemutusan hubungan kerja massal.
Sekitar 2.000 pekerja PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) dirumahkan sejak 23 Maret. Dua perusahaan ini merupakan megaproyek pemurnian dan pengolahan bijih nikel dengan investasi miliaran dollar AS di kawasan VDNI. Sebagian besar yang dirumahkan merupakan pekerja kontrak.
Human Resources Department (HRD) Manager PT VDNI dan PT OSS Ahmad Saekuzen menjelaskan, perumahan karyawan dilakukan sebagai antisipasi penyebaran pandemi Covid-19, khususnya di wilayah perusahaan. Karyawan yang menetap di luar wilayah kerja perusahaan terpaksa dirumahkan untuk sementara.
”Alasannya murni untuk mengantisipasi penyebaran virus dan protokol perusahaan. Pekerja yang menetap di luar wilayah Kecamatan Morosi, Bondoala, dan Kapoiala, kami rumahkan. Itu pun sebenarnya kami kasih opsi, yang masih mau kerja, kos sementara di tiga kawasan itu,” ucap Ahmad, di Kendari, Minggu (10/5/2020).
Selama dirumahkan, ribuan pekerja tetap mendapatkan gaji pokok sesuai kontrak. Pekerja hanya tidak mendapatkan beberapa pendapatan tambahan karena tidak bekerja, seperti tunjangan dan lembur. Dari total 11.000 pekerja, saat ini ada sekitar 9.000 orang yang masih bekerja. Jumlah ini di luar kontraktor dan mitra yang mencapai 20.000 pekerja.
”Memang ada evaluasi juga selama dirumahkan. Untuk karyawan tetap itu aman. Untuk tenaga kontrak, ada yang diputus kontrak karena melihat kinerja selama ini, dan kebetulan kontraknya memang habis. Angka pastinya harus cek satu-satu dulu,” ucap Ahmad.
Ketua Serikat dan Perlindungan Tenaga Kerja (SPTK) Konawe Junaedi menyampaikan, para pekerja PT VDNI ataupun PT OSS yang dirumahkan sangat khawatir terjadi PHK massal ke depannya. Sebab, perumahan karyawan tidak memiliki legalitas yang jelas dan rawan untuk pekerja. Kekhawatiran bertambah dengan rencana kedatangan 500 pekerja asal China akhir April lalu.
Rencana kedatangan ini ditolak banyak pihak karena bertolak belakang dengan upaya pencegahan Covid-19. Belakangan, Kemenaker menunda rencana tersebut. Ahmad Saekuzen membantah perumahan karyawan di PT VDNI dan PT OSS berkaitan dengan rencana kedatangan pekerja asing.
Justru ke depan, akan ada penambahan ribuan pekerja lokal. Adapun ratusan pekerja asing yang akan didatangkan merupakan tenaga ahli untuk pembangunan smelter.
Pembangunan kilang
Pandemi Covid-19 membuat program pengembangan kilang minyak atau refinery development master plan (RDMP) di Balikpapan, Kalimantan Timur, terkendala mendatangkan pekerja dengan keahlian khusus dari luar kota. Project Coordinator RDMP Refinery Unit V Balikpapan and Lawe-lawe Djoko Koen Soewito mengatakan, salah satu keahlian yang sulit dicari di Balikpapan adalah pengelas di lepas pantai (welder offshore).
Pekerja yang memiliki keahlian khusus itu perlu didatangkan dari luar daerah untuk mendukung pengerjaan proyek. Walakin, kendala tersebut tak memengaruhi target penyelesaian proyek pada 2023. Hal ini karena fokus pengerjaan bisa dialihkan ke pembangunan perkantoran, gudang, relokasi suar, mengubah rute di Jalan Yos Sudarso, serta pembangunan konstruksi dermaga.
”Pekerja dengan keahlian khusus itu harus didatangkan dari luar Balikpapan. Namun, untuk kendala di lapangan sejauh ini relatif terkendali. Kami selalu mengantisipasi prosedur pencegahan Covid-19 di area bekerja,” kata Djoko saat dihubungi, kemarin.
Salah satu proyek strategis nasional itu saat ini sudah mencapai 16 persen tahap pembangunan. Saat ini, jumlah pekerja yang sudah bekerja dalam proyek itu sekitar 5.000 orang.
”Kalaupun nantinya perlu mendatangkan pekerja dari luar kota, kami tunduk dengan protokol pencegahan Covid-19 dari perusahaan dan pemerintah,” kata Asisten Manager General Support RDMP RU V Balikpapan Nur Rochman.