Banjir Merendam Samarinda, Sebagian Warga Mulai Mengungsi
Banjir merendam delapan kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, sejak malam takbiran hingga Senin ini. Setidaknya 22.100 jiwa terdampak banjir. Sejumlah warga mulai mengungsi.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
SAMARINDA, KOMPAS – Banjir yang merendam delapan kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, sejak malam takbiran, belum juga surut hingga Senin (25/5/2020). Sejumlah warga mulai mengungsi ke rumah kerabat dan posko yang disediakan. Banjir dipicu hujan deras yang diperparah drainase buruk.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda mencatat, setidaknya 22.100 jiwa terdampak banjir. Air merendam permukiman warga antara 20 sentimeter dan 100 sentimeter sejak Jumat (22/5/2020) akibat hujan lebat yang turun lebih dari dua jam.
Pada hari selanjutnya, hujan masih turun di pagi dan sore hari hingga Senin ini paling lama satu jam. Selain hujan deras, banjir diperparah sejumlah faktor, terutama buruknya sistem drainase. Faktor pemicu lain, yakni sedimentasi lahan dan alih fungsi lahan di wilayah hulu sungai.
Hingga Senin, banjir merendam jalan raya dan permukiman warga di Kelurahan Sempaja Timur, Sempaja Selatan, Lempake, Sempaja Utara, Gunung Lingai, Temindung Permai, Bandara, dan Sidodadi.
”Tim gabungan sudah mulai mengevakuasi warga yang rumahnya terendam dan tidak kunjung surut. Sebagian mengungsi di posko, sebagian lain memilih mengungsi di rumah keluarga yang aman dari banjir,” kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Samarinda Ifran saat dihubungi dari Balikpapan.
Ia mengatakan, sebagian besar warga di Kelurahan Sempaja Timur mulai mengungsi karena air sudah masuk ke dalam rumah dan belum surut. Kondisinya tidak memungkinkan bagi warga untuk tetap tinggal, sebab air yang masuk ke rumah berbau dan kotor. Selain itu, air bersih juga sudah sulit didapat di rumah-rumah warga.
Warga yang tidak memiliki kerabat di dekat permukiman mengungsi di masjid dan gedung kelurahan. Warga tidur beralaskan tikar dan karpet. Irfan mengatakan, bantuan berupa kebutuhan pokok pengungsi mulai disalurkan. Pengungsi masih membutuhkan pakaian bersih untuk dewasa dan anak-anak.
Bantuan berupa kebutuhan pokok pengungsi mulai disalurkan. Pengungsi masih membutuhkan pakaian bersih untuk dewasa dan anak-anak.
Terpeleset
Kepala Seksi Operasional dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan, Octavianto, mengatakan, seorang warga mengalami kecelakaan saat rumahnya terendam banjir. Warga di daerah Jalan Pemuda itu terpeleset dari lantai dua dan jatuh ke kubangan banjir.
”Korban cedera di bagian kaki kiri. Saat ini tim gabungan sudah mengevakuasi warga itu ke rumah sakit,” kata Octavianto.
Ia mengatakan, banyak anak-anak yang masih tertahan di rumah. Beberapa warga menghubungi tim SAR untuk minta bantuan evakuasi. Octavianto mengatakan, tim gabungan masih menyisir lokasi-lokasi yang terendam air tinggi untuk mengevakuasi warga.
Berulang
Banjir di Samarinda selalu terjadi ketika turun hujan lebat lebih dari satu jam. Pemerintah Kota Samarinda menilai, banjir disebabkan drainase yang buruk dan sedimentasi di Sungai Karang Mumus yang membelah Kota Samarinda (Kompas, 17/6/2019).
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tahun lalu menganggarkan Rp 25,7 miliar untuk pengendalian banjir Kota Samarinda. Anggaran itu digunakan untuk pembangunan embung serbaguna, normalisasi Sungai Karang Mumus, dan peningkatan bendungan Benanga.
Normalisasi Sungai Karang Mumus sudah mulai berjalan, tetapi berbagai tempat yang diproyeksikan sebagai embung serbaguna sudah berubah fungsi. Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III mencatat, lokasi untuk Embung Sempaja, Kolam Retensi Damhuri, dan Embung Bengkuring, telah berubah menjadi permukiman.
Sementara Embung Muang berubah menjadi tambang batubara, sedangkan Embung Pampang Kanan menjadi perkebunan kelapa sawit. Mulai 2019, BWS Kalimantan III baru bisa memulai pembangunan embung serbaguna Sempaja seluas 0,7 hektar dengan nilai kontrak Rp 7,8 miliar.
”Pengerjaan sudah dimulai sejak Juni 2019. Daya tampung airnya 27.000 meter kubik. Sementara di wilayah Sempaja butuh penampungan untuk 500.000 meter kubik air agar wilayah itu terhindar banjir,” ujar Kepala BWS Kalimantan III Anang Muchlis.