Menolak Dikarantina, Puluhan Pedagang Pasar Mardika Ambon Tetap Berjualan
Sebanyak 43 pedagang di Pasar Mardika, Kota Ambon, Maluku, yang berdasarkan tes cepat Covid-19 menunjukkan hasil reaktif, menolak menjalani karantina. Mereka masih tetap berjualan di pasar tersebut.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sebanyak 43 pedagang di Pasar Mardika, Kota Ambon, Maluku, yang berdasarkan tes cepat Covid-19 menunjukkan hasil reaktif, menolak menjalani karantina. Mereka masih tetap berjualan dan berbaur dengan orang-orang di pasar maupun di lingkungan tempat tinggal. Hingga Minggu (17/5/2020), tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon masih terus bernegosiasi dengan mereka.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon Joy Adriaansz mengatakan, 43 orang yang menolak dikarantina itu mengikuti tes cepad (rapid test) yang digelar di Pasar Mardika pada 9 dan 10 Mei lalu. Total 414 orang mengikuti tes yang dilakukan di Terminal Pasar Mardika. Semuanya adalah pedagang beserta keluarga dan kerabat yang terlibat kontak erat.
Dari tes tersebut, 70 orang menunjukkan hasil reaktif. ”Baru 27 pedagang yang masuk (tempat karantina), yang belum 43 pedagang,” kata Joy lewat pesan singkat. Tempat karantina dimaksud adalah beberapa hotel kelas melati dan mes milik pemerintah. Sambil dikarantina, mereka menunggu hasil pemeriksaan swab dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas II Ambon.
Penyebaran Covid-19 di pasar itu berawal dari kematian LS (40), penjual topi yang menyewa lapak di dalam Terminal Mardika. LS yang meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon pada Rabu (6/5/2020) itu dinyatakan positif terinfeksi virus korona baru lewat tes usap (swab). Ia dirawat di rumah sakit sejak Minggu (3/5/2020) lantaran mengalami gejala sesak napas dan batuk.
Joy mengatakan, penolakan dari puluhan pedagang itu sangat mengganggu upaya memutus mata rantai penyebaran virus korona yang merambat sangat cepat. Dikhawatirkan, virus dapat menular kepada orang-orang di pasar dan di lingkungan tempat tinggal. Pada akhirnya, terjadi peningkatan jumlah pasien secara drastis sehingga merepotkan penanganan di rumah sakit. Upaya untuk mengakhiri pandemi Covid-19 pun akan semakin lama.
Perkembangan kasus di Maluku semakin mengkhawatirkan. Dalam satu pekan terakhir hingga Minggu (17/5/2020), jumlah kasus di Ambon melonjak hampir 200 persen dari 25 kasus menjadi 73 kasus.
Pada saat bersamaan, Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon ditutup selama 14 hari lantaran sejumlah tenaga kesehatan terinfeksi. Rumah sakit tersebut memiliki fasilitas paling lengkap di Maluku. Pasien Covid-19 yang kondisinya berat dirujuk ke sana.
Joy mengatakan, pihaknya terus melakukan pendekatan persuasif dengan pedagang yang menolak karantina. Jika tidak diindahkan, akan diambil langkah tegas. ”Jika sampai hari Senin (besok) mereka masih tetap menolak, gugus tugas Kota Ambon akan melakukan tindakan tegas berupa penutupan sementara kios atau lokasi berjualan,” kata Joy.
Menurut pantauan Kompas di Pasar Mardika, pada Minggu pagi, aktivitas pasar tradisional terbesar di Ambon itu masih tetap ramai. Ironisnya, masih banyak pengunjung dan pedagang yang tidak mengenakan masker. Padahal, mereka mengetahui bahwa telah terjadi penularan di pasar.
”Banyak orang di pasar ini sulit diatur. Kalau ditegur, mereka melawan,” kata Uceng (45), penarik becak.
Sementara itu, rencana pengajuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk Kota Ambon hingga kini masih dibahas di tingkat provinsi. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Melky Lohi mengatakan, proposal PSBB masih disempurnakan sebelum diajukan ke pusat. Namun, ia enggan merinci hal-hal yang perlu dilengkapi.
Menurut dia, Pemprov Maluku mendukung usulan tersebut. Saat ini, banyak warga belum sadar akan bahaya virus korona lantaran tidak tahu atau memang sengaja membandel. Seperti contoh, pada Sabtu (16/5/2020) malam, banyak anak muda berboncengan tanpa mengenakan masker. Diperlukan pembatasan pergerakan warga yang diikuti dengan sanksi disiplin.
Hingga Minggu malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Ambon 73. Pasien yang dirawat 57 orang, sembuh 12 orang, dan meninggal 4 orang. Secara keseluruhan, di Maluku terdapat 107 kasus dengan jumlah yang sembuh 21 orang dan meninggal 6 orang.