BANDUNG, KOMPAS — Selain zona merah, pemeriksaan uji swab menggunakan metode polymerase chain reaction di Jawa Barat difokuskan pada daerah dengan peningkatan kasus positif Covid-19 akibat mudik. Untuk mendapatkan peta persebaran yang lebih komprehensif, warga yang berisiko menyebarkan Covid-19 diminta melapor.
Wakil Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Siska Gerfianti, Minggu (10/5/2020), mengatakan, daerah-daerah itu adalah Kabupaten Kuningan, Karawang, Ciamis, Cianjur, Sumedang, dan Kota Sukabumi.
”Peningkatan kasus seperti di Kuningan terjadi akibat arus mudik sebulan lalu. Di daerah ini hampir terdapat 11 kluster di tingkat kecamatan. Jadi, kenaikan kasus ini sedang dipantau Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan,” katanya.
Data dari Crisis Center Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan, hingga Minggu sore ada tiga kasus positif aktif dan 22 positif dari hasil rapid test (tes cepat). Hasil tes cepat akan langsung ditindaklanjuti tes swab.
Meski posisi tertinggi masih di kawasan Bandung Raya dan Bogor-Depok-Bekasi, informasi dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, angka positif aktif mulai meningkat di daerah lain. Kota Sukabumi memiliki kasus positif 23 pasien, meningkat 28 persen dari minggu lalu. Kabupaten Kuningan, Ciamis, Kota Cirebon, dan Kabupaten Cirebon masing-masing memiliki tiga pasien positif.
Tes swab masif itu diawali di Kota Bandung, Sabtu (9/5), diikuti daerah lain mulai Senin atau Selasa pekan ini. Siska mengatakan, itu untuk mendapatkan persebaran Covid-19 sehingga potensinya bisa dipetakan lebih cepat dan tepat.
Sementara itu, pembatasan mobilitas akibat pelarangan mudik berdampak pada aktivitas Terminal Cicaheum. Terminal yang melayani jalur timur Jabar ini hanya diisi bus dalam kota dan angkutan kota tanpa moda lainnya.
Kepala Terminal Cicaheum Roni Hermanto mengatakan, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No 25/2020, bus antarkota berhenti beroperasi pada 24 April-31 Mei. Hal itu untuk mengurangi potensi persebaran Covid-19.
Kota Lampung
Di Lampung, petugas masih menelusuri riwayat kontak penyebab tiga orang terinfeksi virus SARS-CoV-2. Pasien itu laki-laki berumur 63 tahun asal Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan; bayi berusia 11 bulan, anak pengemudi ojek daring di Kecamatan Natar, Lampung Selatan; dan laki-laki berusia 58 tahun asal Kota Bandar Lampung.
”Sampai saat ini belum diketahui klusternya. Petugas di lapangan masih terus melakukan tracking,” kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Lampung, Reihana.
Selama pandemi Covid-19, Lampung juga masih menerima kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Lampung.
Minggu kemarin, 12 PMI dari Taiwan, Hong Kong, dan Singapura tiba. Seusai menjalani pemeriksaan kesehatan, mereka langsung dipulangkan ke rumahnya. Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung Lukmansyah mengatakan, sebelum dipulangkan, mereka diisolasi di Wisma Haji, Bandar Lampung. Petugas juga memantau suhu tubuh dan kondisi kesehatan mereka.