Pada hari pertama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (17/5/2020), sejumlah pedagang dan pembeli di pasar tradisional dan modern mulai menyesuaikan diri dengan aturan.
Oleh
NIT/WER/SYA
·5 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pada hari pertama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (17/5/2020), sejumlah pedagang dan pembeli di pasar tradisional dan modern mulai menyesuaikan diri dengan aturan. Mal-mal menutup operasi, pasar tradisional menerapkan sistem ganjil-genap.
Di Pasar Oro-oro Dowo, pasar tradisional di pusat Kota Malang, penerapan ganjil-genap dipraktikkan. Pada dinding lapak atau los, nomor-nomor pedagang terpasang dan pada hari Minggu ini hanya pedagang dengan nomor lapak genap yang beroperasi. Nomor ganjil berjualan pada esok hari.
Pedagang juga mengenakan masker. Pasar dilengkapi tempat mencuci tangan dan bilik disinfektan. Pembayaran bisa nontunai meski sebagian pedagang belum mempraktikkan. Piyah (65), pedagang sayur, mengatakan, dirinya belum biasa bertransaksi nontunai. Selain itu, transaksinya kadang kurang dari Rp 5.000 per pembeli. Ia memilih menggunakan uang kertas dengan lebih sering mencuci tangan.
Suasana pasar tak seramai biasanya meski mendekati Lebaran. Tahun-tahun sebelumnya, saat mendekati Lebaran, pasar penuh pembeli. Kini, pembeli memilih menjaga jarak dengan antre ketika berbelanja di los-los pasar. Sakatiyah (54), pedagang sayur, tak keberatan dengan ganjil genap jika untuk menekan wabah. Ia percaya tetap ada pembeli yang datang pada hari berikutnya. ”Dagang setiap hari kalau dihitung-hitung, ya, tak selalu laku. Tapi, disyukuri saja, yang penting sehat,” katanya.
Imbauan mencuci tangan dan berhati-hati tak hanya dilakukan polisi dan TNI yang turut berjaga di depan pintu pasar. Petugas parkir pun turut memberikan informasi. ”Sekarang harus pakai masker, Bu. Kalau tidak pakai, nanti ditegur pak polisi,” kata petugas parkir. Mulai Minggu (17/5) hingga 1 Juni, pusat perbelanjaan modern, seperti Malang Town Square (Matos) dan Mall Olympic Garden, menutup operasinya.
Hanya supermarket dan toko obat yang tetap buka. Toko-toko lain pun sudah menutup toko mereka sejak Sabtu sore. Hari, karyawan toko emas Bulan Purnama di Mal Matos, mengatakan, tokonya tutup hingga 1 Juni, tetapi tetap melayani pembelian secara daring di berbagai platform jualan. Hampir seluruh pertokoan di Kawasan Jalan Gajayana, Bendungan Sigura-gura, dan Veteran pun tutup.
Kawasan ini biasanya selalu ramai karena dekat kompleks perguruan tinggi. Beberapa hari sebelumnya, sejumlah toko buka. Meski lebih senyap, beberapa kegiatan masih terlihat di pusat kota. Di Alun-alun Kota Malang, banyak toko selain yang melayani kebutuhan pokok masih buka. Masih ada yang berbelanja baju dan perhiasan di pasar besar.
Peringatan
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, pemkot masih memberikan peringatan bagi pelanggar PSBB pada awal pelaksanaan. Setelah tiga hari, tindakan tegas dilakukan berupa denda bagi pelanggar atau kewajiban sosial. Ia berharap PSBB Malang bisa lebih tertib agar tak perlu diperpanjang.
Pantauan di titik pemeriksaan Jembatan Layang Lawang, Kabupaten Malang, sejumlah kendaraan umum dari luar daerah mengangkut penumpang sampai penuh. Aturannya hanya 50 persen. Begitu pula di Pasar Singosari, masih banyak pedagang berjejal. Posisi pembeli berjubel. Di jalanan masih banyak warga tak mengenakan masker.
”Fokus penerapan PSBB hari pertama ketaatan terhadap aturan. Nanti yang tidak taat akan dievaluasi. Hari pertama ada yang taat dan yang tidak. Setelah ini akan kami rumuskan saksinya,” kata Bupati Malang M Sanusi. Menurut dia, PSBB hari pertama memang masih berupa imbauan. Meski demikian, mereka harus mengikuti aturan. Begitu pula pedagang pasar yang bandel akan ditutup lapaknya.
”Mereka tidak dilarang berjualan, hanya dibatasi. Sosialisasi sudah, bukan dilarang. Hanya dibatasi. Sekarang buka besok tutup, jadi ganjil-genap. Kalau pedagang rugi? Sekarang semua rugi,” katanya lagi. Di titik pemeriksaan Lawang, Minggu kemarin ada 23 pelanggaran dan 18 mobil diminta kembali ke daerah asal. Pelanggaran didominasi kapasitas penumpang melebihi ketentuan.
”Semua pelanggar sudah kami data agar tidak diulangi lagi. Kalau dua hari ini masih dilakukan hal serupa, akan kami berikan teguran tertulis. Jika sudah masuk masa penindakan, dilakukan penindakan tegas terhadap izin trayek yang bersangkutan,” kata Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar Hendri Umar.
Data terakhir Pemerintah Jatim dalam laman Infocovid19.jatimprov.go.id, jumlah pasien positif Covid-19 di Malang sebanyak 26, pasien dalam pengawasan (PDP) 212, dan orang tanpa gejala (OTG) 283 orang. Adapun di Kabupaten Malang, jumlah warga positifnya 53, PDP 248, dan OTG 419. Di Kota Batu, 7 orang positif Covid-19, 58 PDP, dan 226 OTG.
Jumlah warga yang positif Covid-19 di Malang sebelumnya sempat tertahan pada angka 8 orang pada 7 April 2020, tetapi naik jadi 9 orang pada 21 April dan terus naik hingga 26 orang pada Minggu pagi. Kenaikan pasien positif seiring naiknya gelombang mudik dari sejumlah daerah sejak pertengahan April lalu.
Perkecualian pasar
Terkait pasar tradisional, Pemerintah Kota Surabaya tetap tidak akan mengambil pilihan menutup pasar tradisional meskipun ditemukan kasus Covid-19. Ekonomi menjadi pertimbangan. Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, dampak ekonomi dari penutupan pasar tradisional harus dipertimbangkan.
Meskipun pasar ditutup dua minggu setelah ditemukannya kasus positif Covid-19, pedagang tetap mencari tempat berjualan untuk menyambung hidup. Kondisi ini menjadi masalah baru karena mereka sulit untuk diawasi. Kebijakan sebelumnya adalah menutup pasar selama dua minggu ketika ada pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 dan telah menjadi kluster penularan baru.
Namun, saat ini, pasar tidak perlu ditutup, hanya akan dilakukan tes cepat kepada pedagang yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien tersebut. Adapun protokol kesehatan yang harus ditaati adalah setiap pedagang wajib menggunakan masker, kacamata, sarung tangan, dan rajin mencuci tangan sehingga risiko penularan bisa dikurangi.
Pembeli juga diingatkan membersihkan uang yang telah digunakan untuk transaksi dengan menyemprotkan cairan disinfektan agar tidak ada virus yang terbawa ke rumah.