Tujuh Pasar Tradisional Jadi Target Tes Cepat Massal di Banjarmasin
Tes cepat Covid-19 secara massal dilakukan di sejumlah pasar tradisional di Banjarmasin. Warga yang beraktivitas di pasar tradisional jadi sasaran tes cepat setelah dua pasar tradisional jadi kluster penyebaran Covid-19.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Tes cepat Covid-19 secara massal dilakukan di sejumlah pasar tradisional di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Warga yang beraktivitas di pasar-pasar tradisional menjadi sasaran tes cepat setelah dua pasar tradisional di Banjarmasin, yaitu Pasar Sentra Antasari dan Pasar Lima, menjadi kluster penyebaran Covid-19.
Tes cepat Covid-19 secara massal, Sabtu (16/5/2020), dilakukan di Pasar Pekauman dengan menyasar 186 orang, Pasar Lokasi (205 orang), Pasar Lama (245 orang), Pasar Lima (297 orang), Pasar Sudimampir (248 orang), dan Pasar Binjai (180 orang). Dua hari sebelumnya, tes serupa dilakukan di Pasar Sentra Antasari (177 orang).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi, yang juga juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, menyampaikan, 1.500 alat tes cepat (rapid test) Covid-19 disiapkan untuk melakukan tes cepat massal di enam pasar tradisional pada Sabtu ini.
Dari 1.500 alat tes cepat, yang terpakai 1.361 unit dengan hasil reaktif 129 orang atau 9,47 persen. Rinciannya, di Pasar Pekauman ada 12 orang yang reaktif, Pasar Lokasi (6 orang), Pasar Lama (30 orang), Pasar Lima (30 orang), Pasar Sudimampir (21 orang), dan Pasar Binjai (30 orang).
”Hasil reaktif itu akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis Covid-19 melalui pemeriksaan spesimen swab. Pemeriksaan swab-nya dijadwalkan dalam minggu depan,” kata Machli, di Banjarmasin, Sabtu sore.
Menurut Machli, pemeriksaan swab juga sedang dilakukan pada 47 hasil reaktif di Pasar Sentra Antasari. Sembari menunggu hasil pemeriksaan swab atau pemeriksaan dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR), mereka yang reaktif wajib mengarantina diri secara mandiri di rumah. Jika hasil pemeriksaan swab-nya terkonfirmasi positif, mereka harus dikarantina khusus untuk memutus rantai penularan Covid-19.
”Dengan tes cepat massal ini, kami ingin menemukan sebanyak-banyaknya orang tanpa gejala (OTG) supaya mereka bisa cepat ditangani. Penanganan yang cepat itu juga harus disertai dengan perubahan perilaku masyarakat, yang disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan,” katanya.
Dengan tes cepat massal ini, kami ingin menemukan sebanyak-banyaknya orang tanpa gejala (OTG) supaya mereka bisa cepat ditangani. (Machli Riyadi)
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, mengatakan, tes cepat massal dilakukan di pasar-pasar tradisional karena lokasi itu merupakan kluster penyebaran Covid-19 yang cepat berkembang. ”Tes ini untuk membatasi penyebaran Covid-19 di pasar karena roda ekonomi harus tetap berjalan,” ujarnya.
Dari hasil pemetaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, ada beberapa kluster penyebaran Covid-19 di Banjarmasin, yaitu kluster Ulin 1, kluster Gowa, kluster Pekapuran, kluster Pasar Sentra Antasari, kluster Pasar Lima, dan kluster multifaktor.
”Saat ini, kluster Ulin 1 sudah stagnan perkembangannya. Namun, kluster-kluster lain yang merupakan turunan dari kluster Gowa masih berkembang. Ini terus kami pantau,” kata Ibnu.
Upaya pelacakan kasus Covid-19, seperti yang dilakukan Pemkot Banjarmasin, harus terus dilakukan di semua kabupaten/kota.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Hanif Faisol Nurofiq, yang juga Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel, mengatakan, upaya pelacakan kasus Covid-19, seperti yang dilakukan Pemkot Banjarmasin, harus terus dilakukan di semua kabupaten/kota.
”Ini adalah langkah penting untuk menangani orang tanpa gejala secara cepat,” ujarnya.
Menurut Hanif, pihaknya juga sudah memesan 70.000 alat rapid test untuk memasifkan penelusuran dan pelacakan kasus Covid-19 di 13 kabupaten/kota. Sebanyak 20.000 alat tes cepat di antaranya sudah diterima.
”Terhadap hasil reaktif yang kemudian terkonfirmasi positif, kami minta gugus tugas kabupaten/kota untuk mengarantina mereka di gedung khusus yang telah disiapkan. Karantina harus dilakukan secara ketat dan terpusat untuk mempercepat penanganan dan memutus rantai penularan,” katanya.
Berdasarkan rekapitulasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel, hingga Sabtu (16/5/2020) sore, di Kalsel ada 979 orang dalam pemantauan (ODP), 89 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 368 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dari 368 kasus positif itu, 263 orang dalam perawatan dan karantina khusus, 69 orang sembuh, dan 36 orang meninggal.