Pentas Virtual Sekaligus Penggalangan Dana bagi Seniman di Purbalingga
Para seniman di Purbalingga menyiapkan pertunjukan virtual untuk mengekspresikan kreativitas, menghibur masyarakat, serta menggalang dana di tengah pandemi.
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·2 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Sejumlah seniman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menyiapkan pementasan seni secara virtual dengan tajuk ”Kangen Manggung: Seniman Kuat, Korona Minggat”. Selain menghibur masyarakat, pementasan pada akhir pekan ini juga digelar untuk menggalang dana bagi para seniman yang terdampak pandemi.
Ketua Dewan Kesenian Purbalingga Bowo Leksono saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (14/5/2020), mengatakan, para seniman di Purbalingga selama ini tetap berkarya meski dari rumah. ”Banyak yang kirim video (karya). Melihat semangat itu, kayaknya tidak bisa ditahan untuk pentas bareng-bareng,” ujarnya.
Bowo menyampaikan, pentas seni virtual ini digelar antara lain untuk mewadahi serta menyalurkan kreativitas seniman. Dalam kondisi pandemi, seniman boleh tidak dapat uang karena tidak bisa tampil, tetapi mereka didorong tetap berkarya.
”Kalau tidak bisa berkarya, itu bener-bener kayaknya jadi cepet mati. Tersiksanya lebih tidak karuan,” ucap Bowo.
Menurut rencana, lanjutnya, pementasan digelar selama tiga hari berturut-turut, mulai Sabtu (16/5/2020) hingga Senin (18/5/2020) pukul 15.30-17.30 WIB. Pementasan akan digelar di suatu tempat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Lokasi sengaja tidak disebutkan agar tidak mengundang pengunjung.
Menurut Bowo, setiap hari setidaknya ada delapan kelompok kesenian yang tampil. ”Setiap kelompok dibatasi maksimal hanya lima orang penampil. Bagaimanapun minimalisnya, harus tetap bisa berkreativitas,” ujar pegiat film lokal tersebut.
Ketua Kelompok Seni Tradisi Karawitan Kandang Seni Purbalingga Feri Andri Kukuh Windu Pramana menyebutkan, dalam pentas virtual akhir pekan ini, kelompoknya akan mementaskan karya ”Calung Ruwet”. Dalam pertunjukan calung setidaknya perlu 10 pemain, tetapi kali ini hanya dibatasi lima pemain.
”Dalam gending tradisi Banyumas, mayoritas vokal dan sinden itu berkuasa dalam alur melodi, tapi karena dengan konsep virtual dan keterbatasan kondisi, kita buat ruwet. Tapi sekarang bagaimana keruwetan itu dijadikan pertunjukan yang indah,” papar Feri.
Feri menyebutkan, karya yang disiapkan itu akan berdurasi sektiar tujuh menit dan tidak akan memakai vokalis atau penyinden. ”Nanti lima orang itu terdiri dari penabuh gambang dua orang, gender, kenong, kendang masing-masing satu orang,” katanya.
Pertunjukan virtual itu akan ditayangkan melalui kanal Youtube Dewan Kesenian Purbalingga dan Instagram dkp_purbalingga. Para seniman akan menampilkan, antara lain, wayang jemblung, wayang minimalis, begalan, pentas monolog, tari, musik tradisi, action painting, kenthongan, ebeg atau kuda lumping, puisi, dramatic reading, tutur lisan, stand up comedy, beatbox, akustik, dan band.