Shalat Idul Fitri di Padang Upayakan Penerapan Protokol Kesehatan
Sebagian umat Islam di Kota Padang, Sumatera Barat, tetap melaksanakan shalat Idul Fitri berjemaah di masjid di masa pandemi Covid-19.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sebagian umat Islam di Kota Padang, Sumatera Barat, tetap melaksanakan shalat Idul Fitri berjemaah di masjid di masa pandemi Covid-19. Pelaksanaan shalat Id diupayakan menerapkan protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.
Salah satu lokasi penyelenggaraan shalat Id adalah Masjid Quwwatul Ummah, Kampung Purus Kebun, Kelurahan Ujung Gurun, Padang Barat, Padang, Minggu (24/5/2020) pagi. Ratusan jemaah laki-laki dan perempuan di Kampung Purus Kebun melangsungkan shalat Id dengan khusyuk.
Shalat Id dilangsungkan sekitar pukul 07.30. Jemaah datang ke masjid dengan menggunakan masker dan membawa sajadah masing-masing. Sebelum masuk ke masjid, jemaah mencuci tangan dan menjalani pemeriksaan suhu tubuh. Seusai shalat, warga langsung pulang tanpa bersalam-salaman.
Kami kemudian mengurus surat persetujuan kepada pihak kecamatan dan disetujui.
Wakil Ketua Pengurus Masjid Quwwatul Ummah Yendri Agustin mengatakan, penyelenggaraan shalat Id di masjid berdasarkan keinginan jemaah di Purus Kebun. ”Kami kemudian mengurus surat persetujuan kepada pihak kecamatan dan disetujui,” kata Yendri.
Yendri menjelaskan, dalam pelaksanaan shalat Id, pengurus mengupayakan penerapan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan memeriksa suhu tubuh. Masjid juga tidak menerima jemaah dari luar kampung.
Menurut Yendri, jauh-jauh hari sebelumnya, masyarakat berupaya menjaga kampung mereka dengan memblokir akses masuk bagi orang luar. Beberapa hari menjelang Idul Fitri, penjagaan akses masuk diperketat.
Selain itu, pengurus masjid rutin mendisinfeksi masjid. Pemuda kampung juga mendisinfeksi fasilitas kampung dan rumah-rumah sekali-dua kali dalam seminggu. Fasilitas tempat cuci tangan juga disediakan di masjid. Semuanya dilakukan pengurus masjid dan pemuda secara swadaya.
Buyuang (48), anggota jemaah, mengatakan, shalat Idul Fitri tahun ini di Masjid Quwwatul Ummah tidak seperti tahun lalu. Sebagian warga tidak ikut shalat di masjid karena khawatir.
”Saya ikut karena orang dari luar kampung tidak ada. Saya juga menjaga diri, antara lain menggunakan masker, cuci tangan, dan bawa sajadah sendiri. Yang penting berusaha,” kata Buyuang.
Solidaritas
Ustaz Tasrif Komarudin dalam khotbahnya menyampaikan, wabah Covid-19 yang melanda Sumbar merupakan ujian bagi umat. Ujian tersebut diharapkan semakin mendekatkan umat kepada Allah SWT.
Tasrif melanjutkan, wabah Covid-19 tidak hanya berdampak pada risiko kesehatan, tetapi juga pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Banyak warga kehilangan mata pencarian selama wabah berlangsung.
Jemaah pun diimbau tetap bersolidaritas. Jangan sampai tetangga tidak bisa makan karena kesulitan ekonomi. Wabah Covid-19 di Sumbar belum dapat diketahui pasti kapan akan berakhir.
Ditambahkan Tasrif, penularan virus Covid-19 sangat cepat sehingga berbahaya, terutama bagi kalangan rentan. Oleh sebab itu, masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak.
”Walaupun kita tidak dapat berjabat tangan, jangan sampai silaturahmi kita terputus,” kata Tasrif.