Siapkan 7.000 Tes Cepat, Kluster Ijtima Ulama Jadi Target di Kabupaten Magelang
Pemkab Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan 7.000 alat tes cepat dari APBD untuk pemetaan dini penularan Covid-19 di wilayah tersebut. Salah satu targetnya ialah warga dengan riwayat kontak kluster Ijtima Ulama Gowa.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan 7.000 alat tes cepat dari pendanaan APBD untuk memetakan penularan Covid-19 di wilayah tersebut. Tes cepat itu antara lain akan menyasar warga yang punya riwayat kontak dengan kluster Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan, upaya pengadaan tes cepat ini dilakukan sebagai bentuk deteksi kasus secara dini. ”Jika dari tes cepat diketahui ada warga yang reaktif, kami pun bisa langsung menindaklanjutinya, mencegah penularan dengan meminta warga tersebut untuk langsung melakukan isolasi mandiri,” ujarnya, Jumat (15/5/2020).
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Keseharan Kabupaten Magelang, sejak Maret 2020, Pemkab Magelang telah melakukan tes cepat terhadap 1.166 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 586 tes cepat dilakukan dengan alat dari pengadaan APBD. Sebagian warga yang telah menjalani tes cepat adalah para peserta Ijtima Ulama Dunia di Gowa.
Zaenal mengakui, pihaknya memberikan perhatian khusus dengan melacak semua peserta Ijtima Ulama Gowa, berikut riwayat kontaknya. ”Kami akan berupaya mendata semua orang yang pernah melakukan kontak dengan kluster Ijtima Ulama Gowa dan memeriksa kondisi kesehatannya,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun hingga Jumat (15/5/2020) pukul 15.00, jumlah warga Kabupaten Magelang yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah dua orang menjadi 34 orang. Tambahan dua orang tersebut berasal dari Kecamatan Secang.
Salah satu warga tersebut mengaku memiliki kontak dengan tetangganya yang juga terkonfirmasi positif Covid-19. Warga tersebut memiliki keluhan mual, muntah-muntah, dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof dr Soerojo sejak 8 Mei.
Satu warga lain mengaku memiliki kontak dengan pemudik. Sempat mengeluh sakit, dia pun menjalani rawat inap di RSJ Prof dr Soerojo sejak 30 April hingga 5 Mei. Karena kini sudah sehat, yang bersangkutan pun menjalani isolasi mandiri di rumah di bawah pengawasan ketat tenaga kesehatan puskesmas.
Temanggung
Sementara itu, di Kabupaten Temanggung, jumlah warga meninggal bertambah satu orang. Yang bersangkutan berstatus orang dalam pemantauan (ODP).
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Temanggung Gotri Wijianto mengatakan, ODP tersebut sudah sempat menjalani tes cepat dengan hasil nonreaktif. Adapun uji usap tenggorokan dari yang bersangkutan belum sempat diambil untuk diperiksa di laboratorium.
Kendati demikian, Gotri mengatakan, pemakaman ODP tersebut tetap dilakukan dengan mengacu protokol pencegahan Covid-19. Pemakaman yang dilaksanakan pada Kamis (14/5/2020) berlangsung lancar tanpa reaksi penolakan warga setempat.
Sejak lima hari lalu, ODP tersebut dirawat di RSUD Temanggung dengan gejala sesak napas dan perut membesar. Sebelumnya, yang bersangkutan juga mengalami riwayat pernah menjalani operasi pengangkatan tumor pankreas di RS Kariadi, Kota Semarang.