Suplai air bersih kepada 30.000 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada terganggu setelah pipa air rusak terkena tiang pancang pembangunan kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Suplai air bersih kepada 30.000 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada terganggu setelah pipa air rusak terkena tiang pancang pembangunan kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya. Selama masa perbaikan, warga mendapatkan suplai air bersih yang didistribusikan menggunakan tangki.
Kebocoran pipa terjadi di lokasi pembangunan Kampus II UINSA di Gunung Anyar, Surabaya, Minggu (18/5/2020). Pipa berdiameter 1 meter yang ditanam di kedalaman 4 meter itu mengalirkan air untuk pelanggan di kawasan Surabaya Timur tersebut jebol akibat terkena tiang pancang proyek pembangunan berdiameter 0,5 meter.
Dalam perjalanannya, kontraktor bekerja lebih cepat tanpa koordinasi (Mujiman)
Pipa air yang rusak tersebut sama berada sekitar 500 meter dari lokasi kerusakan pipa yang terjadi pada 6 Maret 2020. Penyebab kerusakannya pun sama, yakni terkena tiang pancang pembangunan rumah ibadah di Perumahan Puri Mas, Gunung Anyar.
Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Mujiaman Sukirno di Surabaya, Senin (18/5/2020) mengatakan, kerusakan pipa tersebut membuat volume air yang diterima warga berkurang bahkan ada yang mati.
Sekitar 30.000 pelanggan yang berada di kawasan tersebut, di antaranya Gunung Anyar, Rungkut, Kedung Baruk, Semampir, dan Kenjeran mendapatkan suplai air bersih selama masa perbaikan pipa.
Selama masa perbaikan, saluran air di kawasan tersebut akan diputus. Ada lebih dari 50 personel dan empat alat berat diturunkan untuk mempercepat proses perbaikan. ”Perbaikan pipa diperkirakan tuntas pada Selasa petang. Kami akan menyuplai air bersih kepada pelanggan terdampak,” katanya.
Beri arahan
Mujiman mengklaim telah memberikan arahan untuk pemasangan tiang pancang. Pihaknya memberitahukan lokasi jaringan utilitas bawah tanah kepada pengembang. ”Dalam perjalanannya, kontraktor bekerja lebih cepat tanpa koordinasi,” ujarnya.
Rektor UINSA Masdar Hilmy meminta maaf atas kerusakan pipa yang mengakibatkan lebih dari 30.000 warga terdampak. Menurut dia, koordinasi pembangunan, termasuk pemasangan tiang pancang sudah dilakukan dengan PDAM dan Pemkot Surabaya. ”Saya sendiri yang melakukan audiensi dengan Bu Risma dan Pak Mujiman,” katanya.
Warga Gunung Anyar, Istiana (48), mengatakan, warga di perumahan terpaksa membeli air bersih selama pasokan air dari PDAM berhenti. Mereka iuran untuk mendapatkan 7.000 liter seharga Rp 400.000 karena pasokan dari PDAM Surya Sembada dinilai kurang. ”Datangnya pun pasti lama karena banyak tempat yang membutuhkan,” ucapnya.
Air bersih yang dibeli dimasukkan ke tandon, yang ada di setiap rumah. Kapasitas tandon yang disediakan pengembang di setiap rumah sekitar 1.500 liter atau 1,5 meter kubik.
Berulangnya pipa PDAM pecah mendorong M Sholeh, selaku kuasa hukum dua warga Kota Surabaya, yakni AH Thony dan Arif Fathoni mengajukan gugatan class action lawsuit. Dua warga ini menurut dia mewakili di 16 Kecamatan yang terdampak pecahnya pipa tersebut.
”Sebagai pelanggan sangat dirugikan, kontraktor harus bertanggup jawab, dan tidak cukup hanya perbaikan, tetapi juga bertanggung jawab terhadap pelanggan,” ujar Sholeh. Jika gugatan menang hasilnya akan disumbangkan kepada Pemkot Surabaya untuk penanganan Covid-19 karena tidak mungkin bisa dibagikan kepada masyarakat terdampak yang kondisinya variatif.
Secara hitungan, kerugian pelanggan PDAM tidak mengalirnya air selama perbaikan sekitar Rp 7,5 miliar. ”Besok, Selasa (19/5/2020), gugatan akan kami daftarkan di Pengadilan Negeri Surabaya,” ujar Sholeh.