Jelang Lebaran, Ratusan Orang Tiba di Kendari Sepekan Terakhir
Menjelang Lebaran, jumlah penumpang pesawat yang tiba di Bandara Haluoleo Kendari lebih dari 500 orang dalam sepekan terakhir.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Di tengah larangan mudik terkait pandemi Covid-19, jumlah penumpang pesawat yang tiba di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, lebih 500 orang dalam sepekan terakhir. Jumlah ini meningkat signifikan beberapa hari terakhir menjelang Lebaran. Protokol kesehatan harus terus diterapkan mengingat sejumlah kluster besar penyebaran Covid-19 berasal dari kedatangan warga, baik lewat udara, darat, maupun laut.
Data pengelola Bandara Haluoleo Kendari selama sepekan terakhir menunjukkan, jumlah penumpang yang datang di wilayah ini sebanyak 536 orang. Adapun jumlah penumpang yang berangkat mencapai 801 orang. Sebagian besar penumpang ini tercatat datang dan berangkat dengan alasan sedang bertugas.
Kepala Bandara Haluoleo, Kendari, Safruddin menyampaikan, dalam sepekan terakhir terjadi penambahan penumpang, baik yang berangkat maupun yang tiba. Total penumpang harian bisa mencapai ratusan orang, dari yang sebelumnya hanya belasan menjadi sekitar 50 orang.
”Dua hari ini ada peningkatan penumpang. Penumpang yang tiba pada Rabu kemarin 124 orang dan yang berangkat 183 orang. Hari ini juga cukup banyak. Besok, infonya ada penerbanan ke Makassar yang sudah terisi sekitar 60 persen,” terang Safruddin, di Kendari, Kamis (21/5/2020).
Menurut Safruddin, setiap hari total penerbangan dua hingga tujuh kali. Rute penerbangan komersial ini hanya melayani dari dan menuju Makassar dan Jakarta. Sejumlah penerbangan yang memiliki penumpang sedikit menyesuaikan jadwal penerbangan.
Meningkatnya jumlah penumpang, kata Safruddin, telah diantisipasi dengan penerapan protokol kesehatan sesuai aturan yang berlaku. Jaga jarak, memakai masker, dan pemeriksaan suhu terus dilakukan kepada setiap penumpang.
Meski penumpang meningkat dua hari terakhir, yang diangkut maskapai telah dikurangi.
”Sama seperti sebelumnya, kita telah terapkan protokol kesehatan dalam pandemi Covid-19. Meski penumpang meningkat dua hari terakhir, yang diangkut maskapai telah dikurangi. Angka ini tentunya sangat berbeda jauh dibandingkan dengan masa Lebaran tahun sebelumnya yang mencapai 4.000 orang dalam sehari,” tutur Safruddin.
Pada Kamis, tercatat ada empat penerbangan, yakni dua penerbangan reguler dan dua penerbangan khusus. Total penumpang tiba sebanyak 78 orang dan penumpang yang berangkat 212 orang.
Andre Sacrizal dari bagian Humas Bandara Haluoleo, menyampaikan, setiap penumpang yang tiba tetap diperiksa kesehatannya. Selain itu, pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan bandara juga mengecek persyaratan administrasi kesehatan para penumpang. ”Barcode penerbangannya dicek lagi, apakah tetap sesuai atau tidak. Tentu, selain pemeriksaan suhu dan tetap menjaga jarak,” ucapnya.
Untuk penumpang yang akan berangkat, tambah Andre, pengecekan persyaratan juga dilakukan dengan ketat. Sejumlah syarat terbang, seperti hasil uji cepat atau uji spesimen, surat perjalanan dinas atau surat keterangan meninggal keluarga, dan waktu kembali, harus dilengkapi penumpang.
Sejumlah kasus ditemukan selama penerbangan dibuka kembali. Beberapa penumpang tidak memiliki hasil pengecekan kesehatan yang sesuai persyaratan. ”Ada yang cuma pakai surat keterangan sehat dari puskesmas kami tolak dan arahkan untuk melengkapi hasil tes dari rumah sakit yang telah ditunjuk pemerintah, baru bisa berangkat,” ucap Andre.
Protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 wajib dilakukan. Pembukaan kembali penerbangan oleh pemerintah membuat arus penumpang terus terjadi. Kebijakan ini menjadi sorotan berbagai pihak karena menganggap pemerintah tidak serius mengatasi penyebaran virus korona tersebut.
Di Sultra, sejumlah kluster penyebaran virus berasal dari luar, baik lewat penerbangan maupun pelabuhan laut. Dari penerbangan, diketahui ada kluster Sukabumi, Magetan, dan umrah. Untuk kluster Sukabumi, misalnya, ada puluhan orang dari Sultra yang teridentifikasi positif setelah pulang mengikuti pendidikan di Sukabumi.
Sementara, dari pelabuhan, ada kluster KM Rodolonda, KM Lambelu, KM Nggapulu, dan kluster lainnya. Riwayat kontak dari pelaku perjalanan terus ditelusuri agar penyebaran bisa dihentikan.
Hingga Kamis sore, jumlah pasien positif Covid-19 di Sultra sebanyak 202 orang. Sebanyak 4 orang meninggal, 25 orang sembuh, dan 173 orang masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit dan tempat karantina pasien.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra, dr Rabiul Awal, menyampaikan, kluster besar yang berasal dari luar telah menyebar di komunitas-komunitas kecil. Hal itu membuat penelusuran orang yang berpotensi terjangkit semakin sulit karena wilayahnya terus meluas. Penelusuran secara masif di daerah harus terus dilakukan.