Pasien Sembuh Covid-19 di Balikpapan Lebih Tinggi Dibanding yang Dirawat
Jumlah pasien sembuh Covid-19 terhitung lebih tinggi ketimbang yang masih dirawat di Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun, kewaspadaan harus tetap tinggi untuk menjaga tren ini terus berlangsung.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Jumlah pasien sembuh Covid-19 terhitung lebih tinggi ketimbang yang masih dirawat di Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun, kewaspadaan harus tetap tinggi untuk menjaga tren ini terus berlangsung.
Hingga Kamis (14/5/2020), total jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh tercatat 28 orang. Sementara yang masih dirawat berjumlah 15 orang. ”Hari ini ada sembilan orang positif Covid-19 yang dipulangkan sehingga total pasien yang dinyatakan sembuh berjumlah 28 orang. Tanpa mengurangi kewaspadaan kita, ini merupakan hasil yang baik,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Kamis.
Para pasien tersebut dibolehkan pulang setelah menjalani tes cepat molekuler (TCM) yang sudah dioperasikan di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan mulai Senin (11/5/2020). TCM biasa digunakan untuk mendiagnosis pasien penyakit tuberkolosis (TB) menggunakan antigen asam nukleat di dalam catridge yang direaksikan dengan cairan hidung atau belakang tenggorokan dari pasien terduga Covid-19.
Sebelumnya, para pasien itu dinyatakan positif berdasarkan hasil uji laboratorium dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Setelah itu, mereka menjalani perawatan dan dites swab untuk kedua kalinya. Hasil tes swab kedua dari BBLK Surabaya hasilnya negatif.
”Mereka terdiri dari masing-masing satu orang kluster Tasikmalaya, klaster Gowa, Pondok Pesantren Temboro, perjalanan Banjarmasin-Martapura, riwayat perjalanan dari Jawa Barat, dan 4 orang transmisi lokal,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Selain melalui TCM, pasien Covid-19 di Balikpapan juga akan bisa mendapatkan hasil uji laboratorium sampel lendir hidung dan tenggorokan melalui alat polymerase chain reaction (PCR) dari Kementerian BUMN. Alat itu dikelola Rumah Sakit Pertamina Balikpapan dan akan difungsikan mulai Senin (18/5/2020).
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam kunjungannya ke Balikpapan mengatakan, alat itu sudah diregistrasikan ke Kementerian Kesehatan. Ia berharap, dengan tersedianya alat PCR di banyak daerah, pemerintah bisa cepat mendeteksi pasien terjangkit Covid-19.
”Dengan demikian, kita juga berharap bisa memprediksi penurunan (angka Covid-19),” kata Arya.
Kepala Instalasi Laboratorium RS Pertamina Balikpapan Suryani Trismiasih mengatakan, sebelum dilihat menggunakan alat PCR, sampel lendir pasien Covid-19 akan melalui tahap ekstraksi. Alat ekstraksi yang tersedia saat ini dilakukan dengan metode ekstraksi manual. Seluruh proses manual akan memakan waktu sekitar 6 jam untuk 40-50 sampel lendir pasien Covid-19.
”Nanti jika ada alat ekstraksi otomatis, dalam sehari bisa diuji 384 sampel,” kata Suryani.
Selama ini, sampel tes usap pasien terindikasi Covid-19 dari Balikpapan dikirim ke BBLK Surabaya. Karena banyaknya sampel yang dikirim dari sejumlah daerah, hasil uji laboratorium baru bisa diterima Pemkot Balikpapan pada 7-14 hari setelah pengiriman.
Dengan adanya alat PCR, pemeriksaan pasien nantinya akan dilakukan berlapis, yakni dengan metode tes cepat (rapid test) dan PCR.
Andi Sri Juliarty mengatakan, mula-mula tes cepat digunakan untuk menyaring orang sebanyak mungkin yang terindikasi terjangkit Covid-19.
”Jika terindikasi positif dari rapid test, pemeriksaan dilanjutkan melalui alat PCR yang ada,” kata Andi.