Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini belum membahas skenario normal baru. Pembahasan normal baru masih menunggu evaluasi tren penambahan kasus positif Covid-19 dan kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini belum membahas skenario kelaziman baru. Pembahasan normal baru masih menunggu evaluasi tren penambahan kasus positif Covid-19 dan kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan.
”Nanti saja belum saatnya, nanti minggu depan saja, ya, kita lihat datanya,” kata Risma di Surabaya, Selasa (26/5/2020).
Menurut dia, pemberlakukan normal baru akan efektif jika kasus Covid-19 sudah dapat dikendalikan. Beberapa parameternya adalah penurunan jumlah kasus, peningkatan tes massal, dan kepatuhan warga dalam menaati protokol kesehatan.
Nanti saja belum saatnya, nanti minggu depan saja, ya, kita lihat datanya. (Tri Rismaharini)
Saat ini, pihaknya masih fokus untuk menurunkan jumlah kasus positif di Surabaya. Langkah yang ditempuh melakukan tes massal agar bisa memisahkan warga yang tertular. Dengan demikian, rantai penularan Covid-19 bisa diputus dan kasus bisa dikendalikan.
Data Dinas Kesehatan Kota Surabaya hingga 25 Mei 2020 menunjukkan, kasus terkonfirmasi positif mencapai 2.095 orang. Sebanyak 188 pasien sembuh dan 177 orang meninggal. Sementara orang dalam pemantauan masih sebanyak 480 orang dan pasien dalam pengawasan sebanyak 1.617 orang.
Untuk memutus rantai penularan, Dinas Kesehatan mengidentifikasi setidaknya 47 kluster penularan. Dari data penelusuran kontak, dilakukan tes massal untuk mengetahui sejauh mana penularan sudah berlangsung.
Data hingga 23 Mei 2020, tes usap tenggorokan sudah dilakukan kepada 1.155 orang dan tes cepat sebanyak 19.416 orang. Masih ada 635 orang yang hasil tes usap tenggorokan belum keluar. Dengan demikian, rasio tes usap tenggorokan mencapai 1 per 3.000 penduduk dan tes cepat 18 per 3.000 penduduk. ”Tenaga kesehatan saja masih berjibaku menangani pasien Covid-19,” tutur Risma.
Meningkatkan kedisplinan
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto menambahkan, untuk meningkatkan kedisiplinan warga mematuhi protokol kesehatan, dibentuk program Kampung Wani Jogo Suroboyo. Pengurus tingkat RW diminta membantu mendisiplinkan warga melaksanakan protokol kesehatan mulai dari tingkat keluarga dan permukiman.
”Tujuan utama dari pembentukan program ini adalah membentuk kesadaran warga untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan agar bisa memutus rantai penularan Covid-19. Jika warga sudah disiplin sejak berada di tempat tinggalnya, akan terbiasa saat berada di tempat lain,” katanya.
Dalam program Kampung Wani Jogo Suroboyo, ada empat pilar utama, yakni Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo, dan Satgas Wani Ngandani. Setiap satgas menjalankan tugas berdasarkan beberapa surat edaran yang telah diterbitkan Wali Kota Surabaya mulai Februari 2020.