DKK Salurkan Bantuan untuk Mahasiswa, Difabel, serta Seniman di DIY dan Jateng
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang terkena dampak Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penerima bantuan itu antara lain mahasiswa, seniman, dan warga difabel.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas kembali menyalurkan bantuan sosial kepada sejumlah elemen masyarakat terdampak pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bantuan berupa paket bahan pokok dan masker kain itu disalurkan, antara lain, kepada mahasiswa, seniman, dan warga difabel.
Total bantuan mencapai 459 paket. Setiap paket berisi 5 kilogram beras, 10 bungkus mi instan, 1 bungkus teh celup, 1 liter minyak goreng, 1 botol kecap, 1 kg tepung terigu, dan 2 masker kain.
”Bantuan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) ini diharapkan bisa meringankan beban komunitas selama pandemi,” kata General Manager Communication Management Kompas Gramedia Saiful Bahri saat menyalurkan bantuan di kampus Universitas Sanata Dharma (USD), Sleman, DIY, Jumat (22/5/2020).
Salah satu penerimanya adalah para mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi USD. Mereka adalah mahasiswa yang tidak bisa pulang ke kampung halamannya selama pandemi. ”Ada yang dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Lampung, dan sejumlah daerah lain di luar Jawa. Mereka tidak bisa kembali ke kampung halamannya. Makanya kami mencoba membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka,” ujar Saiful.
Bantuan itu juga diberikan kepada seniman dari sejumlah komunitas, di antaranya Kelompok Suka Parisuka Yogyakarta, Kelompok Seniman Yogya T2, dan Badai Art Studio. Mereka terdampak karena frekuensi penyelenggaraan kegiatan seni turun drastis selama pandemi.
”Khusus seniman, mereka, kan, tidak bisa beraktivitas di luar. Makanya kami juga memberikan bantuan agar mereka tidak terganggu saat harus terus berproses secara kreatif,” ungkapnya.
Kalangan difabel juga mendapat perhatian penting. Beberapa kelompok, seperti masyarakat tunanetra di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, serta sebuah yayasan di Bantul. Selain itu, DKK juga memberikan bantuan serupa kepada para tenaga kesehatan di Puskesmas Secang, Kabupaten Magelang, Jateng.
Khusus seniman, mereka kan tidak bisa beraktivitas di luar. Makanya kami juga memberikan bantuan agar mereka tidak terganggu saat harus terus berproses secara kreatif.
Ketua Prodi Pendidikan Ekonomi USD Catharina Wigati Retno Astuti, mengucapkan terima kasih atas perhatian DKK. Dia menuturkan, bantuan tersebut sangat berarti. Semuanya, kata dia, bisa meringankan beban ekonomi yang dialami mahasiswa USD dari luar daerah. Catharina memaparkan, ada 100 orang mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi USD yang menerima bantuan DKK.
Terdampak Covid-19
Menurut Catharina, orangtua para mahasiswa tersebut terdampak Covid-19. Kondisi itu menyebabkan kiriman uang saku menjadi tidak lancar. Catharina mencontohkan, sebagian orangtua mahasiswa itu ada yang bekerja sebagai penenun atau pembuat kerajinan kain tenun di NTT. Namun, karena aktivitas wisata terhenti, penjualan kain tenun juga menurun drastis.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi USD asal Sumba Timur, NTT, Andri Putra Vitalis Jesima (20) menuturkan, orangtuanya bekerja sebagai petani dan penenun. Namun, saat pandemi, penjualan kain tenun di NTT merosot karena tidak ada wisatawan yang datang. Kondisi itu menyebabkan kiriman uang saku untuk Andri juga menurun drastis.
”Tahun ini, di NTT hujannya tidak menentu, di tempat saya sana terjadi gagal panen tahun ini. Selain itu, kain tenun juga tidak laku karena tidak ada pembelinya. Jadi, uang yang dikirim ke kami itu terbatas sekali,” tutur Andri.