Tiga Terduga Penyuplai Dana Terorisme Diringkus di Batang
Densus 88 Antiteror menangkap empat orang terduga teroris di Batang, Jateng dan di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (20/5/2020). Terduga teroris di Batang terkait dengan jaringan teroris yang ditangkap Maret lalu.
Oleh
KRISTI UTAMI/PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATANG, KOMPAS - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali menangkap tiga orang terduga penyuplai dana untuk kepentingan terorisme di Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (20/5/2020). Penangkapan di wilayah ini merupakan yang kedua selama 2020.
Tiga orang yang ditangkap tersebut adalah SR (62), MH (35), dan MS (27). SR dan MH merupakan ayah dan anak yang tinggal di Desa Subah, Kecamatan Subah. Adapun MS merupakan warga Desa Sengon, Kecamatan Subah.
"SR ditangkap saat sedang tidur di rumahnya, Rabu pagi. Sementara itu, MH ditangkap saat dalam perjalanan menuju pasar," kata Kepala Desa Subah Krisianto, saat dihubungi dari Kota Tegal, Kamis (21/5).
Adapun MS ditangkap di rumahnya. Seluruh terduga teroris ditangkap tanpa perlawanan dan langsung dibawa menuju kantor Kepolisian Daerah Jateng untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Krisianto mengatakan, dirinya mengenal baik SR dan MH. Sehari-hari, SR bekerja sebagai pengusaha tahu, tempe, dan mebel. Sementara MH bekerja sebagai penjual perabotan plastik di pasar.
"Keduanya baik, tidak pernah menunjukkan gelagat mencurigakan. SR pernah bercerita kalau dulunya sempat gabung dengan kelompok Negara Islam Indonesia, tapi sekarang sudah tidak," ujar Krisianto.
Krisianto menduga, penangkapan yang terjadi Rabu, merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris di desa yang sama pada 25 Maret lalu. Dalam kasus tersebut, keluarga terduga teroris yang ditangkap itu diketahui berafiliasi pada jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). SR dan MH diduga menjadi penyuplai dana untuk JAD.
"Pernah saya tanya apa benar mereka menyuplai dana untuk JAD, tetapi mereka menjawab bahwa itu tidak benar. Lalu, saya katakan, kalau benar tidak terlibat, tenang saja dan ikuti prosesnya," imbuh Krisianto.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Daerah Polda Jateng Inspektur Jendral Ahmad Luthfi membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di Batang. Menurut Ahmad, selama Operasi Ketupat Candi (24 April-30 Mei), antisipasi terhadap tindakan teror tetap dilakukan.
"Nanti Brimob, TNI, dan Shabara mengamankan kegiatan anggota polisi yang melakukan kegiatan kemanusiaan. Hal itu dilakukan untuk memberikan efek pencegahan," kata Ahmad.
Teroris Batam
Di Batam, Kepulauan Riau, polisi juga menangkap satu terduga teroris, Rabu malam. Dari data yang dihimpun Kompas, terduga teroris yang ditangkap ialah laki-laki berusia 16 tahun yang tinggal di Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung.
Para tetangga di rumah terduga teroris tersebut mengatakan, laki-laki itu tinggal mengontrak bersama kedua orangtua dan satu adiknya. Ia dan keluarganya diketahui baru tinggal di lokasi itu selama lebih kurang dua bulan.
Sampai sekarang, Kepolisian Daerah Kepri belum memberikan keterangan sedikit pun terkait hal ini. Kepala Polda Kepri Inspektur Jenderal Aris Budiman juga tidak bersedia dikonfirmasi mengenai penangkapan terduga teroris di Batam. "Ah, itu nanti, belum. Masih dalam (proses)," kata Aris.
Adapun terkait kondisi keamanan jelang Idul Fitri, Aris mengatakan, situasi di Kepri sampai saat ini aman terkendali. Aparat kepolisian tetap siaga setiap saat menjaga keamanan warga melalui dua operasi, yaitu Operasi Aman Nusa dan Operasi Ketupat.
"Dua (operasi) terlaksana dengan baik, semua petugas dalam keadaan siap. Untuk seluruh operasi di Polda Kepri, personel yang disiapkan sebanyak 395 orang," ujar Aris.