Satu RS Rujukan Covid-19 di Maluku Ditutup Sementara
RSUD Haulussy, rumah sakit dengan fasilitas paling memadai dan menjadi rujukan utama di Maluku, ditutup selama 14 hari. Sejumlah awak rumah sakit itu terinfeksi Covid-19.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Kegiatan operasional Rumah Sakit Umum Daerah Dr Haulussy, Ambon, ditutup sementara mulai Selasa (12/5/2020) hingga 14 hari ke depan. Sejumlah tenaga kesehatan di rumah sakit dengan fasilitas paling memadai dan menjadi rujukan utama di Maluku itu terinfeksi Covid-19. Hingga Selasa malam, belum ada solusi bagi pasien yang hanya bisa dilayani di rumah sakit tersebut.
Menurut pantauan Kompas pada Selasa, pintu instalasi gawat darurat tertutup. Di pintu masuk tampak berjaga petugas keamanan. Sesekali terlihat petugas rumah sakit berdatangan. Dikabarkan, semua tenaga kesehatan dan administrasi menjalani pengambilan swab (usap tenggorokan). Beberapa warga yang datang berobat langsung diminta pulang. ”Bisa ke rumah sakit lain dulu. Di sini lagi disterilkan,” kata seorang petugas keamanan mengarahkan warga yang datang.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikhyal Pontoh mengatakan, penutupan itu dilakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19, baik antarsesama petugas rumah sakit maupun dengan pasien dan pengunjung. Tiga perawat dinyatakan positif Covid-19. Selain itu, sebanyak 22 tenaga kesehatan lainnya juga menunjukkan tanda reaktif berdasarkan hasil tes cepat. Kini, mereka menunggu hasil tes swab.
Menurut Pontoh, penularan itu diduga berasal dari pasien. Ada seorang pasien dari Kabupaten Seram Bagian Barat yang masuk rumah sakit dengan keluhan gagal ginjal. Pasien itu tidak menunjukkan gejala Covid-19 sehingga tidak diperlakukan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). Sebelum meninggal pada 7 Mei lalu, pasien menunjukkan gejala sesak napas sehingga diambil swab.
Pada saat meninggal, jenazah pasien itu tidak diperlakukan sesuai standar protokol Covid-19. Pemakamannya pun dihadiri banyak orang. Empat hari kemudian, hasil swab diumumkan positif Covid-19. Tim gugus tugas melakukan pelacakan dan didapat informasi bahwa suami dari pasien yang meninggal itu baru pulang dari Jakarta beberapa waktu lalu. Suaminya menjalani tes cepat dan hasilnya reaktif. Mereka yang bersentuhan dengan jenazah pasien itu pun dinyatakan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).
”Banyak pasien yang tidak jujur. Mereka sengaja menutup informasi karena khawatir akan diperiksa. Mereka tidak terbuka karena di kalangan masyarakat masih kuat stigma bahwa orang-orang yang terinfeksi virus korona ini semacam pembawa aib. Masyarakat akan cenderung menolak mereka. Pandangan keliru ini sulit sekali hilang, padahal sering disosialisasikan,” tutur Meikhyal.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Melky Lohi mengatakan, pemerintah daerah bersama pihak rumah sakit perlahan memindahkan pasien dari RSUD Haulussy ke rumah sakit lain. Mereka juga memikirkan pelayanan bagi pasien yang hanya bisa dilakukan di RSUD Haulussy. ”Seperti cuci darah, di Maluku hanya ada di RSUD Haulussy. Juga beberapa pelayanan yang lain. Saat ini sedang dicari formulanya,” kata Melky.
Di Maluku, hanya ada lima rumah sakit yang menangani pasien Covid-19, yakni RSUD Haulussy, RSUP Dr J Leimena Ambon, RS TNI AD Dr Latumeten Ambon, RS TNI AL FX Suhardjo Ambon, dan RS Bhayangkara Ambon. Pasien yang dalam kondisi berat biasanya dirujuk ke RSUD Haulussy atau yang biasa disebut juga RSUD Ambon. Semua pasien Covid-19 meninggal di RSUD Ambon.
Penutupan sementara RSUD Ambon itu terjadi pada saat kasus positif Covid-19 di Maluku melonjak. Hingga Selasa malam pukul 19.30 WIT, pasien positif berjumlah 50 orang. Sehari sebelumnya, jumlah pasien 36 orang. Secara keseluruhan, 17 orang dinyatakan sembuh dan 4 orang meninggal. Total PDP di Maluku sebanyak 21 orang dan ODP sebanyak 52 orang.
Kota Ambon menjadi daerah dengan kasus positif terbanyak di Maluku, yakni 42. Sebanyak 12 orang sembuh dan 3 meninggal. Tim gugus tugas terus melakukan pelacakan di sejumlah titik penyebaran. Di Pasar Mardika, 414 orang telah menjalani tes cepat (rapid test).
”Hasil rapid test sengaja tidak dibuka ke publik untuk menjaga situasi. Tim gugus tugas membicarakan secara personal dan melakukan serangkaian upaya mitigasi,” kata Joy Adriaansz, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon.