Gembira Loka Yogyakarta Merumahkan Karyawan dan Atur Pakan Satwa untuk Bertahan
Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, sudah tidak beroperasi sejak 22 Maret 2020. Agar bisa bertahan selama pandemi Covid-19, manajemen Gembira Loka melakukan upaya penghematan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Manajemen Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, melakukan upaya penghematan agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Penghematan antara lain dilakukan dengan merumahkan sebagian karyawan dan mengatur pakan satwa. Dengan begitu, dana cadangan diharapkan bisa mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun.
”Jumlah karyawan dikurangi dan sebagian dirumahkan. Gaji karyawan yang dirumahkan juga dikurangi,” kata Direktur Utama Kebun Binatang Gembira Loka Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tirtodiprojo, Senin (18/5/2020), di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Gembira Loka merupakan kebun binatang yang berlokasi di Yogyakarta dan merupakan salah satu destinasi wisata favorit di kota tersebut. Saat ini, Gembira Loka mempunyai sekitar 1.100 satwa yang terdiri dari sekitar 200 spesies.
Tirtodiprojo menjelaskan, setelah terjadinya pandemi Covid-19, Kebun Binatang Gembira Loka tidak beroperasi sehingga tak lagi menerima kunjungan wisatawan. Penutupan operasional itu dilakukan sejak 22 Maret 2020. Sejak penutupan, Gembira Loka otomatis tidak lagi mendapat pemasukan dari kedatangan pengunjung.
”Sejak pertengahan Maret, jumlah pengunjung Gembira Loka turun drastis, tersisa 20 sampai 30 persen. Makanya, kami memutuskan untuk tutup agar bisa menghemat karena biaya operasional lebih tinggi kalau dibuka,” ujar Tirtodiprojo.
Hilangnya pendapatan dari pemasukan tiket menyebabkan Gembira Loka hanya mengandalkan dana cadangan yang telah disiapkan. Menurut Tirtodiprojo, manajemen Gembira Loka memang sudah menyiapkan dana cadangan yang cukup untuk membiayai operasional selama enam bulan. Jika dihitung sejak Maret, dana cadangan itu diperkirakan bisa mencukupi kebutuhan hingga Agustus 2020.
Namun, agar dana cadangan itu bisa mencukupi kebutuhan untuk waktu lebih lama, manajemen Gembira Loka memutuskan melakukan penghematan, misalnya dengan merumahkan sebagian karyawan. Selain dirumahkan, ada juga karyawan yang diminta bekerja dari rumah, tetapi ada juga karyawan yang diminta masuk secara bergiliran.
Agar dana cadangan itu bisa mencukupi kebutuhan untuk waktu lebih lama, manajemen Gembira Loka memutuskan melakukan penghematan, misalnya dengan merumahkan sebagian karyawan.
Tirtodiprojo menyebut, karyawan yang dirumahkan itu menerima 40 persen gaji, sedangkan karyawan yang bekerja dari rumah menerima 50 persen gaji. Adapun karyawan yang bekerja di kebun binatang mendapat 50 persen gaji ditambah uang transportasi. ”Jumlah karyawan saat ini kira-kira 300 orang,” ujarnya.
Selain itu, manajemen Gembira Loka juga melakukan pengaturan dalam pemberian pakan untuk satwa yang ada di kebun binatang tersebut. Untuk melakukan penghematan, manajemen Gembira Loka memperbanyak porsi pakan yang harganya murah, sedangkan porsi pakan yang harganya mahal dikurangi.
”Untuk pakan karnivora itu ada beberapa jenis daging, misalnya daging kerbau, kambing, dan ayam. Sekarang porsi daging ayam kami perbanyak, sementara daging kerbau yang lebih mahal itu porsinya lebih sedikit,” ungkap Tirtodiprojo.
Dia menambahkan, untuk satwa pemakan buah-buahan, manajemen Gembira Loka mengurangi porsi buah impor yang harganya lebih mahal. Sebagai ganti, satwa herbivora itu diberi buah lokal yang lebih murah. ”Dulu mungkin kami pakai buah apel impor, tetapi sekarang apel impor lebih mahal sehingga kita ganti apel lokal,” tuturnya.
Namun, Tirtodiprojo memastikan, pengaturan pakan itu tidak berdampak pada kesehatan satwa di Gembira Loka. Dia menyebut, jika kondisi satwa menurun setelah perubahan komposisi pakan itu, manajemen akan mengembalikan komposisi pakan seperti semula. ”Kami pantau, kalau satwa tidak mau makan atau bobotnya menurun, ya, kami kembalikan lagi pakannya seperti sebelumnya,” katanya.
Menurut Tirtodiprojo, anggaran pakan dan kesehatan satwa di Gembira Loka mencapai Rp 400 juta per bulan. Namun, dengan upaya penghematan, anggaran pakan bisa diturunkan 10-15 persen.
Anggaran pakan dan kesehatan satwa di Gembira Loka mencapai Rp 400 juta per bulan. Namun, dengan upaya penghematan, anggaran pakan bisa diturunkan 10-15 persen.
Dengan penghematan tersebut, dana cadangan yang dimiliki Gembira Loka diharapkan bisa mencukupi kebutuhan operasional untuk waktu yang lebih lama. ”Dengan upaya-upaya itu, dana cadangan yang awalnya hanya cukup untuk enam bulan diharapkan bisa cukup untuk delapan, sembilan, atau bahkan sepuluh bulan. Berarti kira-kira sampai akhir tahun,” tutur Tirtodiprojo.
Tirtodiprojo menyatakan, apabila dana cadangan itu sudah benar-benar habis, para pendiri dan pemegang saham Gembira Loka diharapkan bisa mengucurkan dana tambahan untuk memastikan perusahaan itu tetap bisa beroperasi. Apalagi, hingga sekarang, belum ada kepastian waktu Gembira Loka akan beroperasi kembali.
Di sisi lain, selama masa pandemi Covid-19, Gembira Loka juga menerima bantuan pakan dari sejumlah elemen masyarakat. Selain itu, manajemen Gembira Loka juga berupaya memproduksi pakan sendiri untuk menghemat biaya. Produksi pakan itu misalnya dengan beternak tikus dan ikan yang bisa menjadi pakan untuk sejumlah satwa.
Anak gajah
Di tengah pandemi Covid-19, Gembira Loka mendapat tambahan seekor anak gajah sumatera yang lahir pada 25 Maret 2020. Anak gajah yang diberi nama Arinta itu lahir dari gajah betina bernama Sinta dan gajah jantan bernama Argo.
Mahout atau pawang gajah di Gembira Loka, Muhammad Adi Satria (28), mengatakan, Arinta dan gajah-gajah lain di kebun binatang tersebut dalam kondisi sehat. Dia menambahkan, saat ini, ada sembilan gajah yang dipelihara di Gembira Loka, termasuk Arinta.
”Alhamdulillah, semua gajah di Gembira Loka itu sehat, termasuk anaknya. Semua gajah memiliki perilaku yang ceria, tidak murung, dan tidak stres. Jadi, kondisinya normal sebelum adanya penyebaran virus korona,” ujar Adi.
Adi menambahkan, pakan untuk para gajah di Gembira Loka juga tidak dikurangi meskipun saat ini kebun binatang tersebut sedang tak beroperasi. Dia menyebut, saat ini, setiap ekor gajah mendapat 30 ikat rumput gajah dalam sehari. Gajah-gajah itu juga diberi tambahan pakan, misalnya wortel, kacang panjang, mentimun, dan jagung.
”Tidak ada diet atau pengurangan makanan untuk gajah di Gembira Loka. Jadi, normal saja seperti sebelumnya,” ujar Adi.