Penanganan pasien positif Covid-19 di NTB terus memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Itu terlihat dari bertambahnya jumlah pasien sembuh, yang kini mencapai lebih dari 50 persen.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Penanganan pasien positif Covid-19 di Nusa Tenggara Barat terus memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Hal itu terlihat dari kian bertambahnya jumlah pasien sembuh yang saat ini telah mencapai lebih dari 50 persen kasus.
Hingga Jumat (15/5/2020), menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), total pasien positif sebanyak 358 orang. Dari jumlah itu, total pasien sembuh sebanyak 200 orang atau 56 persen. Adapun yang masih dirawat sebanyak 151 orang dan meninggal 7 orang.
Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, jumlah pasien sembuh menjadi 200 orang setelah hari ini bertambah 17 orang. Kemarin, Kamis (14/5), pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 33 orang. ”Itu merupakan kabar yang menggembirakan bagi kita semua,” kata Gita.
Pasien sembuh terbanyak berada di Kota Mataram, yakni 57 orang. Disusul kemudian Lombok Timur (35 orang) dan Lombok Barat (33 orang). Ketiga wilayah tersebut saat ini merupakan daerah dengan transmisi lokal Covid-19.
Pasien sembuh lain, menurut Gita, berasal dari Dompu (23 orang), Lombok Tengah (16 orang), Bima (14 orang), Lombok Utara (12 orang), Sumbawa (8 orang), serta Sumbawa Barat dan Kota Bima masing-masing 1 orang.
Berdasarkan catatan Kompas, pasien sembuh terbanyak berasal dari kluster Gowa, yang merupakan kelompok penularan Covid-19 terbesar di NTB. Dari 258 pasien pada kluster itu, jumlah pasien sembuh sebanyak 155 orang.
Pasien sembuh lain berasal dari kluster Jakarta 1 sebanyak 6 orang, kluster Jakarta 2 sebanyak 3 orang, kluster Bogor sebanyak 13 orang, kluster Madura 2 orang, kluster Sukabumi 2 orang, kluster luar negeri 1 sebanyak 1 orang, kluster luar negeri 2 sebanyak 4 orang, dan pasien tanpa kluster sebanyak 9 orang.
Gita mengatakan, meski terjadi angka lonjakan pasien sembuh, setiap hari juga masih ada tambahan kasus positif baru dengan jumlah yang tidak sedikit. Pada Kamis kemarin, pasien baru yang terkonfirmasi sebanyak enam orang.
”Hal itu mengharuskan kita semua untuk tetap disiplin dengan tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19, mengikuti seluruh anjuran dan imbauan pemerintah, tetap tinggal di rumah, memakai masker, dan menghindari kerumunan, termasuk rutin mencuci tangan dengan air mengalir,” kata Gita.
Gita menambahkan, untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, mereka terus melakukan penelusuran terhadap riwayat kontak pasien positif. Termasuk juga melakukan tes cepat pada populasi berisiko, seperti tenaga kesehatan, orang dalam pemantauan (ODP), orang tanpa gejala, serta pelaku perjalanan tanpa gejala. Jumlahnya sudah mencapai 6.893 orang dengan hasil reaktif 651 orang.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik NTB, yang juga Koordinator Bidang Humas Gugus Tugas Covid-19, Gede Putu Aryadi, menambahkan, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 435 orang dan ODP sebanyak 346 juga patut menjadi perhatian. Apalagi, mereka berpotensi menjadi tambahan baru kasus positif.
Jumlah orang tanpa gejala (OTG), yaitu orang yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 tetapi tanpa gejala, juga tinggi, yakni sebanyak 2.041 orang. Begitu juga pelaku perjalanan tanpa gejala (PPTG), yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19, yang masih menjalani karantina, sebanyak 4.685 orang.
”Ini menjadi potensi yang perlu tetap diwaspadai dan diantisipasi, dengan tetap mematuhi anjuran petugas medis, untuk menekan kasus baru,” kata Gede.
Gede menambahkan, kesembuhan pasien tentu tidak lepas dari peran tenaga kesehatan bersama seluruh pemangku kepentingan terkait. Oleh karena itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB sangat mengapresiasi capaian tersebut.
”Mereka tanpa lelah telah berkontribusi positif memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan medis dan pencegahan penyebaran Covid-19 di masyarakat maupun pelayanan dalam upaya pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi,” kata Gede.