Warga Perkampungan di Surabaya Bakal Dapatkan Uji Cepat Massal
Warga di lima kampung di Surabaya, Jawa Timur, akan menjalani tes uji cepat mulai pekan ini. Pertimbangannya, sudah ada pasien positif Covid-19 di kawasan tersebut.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Warga di lima kampung di Surabaya, Jawa Timur, akan menjalani tes uji cepat mulai pekan ini. Pertimbangannya, sudah ada pasien yang positif Covid-19 dari kawasan tersebut.
Lima kampung itu adalah Manukan Kulon, Bratang Gede, Rungkut Lor, dan Kedung Baruk. Kampung-kampung itu dipilih berdasarkan kajian epidemiologis dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto, di Surabaya, Selasa (12/5/2020), mengatakan, tes uji cepat akan dilakukan mulai pekan ini. ”Tes diperlukan untuk mengetahui warga lain yang sudah tertular,” katanya.
Jika ada warga yang dari hasil tes cepat menunjukkan reaktif positif, hal itu akan dilanjutkan dengan swab. Selama masa tunggu hasil swab, berkisar satu minggu, warga diisolasi di hotel yang telah disediakan Pemkot Surabaya. Tujuannya, agar sementara waktu tidak kontak dengan orang sehat.
Eddy mengatakan, saat ini banyak orang tanpa gejala yang masih beraktivitas dan berpotensi menularkan ke anggota keluarga dan tetangga sekitar. Oleh sebab itu, tes diperlukan agar dapat memutus rantai penularan. Warga yang positif Covid-19 diharapkan segera mendapatkan perawatan agar cepat sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, setelah menerima laporan warga bergejala Covid-19, tim melakukan swab. Jika hasilnya positif, pasien dirawat di rumah sakit dan tim melakukan penelusuran kontak. Seluruh orang yang pernah melakukan kontak dekat dilakukan tes cepat. Apabila hasilnya negatif, dia diminta tetap melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
”Penelusuran kontak sangat penting untuk memutus rantai penularan Covid-19 yang kadang-kadang tidak bergejala,” ujarnya.
Penelusuran kontak sangat penting untuk memutus rantai penularan Covid-19 yang kadang-kadang tidak bergejala.
Berdasarkan penelusuran kontak pasien-pasien positif, ada 16 kluster penularan di Surabaya. Kluster-kluster tersebut terdiri atas kategori area publik, tempat kerja, perkantoran, rumah ibadah, seminar, asrama, serta pemudik dari luar kota dan luar negeri.
Dua kluster yang paling banyak menularkan ke warga, yakni kluster area publik Pasar PPI di Jalan Gresik dan kluster tempat kerja pabrik rokok Sampoerna, dengan jumlah di atas 30 orang.
Pemkot Surabaya, lanjut Febria, telah menyiapkan tempat tidur tambahan untuk pasien Covid-19. Mereka bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit untuk memaksimalkan ruangan yang tersedia agar mampu digunakan untuk merawat pasien-pasien Covid-19.