Pemudik di Brebes Diimbau Karantina Mandiri Diawasi Gugus Tugas Desa
Puluhan ribu orang tiba di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah selama masa larangan mudik. Mereka diminta mengarantina diri dengan diawasi tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 tingkat desa.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS -- Puluhan ribu orang tiba di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah selama masa larangan mudik diberlakukan 24 April-31 Mei 2020. Mereka diimbau menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing dengan pengawasan gugus tugas Covid-19 tingkat desa.
Sejak larangan mudik diberlakukan, sedikitnya 20.817 orang tiba di Brebes dari berbagai daerah di dalam dan luar negeri. Ketika tiba di Brebes, mereka didata dan dicek suhu tubuhnya. Jika tidak tergolong demam, mereka akan diminta mengisolasi diri di rumah masing-masing.
"Kami tidak mungkin menyuruh mereka kembali ke tempat semula, mau tidak mau harus kita terima. Nanti mereka kami minta untuk karantina mandiri dengan diawasi oleh tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat desa," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Brebes Djoko Gunawan di Brebes, Kamis (21/5/2020).
Djoko mengatakan, pihaknya belum menyediakan tempat karantina komunal bagi pemudik. Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes menyediakan satu gedung yang digunakan untuk mengarantina pasien positif Covid-19 yakni di Islamic Center Brebes.
Menurut Djoko, mayoritas orang yang kembali ke Brebes selama larangan mudik adalah pekerja yang habis kontrak kerjanya, dirumahkan, diputus hubungan kerjanya, atau yang tempat usahanya sepi. Sebagian tidak mendapatkan bantuan pemerintah setempat, sehingga memilih pulang ke Brebes.
Sebelumnya, Pemkab Brebes membantu kepulangan 140 warganya yang tertahan di Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Ratusan warga itu tidak diizinkan menyeberang lantaran tidak memiliki surat bebas Covid-19 yang dibuktikan dari hasil negatif pemeriksaan usap atau hasil nonrekatif tes cepat.
Kami tetap mengimbau kepada warga Brebes yang masih bisa bertahan di perantauan untuk tidak pulang dulu. (Djoko Gunawan-Sekda Kabupaten Brebes)
Pemkab Brebes kemudian mengirim sejumlah uang kepada pengelola pelabuhan untuk membiayai warganya dalam tes cepat. Berdasarkan tes cepat tersebut, seluruhnya dinyatakan nonreaktif.
"Alhamdulillah, semuanya sudah kami bantu dan saat ini sudah tiba di rumahnya masing-masing. Kendati demikian, kami tetap mengimbau kepada warga Brebes yang masih bisa bertahan di perantauan untuk tidak pulang dulu," tutur Djoko.
Hingga Kamis malam, jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Brebes mencapai 25 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 18 orang masih dikaratina dan dirawat di rumah sakit. Sementara itu, sembilan orang lainnya dinyatakan sembuh.
Saat ini, Pemkab Brebes sedang memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Berdasarkan evaluasi pelaksanaan PKM yang dilakukan Pemkab Brebes, kerumunan masyarakat masih dijumpai di sejumlah titik. Masyarakat juga belum sepenuhnya disiplin menggunakan masker.
Pemkab Brebes akan menggencarkan sosialisasi penggunaan masker melalui patroli masker. Selain itu, mereka akan memperketat penerapan pembatasan fisik di sejumlah pasar dengan cara menata jarak antarpedagang minimal satu meter.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Daerah Jateng Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 10 titik penyekatan untuk mengidentifikasi para pelaku perjalanan yang akan menuju ke Jateng. Hingga hari ke-27 operasi penyekatan pemudik, sebanyak 4.722 kendaraan yang diduga akan mudik diputar kembali ke tempat asal.
"Ketika sampai di posko-posko penyekatan, pelaku perjalanan akan kami periksa suhu tubuhnya. Setelah itu, kami juga akan menanyakan tujuan perjalanan untuk mengidentifikasi, mereka pemudik atau bukan," kata Ahmad.
Kendaraan yang diputarbalik akan ditempeli stiker agar mereka mendapat prioritas, salah satunya tidak dikenai biaya lebih tinggi saat bertansaksi di gerbang tol.
Menurut Ahmad, pelaku perjalanan tidak memiliki alasan kuat akan langsung diminta memutar kembali ke tempat asal. Kendaraan yang diputarbalik akan ditempeli stiker agar mereka mendapat prioritas, salah satunya tidak dikenai biaya lebih tinggi saat bertansaksi di gerbang tol.