Ribuan Karung Pasir Diandalkan Tekan Laju Abrasi di Cilacap
Sedikitnya 2.500 karung pasir diandalkan menahan laju abrasi di pesisir Pantai Tegalkamulyan, Cilacap, Jawa Tengah. Tanpa perbaikan ideal, abrasi masih bakal terus mengancam kawasan itu.
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Sedikitnya 2.500 karung pasir diandalkan menahan laju abrasi di pesisir Pantai Tegalkamulyan, Cilacap, Jawa Tengah. Tanpa perbaikan ideal, abrasi masih bakal terus mengancam kawasan itu.
Abrasi tampak terjadi di sepanjang Pantai Tegalkamulyan. Populasi cemara laut sangat minim. Akibatnya, air laut menggerus tanggul yang dibangun berjarak sekitar 50 meter dari bibir pantai. Tidak ada bangunan permanen di sekitarnya. Namun, berdiri warung-warung pedagang yang terbuat dari kayu serta bambu.
”Kami sudah menyiapkan 2.000 karung pasir untuk menangani tanggul jebol. Selain itu, ada juga 500 karung pasir dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Cilacap,” kata Kata Kepala Seksi Kedaruratan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap Suarji, Rabu (27/5/2020).
Suarji menyampaikan, tanggul jebol berada di sepanjang Pantai Tegalkamulyan, Cilacap. Ada tiga titik tanggul jebol, masing-masing sepanjang 500 meter, 80 meter, dan 25 meter. ”Tanggul yang sebelumnya sudah kami buat selebar 5 meter itu jebol karena tergerus ombak,” ucapnya.
Di pantai itu tim gabungan bergotong royong menimbun bongkahan tanggul yang jebol dengan karung-karung berisi plastik. Tanggul beton setinggi hampir 3 meter ambruk ke arah pantai. Tanah dan pasir di sekitarnya tergerus. Bahkan, sebuah warung di dekat tanggul hampir ambruk karena bagian bawahnya sudah menggantung.
Tanggul jebol berada di sepanjang Pantai Tegalkamulyan, Cilacap. Ada tiga titik yang jebol, masing-masing sepanjang 500 meter, 80 meter, dan 25 meter.
Tanggul yang jebol dan ombak yang tinggi juga menyebabkan air laut melimpas ke areal permukiman warga, berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai. Banjir rob melimpas melalui sungai-sungai dan menggenangi permukiman warga sejak dua hari terakhir dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter.
”Kemarin rob tinggi sekali sampai masuk ke rumah. Siang ini sudah mulai surut,” kata Pandim (43), warga Desa Tapang Dengklok, Tegalkamulyan, Cilacap.
Rob masih tampak menggenangi pekarangan warga. Ketinggian air sekitar 20 sentimeter. Sejumlah penghuni rumah pun menutup bagian pintu dengan karung-karung pasir untuk menahan air masuk ke dalam rumah.
”Ini rob tahunan, tetapi kali ini besar sekali,” kata Kasmini (32) yang sedang membersihkan rumahnya dari limpasan rob.
Data BPBD Cilacap menyebutkan banjir rob menyebabkan 3.750 rumah di pesisir Cilacap terdampak. Sebelumnya, Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap memprakirakan gelombang tinggi 4-6 meter masih terjadi hingga tiga hari ke depan. Warga, terutama nelayan dan wisatawan, diminta waspada pada ombak tinggi ini karena berbahaya.