Dua Perawat Positif, Puskesmas di Kawasan Pasar Mardika Ambon Ditutup
Kondisi pasar tradisional Mardika di Kota Ambon, Maluku, kian mencemaskan. Puskesmas di dalam kawasan pasar ditutup. Dua perawat terinfeksi Covid-19 setelah menggelar tes cepat massal bagi ratusan pedagang.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Kondisi pasar tradisional Mardika Kota Ambon, yang merupakan pasar terbesar di Maluku, dikhawatirkan menjadi pusat penularan baru Covid-19. Sejumlah pedagang dengan hasil reaktif tes cepat menolak dikarantina. Kini, Puskesmas Rijali di dalam areal pasar tutup lantaran dua perawat dinyatakan positif Covid-19.
Dari pantauan Kompas, Selasa (19/5/2020) siang, gerbang Puskesmas Rijali tertutup. Tidak ada orang berjaga. Sejumlah warga yang hendak memeriksakan kesehatan hanya mendapati secarik kertas berisi pengumuman bahwa puskesmas itu ditutup. Warga yang ingin periksa dipersilakan mendatangi puskesmas terdekat lainnya. Penutupan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Puskesmas itu berada di tengah Pasar Mardika. Bangunan puskesmas terdiri atas tiga lantai tanpa halaman. Hanya ada teras sempit. Setiap saat, orang ramai lalu lalang di depan puskesmas. Bahkan, banyak pedagang di pasar duduk-duduk di dekat gerbang tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Bahkan, setelah ditutup pun masih banyak orang berkerumun di depan puskesmas tanpa masker.
”Banyak warga membandel. Mungkin saja perawat positif Covid-19 itu tertular dari pasien yang datang. Banyak pasien masuk ke dalam puskesmas tidak melengkapi diri dengan masker. Kalau puskesmas sudah ditutup seperti ini, kita akan semakin susah. Ini jadi pelajaran bagi kita semua,” kata Mato (42), warga yang dijumpai di depan puskesmas tersebut.
Dua pekan lalu, digelar tes cepat (rapid test) di puskesmas itu yang diikuti lebih dari 100 orang. Mereka kebanyakan pedagang pasar dan warga yang terlibat kontak erat dengan salah satu korban Covid-19. Korban dimaksud sehari-hari menjual topi di Terminal Mardika dan tinggal di indekos dekat Puskesmas Rijali. Korban sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon, Joy Adriaansz, mengatakan, dua perawat dimaksud terlibat dalam tes cepat secara massal yang digelar dua pekan lalu tersebut. Selama penutupan puskesmas, akan dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruangan.
Dua perawat dimaksud terlibat dalam tes cepat secara massal yang digelar dua pekan lalu tersebut. Selama penutupan puskesmas, akan dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruangan.
Meski demikian, belum ada kejelasan waktu puskesmas itu kembali beroperasi. Masyarakat diminta berobat ke puskesmas terdekat lain, termasuk bagi pengguna Kartu Indonesia Sehat yang terdaftar di Puskesmas Rijali.
Penutupan puskesmas ini menambah deretan fasilitas kesehatan di Maluku yang ditutup akibat penularan Covid-19. Pekan lalu, RSUD dr Haulussy Ambon ditutup lantaran sejumlah tenaga kesehatan terjangkit. Rumah sakit itu merupakan fasilitas kesehatan yang paling memadai di Maluku sehingga dianggap sebagai benteng terakhir fasilitas kesehatan di provinsi berpenduduk 1,8 juta jiwa itu. Penutupan berlangsung dua pekan.
Belum dikarantina
Lebih lanjut, Joy menambahkan, hingga Selasa petang, 43 pedagang di Pasar Mardika, yang menurut hasil tes cepat menunjukkan hasil reaktif, belum juga mendatangi tempat karantina yang ditetapkan pemerintah. ”Pukul 18.00 ini, mereka diharapkan sudah masuk ke lokasi isolasi terpusat. Besok akan dilakukan langkah tegas penutupan sementara kios pedagang yang tetap membandel,” kata Joy.
Pada Selasa, sejumlah petugas kembali mendatangi pedagang dimaksud. Sebagian dari mereka tidak lagi berjualan di pasar. Lapak mereka sudah ditutup. Beredar kabar, mereka kabur. ”Ada yang sudah mudik,” ujar La Amin (34), pedagang masker saat ditanya petugas.
Bermodal surat keterangan sehat, banyak orang dengan mudah keluar dari Ambon ke sejumlah daerah di Maluku. Kaburnya sejumlah pedagang itu semakin membuat rumit kerja tim gugus tugas.
Bermodal surat keterangan sehat, banyak orang dengan mudah keluar dari Ambon ke sejumlah daerah di Maluku. Kaburnya sejumlah pedagang itu semakin membuat rumit kerja tim gugus tugas.
Hingga saat ini, petugas masih menunggu hasil uji swab. Jika kemudian ada di antara mereka yang positif Covid-19, diperkirakan bakal semakin sulit dilacak penyebarannya. Dikhawatirkan mereka telah menularkan ke orang-orang di kampung saat mudik. Korban Covid-19 di kampung yang berada jauh dari Ambon sulit dibantu karena rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 hanya ada di Kota Ambon.
Hingga Selasa malam, jumlah kasus positif Covid-19 terus bertambah. Di Kota Ambon, tercatat 99 kasus positif dengan 16 orang di antaranya sembuh dan lima orang meninggal. Selebihnya masih dirawat. Untuk tingkat Provinsi Maluku, tercatat 118 kasus positif dengan jumlah yang sembuh 21 orang dan tujuh lainnya meninggal.