Pemerintah Kota Surabaya akan menggunakan gedung Asrama Haji Embarkasi Surabaya sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Tambahan ruang perawatan disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien seiring meluasnya tes cepat.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya akan menggunakan gedung Asrama Haji Embarkasi Surabaya sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Tambahan ruang perawatan pun disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien seiring meluasnya rapid test atau tes cepat.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Rabu (13/5/2020), mengatakan, tes cepat dilakukan untuk menyisir warga yang kemungkinan terlular Covid-19 dari tetangga sekitar. Tes sudah dimulai sejak pekan lalu dan menyasar perkampungan yang terdapat pasien positif.
Kami menyisir lagi warga-warga yang kemungkinan sudah tertular Covid-19 dari keluarga ataupun tetangga sekitarnya. (Tri Rismaharini)
Beberapa perkampungan yang telah melakukan tes cepat antara lain Manukan Kulon, Bratang Gede, Rungkut Lor, Kedung Baruk, Wonokusumo, Dupak, dan Wonorejo.
”Kami menyisir lagi warga yang kemungkinan sudah tertular Covid-19 dari keluarga ataupun tetangga sekitarnya,” kata Risma.
Dari tes cepat yang sudah dilakukan di perkampungan, ada sekitar 265 warga reaktif positif tes cepat. Mereka akan mengikuti tes PCR (polymerase chain reaction) untuk memastikan paparan virus SARS-CoV-2. Selama menunggu hasil tes PCR, warga diisolasi di hotel yang disediakan Pemkot Surabaya.
”Tes cepat sudah dilakukan pada lebih dari 7.200 orang dan tes PCR lebih dari 800 orang,” ucapnya.
Terus bertambah
Seiring meningkatnya pengetesan, angka positif Covid-19 diperkirakan akan terus bertambah. Data hingga Selasa (12/5/2020) menunjukkan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya mencapai 589 orang, 94 jiwa di antaranya meninggal. Ada 115 pasien yang sudah sembuh dan sisanya 589 pasien masih menjalani perawatan.
Menurut Risma, angka pasien positif diperkirakan masih terus bertambah karena tes semakin gencar dilakukan. Untuk mengantisipasi lonjakan pasien, pihaknya telah meminta sejumlah rumah sakit meningkatkan kapasitas tempat tidur.
Beberapa rumah sakit yang akan menambah kapasitas ruang perawatan ialah Rumah Sakit Husada Utama sebanyak 200 tempat tidur dan Rumah Sakit Siloam sebanyak 40 tempat tidur. Kemudian RSUD Dr M Soewandhie dari 22 kamar menjadi 58 kamar dan RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya dari 12 kamar menjadi 64 kamar.
”Ruang isolasi di hotel akan ditambah dengan menggunakan gedung Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Dua menara di asrama haji mampu menampung 198 orang,” kata Risma.
Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo Sugianto mengatakan, penggunaan kamar di Asrama Haji Embarkasi Surabaya secara gratis menjadi bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah menghentikan penyebaran Covid-19. Dua gedung ialah E1 dan E2 masing-masing berkapasitas 28 kamar.
Pengawasan terhadap orang dalam pengawasan yang menjalani isolasi akan cukup ketat. Mereka tidak boleh meninggalkan area gedung dan kebutuhan makanan diberikan tiga kali sehari.
”Penggunaan asrama haji tidak mengganggu pelayanan ibadah haji karena hanya akan sampai pada 10 Juni 2020. Jika perjalanan haji dibuka lagi oleh Pemerintah Arab Saudi, asrama bisa digunakan sebagaimana mestinya,” tuturnya.