Bayi umur 2 bulan di Magelang meninggal dunia. Bayi itu menjadi pasien dalam pengawasan karena menderita sesak napas. Riwayat kontak bayi hingga kini masih ditelusuri.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Bayi umur 2 bulan yang menjadi pasien dalam pengawasan (PDP), asal Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meninggal dunia, Minggu (17/5/2020). Hingga saat ini, riwayat kontak dan penularan penyakit, masih ditelusuri oleh petugas puskesmas setempat.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan pada Sabtu (16/5/2020) malam bayi dibawa ke puskesmas karena rewel dan tak mau menyusui.
”Sabtu sekitar pukul 21.30, dia dibawa ke Puskesmas Borobudur dalam kondisi sudah mengalami sesak napas,” ujarnya, Minggu (17/5/2020).
Dari puskesmas, dengan dipasangi alat bantu pernapasan oksigen, bayi itu pun dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidar Magelang. Minggu (17/5/2020) pukul 07.02, bayi itu dinyatakan sudah meninggal.
Tenaga kesehatan di RSUD Tidar belum sempat mengambil usap tenggorok dari bayi tersebut. Kendati demikian, dia tetap dimakamkan sesuai dengan aturan pemakaman pasien Covid-19.
Sementara ini, belum diketahui bayi tersebut melakukan kontak dengan siapa. Ayahnya sehari-hari bekerja di rumah makan. Namun, ayah ataupun ibunya tidak menunjukkan gejala apa-apa dan belum ada satu pun dari mereka yang sempat menjalani tes cepat ataupun PCR.
Di Kabupaten Magelang, juga terdapat tambahan tiga warga positif Covid-19 baru. Dua orang yang berasal dari Kecamatan Secang, berasal dari kluster Ijtima Ulama Di Gowa, Sulawesi Selatan, sedangkan satu orang lainnya adalah orang yang memiliki kontak erat dengan peserta Ijtima Ulama Gowa. Dengan tambahan ini, total warga yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Magelang, kini terdata sebanyak 48 orang.
Sementara itu, di Temanggung, jumlah pasien Covid-19 dikhawatirkan melonjak sepekan hingga dua pekan mendatang. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Temanggung, Gotri Wijianto, mengatakan, lonjakan jumlah pasien positif Covid-19 bisa terjadi karena saat ini 80 warga tengah menunggu hasil uji usap. Mereka sebelumnya telah diuji cepat dan dinyatakan reaktif.
Lonjakan juga bisa terjadi karena bertepatan dengan momen Lebaran dimana mobilitas dan pertemuan warga diperkirakan meningkat. Oleh karena itu pada saat Lebaran nanti, warga Kabupaten Temanggung, diminta untuk menjalankan sholat Ied di rumah masing-masing, tidak melakukan takbir keliling, dan tidak melakukan silaturahmi ataupun halal bihalal yang menimbulkan kerumunan orang.
”Kita semua harus berhati-hati karena Lebaran diprediksi akan menjadi puncak kasus Covid-19 di Indonesia,” ujarnya.
Kita semua harus berhati-hati karena Lebaran diprediksi akan menjadi puncak kasus Covid-19 di Indonesia.
Saat ini, keramaian di pasar dan pusat perbelanjaan sudah terlihat menjelang hari Raya. Warga mulai berbelanja untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Polisi, TNI, dan jajaran Pemerintah Kota Magelang, pun bergerak untuk memberi pengertian warga agar menghindari kerumunan, dan menjaga jarak.
”Kami sudah berkeliling, memberikan edukasi, dan juga menertibkan antrean yang terlalu padat seperti yang terjadi di salah satu toko kue,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Majid Rohmawanto.