Sumatera Utara mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang bisa terjadi karena gelombang mudik dan kepulangan pekerja migran Indonesia. Covid-19 kini menyebar di 17 dari 33 kabupaten dan kota di Sumut.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sumatera Utara mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di daerah yang bisa terjadi karena gelombang mudik dan kepulangan pekerja migran Indonesia. Covid-19 kini tidak hanya tersebar di episentrum penyebaran di Sumut, yakni Medan dan Deli Serdang, tetapi sudah menyebar di 17 dari 33 kabupaten dan kota.
”Kasus positif Covid-19 kini sudah mencapai 202 kasus dan sudah cukup banyak korban meninggal, yakni 24 orang,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Mayor (Kes) dr Whiko Irwan, Jumat (15/5/2020).
Whiko mengatakan, dampak Covid-19 sudah cukup besar dirasakan masyarakat. Ia meminta partisipasi semua lapisan warga dengan meningkatkan disiplin pada pembatasan sosial, menjaga jarak, dan mengenakan masker. Ia juga meminta masyarakat dari episentrum penyebaran Covid-19 tidak mudik ke daerah agar penyebaran tidak semakin luas.
Sejumlah kabupaten dan kota di Sumut, dalam beberapa hari terakhir mencatat kasus positif pertama, antara lain Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, Langkat, Padangsidempuan, Serdang Bedagai, dan Tanjungbalai. Di Kabupaten Nias, meskipun wilayahnya terpisah dari daratan Sumatera, kini sudah ada dua pasien dalam pengawasan (PDP).
”Untuk memutus rantai penularan ke berbagai daerah di Sumut, kami meminta masyarakat mematuhi larangan mudik,” kata Whiko.
Kepala Dinas Perhubungan Sumut Abdul Haris Lubis mengingatkan, simpul transportasi, seperti terminal, bandara, dan pelabuhan, merupakan pusat konsentrasi penumpang dengan potensi penyebaran Covid-19 sangat tinggi. Potensi penularan sangat tinggi saat masyarakat melakukan perjalanan.
”Kami menyadari itu sehingga larangan mudik akan kami terapkan dan menjatuhkan sanksi bagi yang melanggar,” kata Haris.
Simpul transportasi, seperti terminal, bandara, dan pelabuhan, merupakan pusat konsentrasi penumpang dengan potensi penyebaran Covid-19 sangat tinggi.
Haris mengatakan, untuk pengawasan transportasi darat, penjagaan dilakukan di tiga pintu masuk Kota Medan, yakni di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Letjen Jamin Ginting. Pemeriksaan dilakukan bersama aparat kepolisian dan saat ini lebih dari 100 kendaraan per hari diminta untuk putar balik.
Gelombang penyebaran Covid-19 di Sumut juga bisa terjadi dari kepulangan pekerja migran Indonesia (PMI) secara ilegal dan tidak menerapkan protokol Covid-19. Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan Letnan Kolonel Laut (P) Dafris Datuk Syahrudin mengatakan, 124 PMI asal Malaysia kembali masuk ke Indonesia melalui jalur laut pantai timur Sumut secara ilegal.
Dengan demikian, sudah lebih dari 600 pekerja migran yang didapati masuk ke Indonesia melalui jalur tidak resmi selama pandemi Covid-19. ”Prioritas pertama kami adalah melaksanakan protokol Covid-19 kepada mereka yang masuk melalui jalur ilegal,” kata Syahrudin.
Syahrudin mengatakan, mereka mengintensifkan patroli laut di pantai timur Sumatera yang menjadi pintu masuk kapal pembawa PMI. Mereka biasanya diangkut dengan kapal kayu nelayan dan berlabuh di ”pelabuhan tikus”.
Menurut data Dinas Tenaga Kerja Sumut, sudah sekitar 5.000 PMI yang pulang ke Sumut melalui jalur resmi dan tidak resmi. Pada Mei dan Juni ini diperkirakan 2.200 PMI akan kembali ke Indonesia.